" Kamu gak akan bakal pernah salah sayang dan mencintaiku ley " ujar sebastian sambil mencium kening ku
Aku pun memeluk erat tubuh sebastian dan tiba tiba handphone sebastian berdering yang membuat sebastian melepaskan pelukan marley
" bentar dulu ya gue angkat dulu " ujar sebastian sambil mengangkat telfon
nak,kamu dimana
Hanya terdengar suara tangisan didalam handphone
Nak,buruan pulang mamah mau bicara sama kamu
Sebastian pun mematikan telfonnya dan mulai bergerak cepat yang membuat marley kesal dan sedih mengapa sebastian meninggalkannya dan sebastian lupa bahwa ia melupakan marley dibelakangnya sebastian pun memegang tangan marley
Hampir diperjalanan mereka hanya terdiam tidak terlalu banyak berbicara dan marley pun hanya menoleh jendela disebelahnya sambil meneteskan air matanya. Mereka pun sampai dirumah sebastian dan sebastian pun membuka pintu untuk marley
" kamu gak apa apa kan? Maafin selama diperjalanan aku cuman diem " ujar sebastian
Marley hanya menganggukkan kepalanya dan sebastian tau mengapa marley bersikap dingin terhadapnya dan ia pun memegang tangan marley dan membawa marley masuk kedalam rumahnya
" mah,kenapa nelfon aku " ujar sebastian
" kakak kamu pingsan lagi dan lagi diperiksa sama dokter mamah gak tau lagi harus gimana " ujar mamah sebastian
" udah mamah jangan khawatir kakak gak apa apa kok mah " ujar sebastian sambil memeluk badan mamahnya
Sekitar 30menitan akhirnya kakak sebastian pun sadar dari pingsannya
Bu,anak nya perlu sekali di jaga kesehatannya jika tidak mungkin keselamatan nyawa terancam jika ia melakukan itu lagi saya sudah menulis resep obat mohon sekali untuk diberikan terhadapnya, saya pergi dulu - ujar dokter tersebut sambil meninggalkan ruangan itu
Marley hanya terduduk diam sambil melihat kamar kakak sebastian dari kejauhan yang membuatnya kesal hingga kecewa karena ia malu dan ingin menangis ketika ibunya sebastian melihatnya seperti orang yang tak mampu dan marley beranjang dari sofa mulai melangkah keluar dari rumah yang membuat tidak nyaman
" gak seharusnya aku memeluknya hingga menangis dipelukannya " ujar marley sambil melempar batu dijalan
Jam mulai menujukkan 17.50 sore dan marley pun masih didanau yang biasanya ia datangi ketika sedih dalam masalah apapun itu
" harus kah mencintai seseorang harus sesakit ini dan mengapa cinta di ciptakan jika itu hanya untuk disakiti seharusnya tak usah sekalian cinta diciptakan di dunia ini jika hanya khusus di sakiti saja " ujar marley sambil melempar batu satu persatu
Tiba tiba air mata marley pun terjatuh di pipi dan ia melihat handphonenya yang memiliki 50 notifikasi dari sebastian dari misscall hingga messages dirinya di whatsapp marley hanya mengabaikan notifikasi
" Ccckkk " ujar sebastian berdecik kesal
Tiba-tiba seorang cewek menghampiri marley sambil duduk disebelah marley
Yang membuat marley sedikit shock melihat kedatangannya" tina " ujar marley sambil membalikkan kepalannya
" ekhm,apaan? " ujar tina hanya mengangkat alisnya dan mengepalkan tangannya didadanya
" kamu ngapain disini " ujar marley sambil menaruhkan kepalanya di bahu tina
" gue ngecariin elu ley ye ampe jam segini juga,si bass juga cariin elu " ujar tina sambil mengacak rambut marley
Marley pun mengangkatkan kepalanya dari bahu tina sambil melemparkan batu dengan sekencang mungkin yang membuat tina kesal
" ley,elu kenapa sih hah " ujar tina sambil memegang tangan marley yang ingin melemparkan batu
Marley pun hanya terdiam sambil terduduk ditanah yang membuat tina heran dengan sikap marley beberapa minggu ini hanya menangis dan terdiam
Dan seketika tina mendengar suara tangisan yang ternyata itu ialah marley, tina pun mengangkat marley ke tempat duduk dan mulai memeluk marley
" Tin.....hhhiiikkkksssss " ujar marley
" Jangan nangis dong ley,emang kenapa kamu " ujar tina
" aku egois,aku egois,aku jahat " ujar marley sambil memukul pahanya
" hey,hey sejak kapan kamu egois dan jahat ley? Kamu kenapa sih " ujar tina
" Aku egois sama perasaan orang " ujar marley
" Ley,udah napa sih " ujar tina
Marley pun hanya terdiam dan mulai beranjak pergi dari hadapan tina sambil berlari cepat yang membuat tina kesal dengan sikap dan tina pun menelfon sebastian
( telfon )
" Bass,astaga jawab napa " - tin
Maaf telfon yang ingin anda sedang sibuk mohon coba kembali - operator
" kampret bener ini anak " - tina
Telfon itu pun akhirnya terhubung
" tin,elu gimana dapet kabar dari marley kah " - sebastian
" elu ngapain marley sih " - tina
" hah,maksud elu " - sebastian
" udah,nanti aja gue kasih taunya nanti malem elu sibuk kah " - tina
" gak sibuk juga lah gue cuman jagain kakak gue doang " - sebastian
" kakak elu kenapa,kamut lagi kah? " - tina
" ekhem " - sebastian
Apa gara-gara ini kah marley jadi kek ngini dan ketemu sama mamahnya sebastian masa iya sih gak mungkin lah marley ketemu sama mamahnya - tina dalam hati
" woy napa diem, emang kenapa elu mo ketemu ma gue " - sebastian
" iye,nanti jam 8an gue kesana nanti gue kasih tau oke " - tina
Tina pun menutup pembicaraan telfonnya dengan sebastian dan mulai berpikir sambil jalan menuju rumahnya.
Martian Moment
Marley - Sebastian Couple
Yey....... akhirnya aku update lagi padahal pingin update dari beberapa hari yang lalu tapi singkat banget😅Makasih yang udah mo baca wattpadnya maafkan jika garing atau apa😂
See you in next chapter love💋💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Call my name in your dream [☑]
Fanfiction🚀completed story 🔒Have 3 Couples in here 🎡All Character is Fictions and From Glee. 🔮 Maybe this time our love not longer forever but in other time our love will be much longer. - Sebastian 🌈 Youre my sunshine you make me happy and i love you...