Pertemuan Pertama

3.5K 268 9
                                    

"Aku bilang,, lepaskan akuu sasukeeeee!!!" bentak karin berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman sasuke. Pria berambut raven model emo. Terlihat rahang pria itu mengeras. Wajahnya memerah menahan amarah dan juga cengkraman tangannya pada karin gadis berambut merah itu semakin erat.

"Kau harus menjelaskan semua ini karin!!! Kenapa kau minta putus denganku secara tiba-tiba seperti ini!!!" bentaknya.

Cengkramannya dari tangan karin terlepas saat seorang pria berambut putih memaksa melepaskan tangan karin dari genggaman sasuke hingga pada akhirnya membuat karin meringis kesakitan dan tangannya memerah.

"Hey uchiha!! Dia tak menginginkanmu lagi! Kau miskin!!! Kau sudah tak punya apa-apa karena kau tak di anggap lagi anak oleh ayahmu!! Kau hanya sam-"

Buuukk

Perkataan pria itu terhenti di susul dengan suara pukulan keras dari sasuke dan pekikan keras dari karin. Orang-orang yang berada di sekitar mereka menatap mereka bertiga. Pria itu tersungkur agak jauh dari hadapan sasuke.

Mata sasuke berkilat marah. Kedua tangannya mengepal. Dan, perlahan dia mendekati pria itu.

Terlihat sang gadis membantu pria itu berdiri. Pria itu agak kesulitan berdiri meskipun karin membantunya. Pukulan sasuke sangatlah kuat, bahkan dia memuntahkan darah dari mulutnya.

Sasuke berhenti tepat di depan kedua orang yang menghianatinya. Menatap tajam mereka. Sementara kedua orang itu, lebih tepatnya karin was-was jika pada akhirnya sasuke akan memukul pria berambut putih itu, dia harus melindunginya. Biarlah dia yang menjadi korban, jangan pria itu. Dia sangat mencintai pria itu.

"Sampah,, tetaplah sampah!! Ambillah gadis sampah itu!! Dia lebih rendah dari sampah pantas kalian bersanding suigetsu.... Ku harap aku tak melihat kedua sampah seperti kalian.. Aku akan menghilangkan semua kebersamaan kita bertiga selama ini.. Selamat tinggal sampah...."

Kedua orang itu mematung di tempat. Kata-kata sasuke kena tepat di hati mereka. Mereka merasa amat bersalah dan malu sekarang. Bahkan, orang-orang di sekitar mereka mulai berbisik-bisik lalu menggeleng-gelengkan kepala lalu beranjak pergi setelah menatap karin dan suigetsu jijik.
.

Tap, tap, tap..

Sasuke melangkah pelan dan lesu. Pandangannya begitu kosong. Dia merasa begitu hancur, kebahagiannya lenyap bagaikan buih air yang menghilang begitu terjadi penguapan.

Dua kejadian hari ini sudah benar-benar membuatnya hancur. Pertama, saat dia memutuskan untuk mengambil jurusan musik di London ayahnya malah marah dan malah menyuruhnya mengambil jurusan bisnis dan memerintahkannya untuk menjadi penerusnya kelak, bisa di bilang menjadi wakil direktur setelah sang kakak, uchiha itachi yang menjadi direktur. Namun, sayangnya sasuke tak menerima ajakan ayahnya itu dan memilih berkarir dalam dunia musik. Pada akhirnya ayahnya mengusirnya dari rumah... Dan, sekarang? Dia malah dihianati oleh pacarnya karin. Karin berselingkuh dengan teman SMAnya suigetsu. Dia menganggap suigetsu sangat baik, tapi ternyata dia salah mereka malah menusuknya dari belakang dan selama ini mereka hanya memanfaat kekayaannya saja. Mereka mendekatinya hanya karena kaya.

Dia berjalan tak tentu arah. Untunglah jalan terlihat sunyi. Jadi, tak apa-apa. Langkahnya perlahan berhenti di taman. Perlahan dia sadar, Indra pendengarannya menangkap suara tangis yang terdengar seperti di tahan, di susul tawa kecil lalu gumaman yang sasuke bisa dengar.

Sasuke mengalihkan pandangannya. Dia mendapati gadis berambut pink pendek duduk di ayunan sambil menangis dan tertawa. Tawanya terdengar sangat menyakitkan. Dia berayun-ayun kecil. Perlahan, sasuke mendekatinya dan tanpa gadis pink itu sadari sasuke sudah duduk di ayunan sebelah kanannya. Sasuke mengulas senyum tipis melihat gadis bersyal merah itu. Memang, malam ini sangat dingin. Oleh karena itu gadis pink itu memakai mantel tebal berwarna coklat susu menutupi bagian tubuh atasnya sampai pahanya. Dia juga menutup kepalanya dengan kupluk tebal, tangannya memakai sarung tangan rajut berwarna merah, dan telinganya juga di tutup dengan penutup telinga yang senada dengan sarung tangan dan syalnya. Sayangnya, sasuke tidak memakai apapun untuk menghangatkan dirinya. Ayahnya tak mengijinkannya membawa bajunya. Bahkan dia merasa sedih saat ibunya menangis dan memohon pada ayahnya untuk menyuruhnya tetap tinggal, atau bahkan jika dia pergi ibunya meminta ayahnya untuk membawa baju-bajunya. Miris memang...

Love Song For Sakura✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang