Aku tahu setiap orang pasti mempunyai definisi bahagiannya masing masing, bahkan mungkin ada beberapa definisi setiap orang yang memiliki makna sama. Menurutku definisi bahagia adalah suatu rasa yang sulit dijelaskan oleh kata-kata melainkan hanya dapat dirasakan oleh peraasaan yang otomatis dapat membuat perasaan kita merasa tenang dan senang, serasa telah menemukan suatu cara yang tepat untuk dapat menikmati indahnya hidup ini. Indah dan Sederhana, tidak rumit juga cukup mudah dilakukan. Bahagia itu tidaklah sulit, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya, dan dunia selalu mendukung kita untuk bahagia selagi kita masih mampu bersyukur atas segala apapun yang telah kita dapatkan saat ini.
Ini kisahku, kisah dimana bahagiaku tercipta, oleh seseorang yang sangat berarti untukku. Dia adalah temanku, teman dari kecil hingga aku beranjak remaja seperti sekarang ini. Aku mulai mengenalnya saat aku pertama kali duduk di bangku sekolah dasar. Dia aneh, unik, dan menyenangkan. Tidak sepertiku yang introvert dan pendiam.
Kita pernah arungi berbagai macam kegiatan bersama-sama. Walaupun setiap kali bersama kami lebih sering bertengkar daripada akur,setidaknya hal tersebut telah menumbuhkan banyak kenangan yang amat sangat berkesan. Hingga tak terasa waktu terasa berputar sangat cepat, hari itu kami lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kami berpisah, berbeda sekolah. Hingga hari-hari berikutnya kesempatanku untuk bertemu dengannya semakin memudar. Saat itu juga sebenarnya hubungan kami sedikit memburuk sampai beberapa tahun kedepan, selama itu kami bersikap seperti dua insan yang seolah olah tidak saling mengenal satu sama lain, bahkan menyapapun tak pernah dilakukan.
Aku tahu, terkadang jarak harus rela memisahkan meskipun sebenarnya tak benar benar terpisah. Setidaknya walau jarak menahan tuk berjumpa, kami selalu memiliki sebuah kesempatan bertemu lebih lama selama beberapa jam dalam sebuah perkempulan yang selalu diadakan teman-teman, setidaknya dua kali dalam setahun. Acaranya sederhana tetapi cukup memberikan kesan yang mendalam. Dalam diam kadang aku mencuri pandang terhadapnya, itu kulakukan setiap aku bertemu dengannya, lidahku terasa kelu saat tak sengaja berbicara dengannya,tubuhku kaku, bahkan kadang kala tanganku tak sengaja bergetar. Aku tak tahu apa arti pertanda semua ini.
Tahun 2018 ini , adalah tahun yang menurutku amat sangat indah. Tahun ini memberiku sebuah harapan mengenai kembalinya kebahagiaan-kebahagiaan yang telah lama terpendam dalam diam yang selalu kutunggu dalam sendu hingga menciptakan barisan rindu yang tak kunjung menemukan titik temu. Hingga suatu saat aku mencoba menghubunginya, saat itu juga dia seketika memberikan secercah harapan mengenai kesempatan atas kembalinya kebahagiaan kebahagiaan yang telah lama usang.
Dia penghayal sama sepertiku, bahkan imajinasinya lebih tinggi setingkat dari pada aku. Dia tetap aneh seperti dulu, bahkan lebih aneh sepertinya. Aku senang kebahagiaanku bisa kembali, kami selalu berbincang melalui via chat , dalam obrolan kami sering membahas hal yang tidak penting, seperti membahas mengenai Mars. Dia pernah bilang bahwa dia adalah makhluk Mars yang dibuang di bumi, serta menjelaskan mengenai kehidupan yang ada di sana.
“Mau jalan jalan ke Mars nggak?”tanyanya.
“Emang bisa kesana?”jawabku.
“Bisa! Saya dulu lahir disana! Saya besar di jupiter! pernah ke Saturnus terus dibuang di bumi!” sahutnya.
