"BERTARUNGLAH LAYAKNYA SEORANG ALPHA FELIX!" hardik seseorang yg lebih tua pada anak laki laki kesayangannya yang tengah sedikit kesakitan menahan serangan dari beberapa orang yang dia hadapi.
Felix, adalah seorang Omega yang berusia 12 tahun, namun ia dilatih oleh ayahnya menjadi Alpha. Ibunya sudah meninggal saat melahirkan Felix. Ayahnya mendidik Felix agar suatu saat akan memimpin pack nya.
"Ayah..." rintihan keluar dari mulut sang anak namun, nampaknya sang ayah sama sekali tak peduli. Beberapa serigala menyerang Felix kecil habis habisan.
Felix melawan sekuat yg ia bisa, cakaran demi cakaran, diterima Felix di sekujur tubuhnya. Rasa sakit bagaikan dicambuk dengan besi panas sebanyak 1000 kali menjadi satu di badan omega kecil ini.
"Cukup! Sampai sini dulu latihannya" Tubuh kecil itu ambruk, dan serigala serigala itu berubah menjadi manusia lagi. Menatap Felix kecil dengan perasaan bersalah "Ayolah Daniel, kau mengorbankan anakmu sendiri. Ingat dia male omega "
"Ga usah campurin urusan gua Mark"
Daniel menyeret Felix masuk ke dalam tenda dan melempar anaknya ke tanah. "Tidurlah Felix, esok kau akan berperang" Felix menangis memegangi tangan kecilnya, tampaklah luka dengan darah yang mengucur deras. Daniel pun tak tega dan akhirnya mengambil kotak obat untuk mengobati luka anaknya.
"Maafkan ayah" ucap Daniel sembari mengobati luka Felix. Tatapan khawatir ditunjukkan oleh kedua mata berwarna kuning milik ayah Felix.
"Bersiaplah Alpha, esok akan ada pertempuran besar. Jika ayah tak selamat tolong berjanjilah satu hal. Jangan tunjukkan bahwa kau adalah omega. Kau tau ayah sangat sayang padamu jadi tolong, jika ayah tidak selamat. Lari, lari secepat angin"
Felix menaruh tangan kecilnya di pipi ayahnya yg mulai menesteskan air mata. "A-ayah...Felix sayang ayah"
Daniel memeluk Felix erat lalu mengecup pipi gembil anaknya.
"Daniel bangun, lolongan perang sudah terdengar" ucap Yoon Jisung teman dekat Daniel. "Jisung-ah dengar, jika aku tak selamat. Pastikan Felix selamat" Daniel mengusap surai gelap Felix dan tersenyum lembut.
"Bangun Felix saatnya bertempur!" teriak Daniel di kuping Felix yang membuat si kecil terlonjak. Felix mengusap matanya "Ayah, jika Felix mati, jangan pernah menangis okay?"
Daniel tersenyum "Okay"
Masing masing kawanan pack sudah bersiap. Daniel memimpin di depan dengan menggandeng Felix di sampingnya "DANIEL! Lama ya kita ga ketemu. Who's the little guy?" ucap seorang laki laki dengan surai yang agak gelap daripada Daniel.
"Ga usah basa basi Taemin ssi apa yang lo mau?"
"Lo tunduk di bawah gua, serahin pack lo ke gua dan akuin kalo pack lo bukan lagi yang terkuat"
"Gak akan"
Taemin menyeringai dan memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Semua orang di sana berubah menjadi serigala, termasuk Felix. Pertumpahan darah tak dapat terhindari, bau anyir darah menguar si segala penjuru.
Felix membabi buta menghabisi werewolf yang terbilang umurnya sangat jauh dari dirinya, mata kuning Felix berubah menjadi orange dan itu menandakan bahwa Felix sedang dalam mode pertempuran. Tak semua serigala memiliki anugerah itu, Felix dilahirkan istimewa karena warna pupil mata yang dapat berubah tergantung mood nya.
Taemin dengan sadisnya mengoyak tubuh Daniel hingga terluka parah. Felix yang melihat hal itu langsung menerjang Taemin dan berdiri di depan tubuh Ayahnya yang sudah berubah kembali menjadi manusia.
"F-felix l-lari..."
Sang anak tak mendengarkan ucapan ayahnya, ia memilih untuk menghadapi Taemin daripada lari. Taemin menghempas tubuh Felix yang masih sangat kecil, bukan tandingannya sama sekali.
Felix mencoba bangun namun sia sia, tubuhnya terasa amat kaku dan sakit, yang ia dapat saksikan melalui kedua matanya adalah Taemin berubah menjadi manusia lagi dan menancapkan belati dengan lambang naga pada jantung ayahnya.
Lolongan kemanangan dikeluarkan dari mulut Taemin dan di susul dengan lolongan lainnya. Felix teringat akan ucapan ayahnya yang diucapkan padanya 'Larilah sekencang angin'
Felix berdiri dengan susah payah, dan mengambil asal jubah yang tergeletak di tanah, sudah bercampur dengan darah hasil pertempuran. Dengan segenap tenaga yang ada Felix berlari dan mencoba agar tak tertangkap.
Setelah mengetahui ia cukup aman, ia terduduk di tanah lalu meringkuk dan akhirnya menangis. "AYAHHHH" Hujan menemani tangisan Felix, tubuhnya tetap hangat karena ia adalah werewolf.
Tiba tiba tangan besar hinggap di punggung Felix
"Kau sedang apa disini?"
"Ayo ikut aku"
<TBC>
YOU ARE READING
Scavenger [Changlix]
WerewolfKetika jati diri harus ditutupi demi menjaga kehormatan pack nya. Warn❌ ¤ BXB ¤ Harsh word