“Yah dibuang.. , Kalau ke bulan pernah?”Tanyaku lagi.
“Saya nggak pernah ke bulan! Saya pernah ke matahari, saya belanja di matahari. Saya sekolah di Mars,terus study tour ke matahari, terus ke Saturnus.”Jawabnya antusias.
“Sekarang anda sekolah dimana? Venus? Jupiter?”Tanyaku kemudian.
“Saya kan sudah bilang! Saya lagi nyasar di bumi, saya dulu alumni Neptunus!”Balasnya.
“Kedepannya anda ingin kembali ke Neptunus atau tidak?”Tanyaku yang kesekian kalinya.
“Lebaran tahun depan sih rencananya ada reuni alumni Neptunus school!”Jawabnya.
Itu sepenggal obrolan kami, masih banyak sebenarnya tapi kalau dilanjutkan bisa jadi novel mungkin. Aneh, tapi aku menyukainnya. Dengan percaya dirinya dia sering mengaku kalau dia tampan, tapi aku sukar sekali untuk mengakuinya. Tingkah dia lebih dewasa daripada diriku, lebih tepatnya tingkahku masih kekanak-kanakan, belum bisa mengendalikan emosi dan masih seperti anak kecil.
“Jangan berharap buat dingertiin orang lain, ntar lu kecewa berharap aja bisa ngertiin orang lain, ntar bisa buat orang lain bahagia. Aing juga sering banget nggak dingertiin.”Katanya saat aku bercerita mengenai suatu masalah terhadapnya.
“Saya sudah sering juga kecewa, karena terlalu banyak berharap. Tapi dulu itu, sekarang udah berkurang.”Jawabku.
“Yaaa.. Kalau gitu harusnya si bos bisa lebih dewasa buat ngadepin hal-hal kayak gitu.” Balasnya.
“Setidaknya saya sedikit lebih dewasa dari yang dulu.”Kataku kemudian.
“Ya saya hargai itu kalau memang anda udah bisa sedikit lebih dewasa daripada dulu bos..”Jawabnya lagi.
Dia selalu ada saat aku membutuhkannya, seperti seorang kakak yang selalu menepati kewajibannya untuk membantu adiknya,yang selalu membenahi kesalahan kesalahan yang ada, menerima segala keluh kesah yang kuutarakan, menjadi pendengar yang baik, serta dapat mengarahkanku ke jalan yang lebih baik.
Hari-hari berlalu seperti biasa, hubunganku dengannya bertambah membaik. kita saling bertukar cerita mengenai kehidupan kami masing-masing, saling bertukar masalah , dan bersama sama memecahkan masalah, juga kadang-kadang kembali untuk membahas mengenai hal yang tidak bermanfaat untuk dibahas. Hingga kadang aku tersenyum simpul saat mengingatnya. Dia pernah menyadarkan lamunanku dua kali saat kita tak sengaja berpapasan di jalan. Aku terkejut lebih tepatnya sedikit tidak menyangka, malu sih tapi juga bahagia. Beberapa minggu yang lalu entah mengapa sikap dia agak berbeda, mungkin perasaanku saja. Aku hanya bisa menunggu, bahkan hingga sekarang aku masih menunggunya, menunggu dia kembali seperti kemarin lusa, dia yang selalu mengerti apa yang aku rasakan dan dia yang selalu membuatku bahagia dengan caranya yang sederhana itu. Inilah bahgiaku, sederhana, unik, aneh bercampur menjadi satu. Sebenarnya bahagia itu mudah, jika kita bisa menemukan arti bahagia yang sesungguhnya, memahami benar dengan siapa kita bahagia, dan mengerti bagaimana cara kita menemukan bahagia itu.
Teruntuk kamu yang jauh disana, kumohon bertahanlah, bertahanlah menjadi dirimu seperti yang aku inginkan, menjadi segalanya bagi hidupku dan salah satunya seseorang yang selalu ada, peduli, serta mengerti apapun mengenai diriku.