b. 8

16 11 0
                                    

Menunggu memang bukanlah hal yang menyenangkan. Bukan pula sesuatu yang diharapkan oleh siapapun. Apalagi jika harus menunggu cewek yang sedang belanja!

Sama seperti yang Olla rasakan sekarang. Menunggu sahabatnya yang tengah sibuk memilah-milih baju.

Tadinya Olla hanya diminta Rere untuk menemaninya membeli sepatu di Mall. Namun tiba-tiba saat sebuah butik terkenal memasang suatu poster bertuliskan,
|clearance sale+discount up to50% allitem only for today|
langsung saja Rere dan para wanita di sana melesat kencang menuju butik itu. Terkecuali Olla tentunya.

Seketika Olla pun tercengang. Baru kali ini di dalam hidupnya ia melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Menyaksikan para gerombolan wanita di sana yang tengah berkumpul ditumpukkan baju dan berlarian ke sana kemari layaknya sedang menyelamatkan diri dari tsunami. Juga beberapa orang yang seakan rela saling membunuh demi memperebutkan sebuah tas berlogo H itu.

Olla hendak masuk untuk menyusul Rere, namun saat langkahnya baru mencapai pintu masuk, seorang ibu-ibu bertubuh gempal menabrak bahunya hingga ia tersungkur jatuh kelantai dan membuat kedua lengannya lecet. Jadilah Olla mengurungkan niatnya itu.

"Gila! Bisa remuk badan gue kalo masuk lebih dalam lagi"
Akhirnya Olla lebih memilih men-chat Rere saja dan pergi sendiri untuk mencari makan.

Dan di sinilah Olla, terdampar disebuah foodcourt sendirian sambil menyantap kentang goreng. Menunggu Rere yang sudah hampir 3 jam tak kunjung muncul.

"Tau gitu gue mendingan nemenin si Komar ke dokter gigi daripada luntang lantung gak jelas disini."

Olla menyesap minumannya sampai habis, lalu memutuskan untuk bangkit menuju kasir dan memesan seporsi lagi kentang goreng, semangkuk ice cream, softdrink berukuran besar juga tak lupa seporsi double cheese burger favoritnya.

Olla menyantap makanannya dengan lahap. Cewek itu sama sekali tidak peduli dengan beberapa pengunjung lain yang seakan menatapnya ilfeel.
Ditengah keasyikannya melahap burger, tiba-tiba seorang cowok datang menghampiri dan duduk tepat didepannya.

"Hai cantik. Gue liat dari tadi lo sendirian aja, boleh kenalan?" cowok itu tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya.

Olla tak menjawab, ia malah melahap kembali burger miliknya sambil balas menatap tajam cowok dihadapannya hingga membuat cowok itu salah tingkah.

"Uhh... emm... Kalo gitu... " Cowok itu terlihat gugup, tangannya menyodorkan sebuah benda pipih berwarna hitam miliknya.

Olla menaikkan sebelah alisnya. Dengan mulut yang masih mengunyah dan mata yang masih menatap sengit, ia meraih ponsel milik cowok itu lalu meletakkan nya di samping tangan kirinya.

Cowok itu menunggu, mengira bahwa Olla akan memberi hal yang diinginkannya setelah selesai makan.

10 menit berlalu, Olla sudah menyantap habis seluruh makanannya. Cowok itu nampak puas dan tersenyum sumringah.

Olla bersidekap di atas meja sambil mengatakan sesuatu yang tidak disangka oleh orang dihadapannya, "Ngapain masih di sini?"

Bingung. Itulah hal yang dirasakan si cowok saat mendengar kalimat pertama yang Olla ucapkan.

"Lo ngasih hape itu buat gue, kan? Yaudah sana pergi"

Terdengar suara gelak tawa dari sebuah meja berisikan beberapa cowok yang Olla yakini sebagai teman dari cowok itu.

"Nggak, bukan. Itu... Gue minta nomer lo"

Olla memutar kedua bola matanya malas. Sebenarnya ia sudah tahu sejak awal maksud dari kedatangan si cwok itu. Akan tetapi Olla sengaja bermain-main sedikit diawal.

Seketika saja ekspresi Olla berubah. Ia tersenyum manis hingga menampilkan gigi gingsulnya, "Bilang dong dari tadi, jadinya kan gue gak salah paham."

Kemudian Olla meraih ponsel milik cowok itu dan mengetikkan beberapa digit angka di sana, yang berhasil membuat cowok itu ceria kembali.

"Thanks ya!" ucap cowok itu sambil meraih ponsel miliknya dan kembali ke meja tempat temannya tengah berkumpul.

Tentu saja Olla tidak benar-benar memberikan nomor ponselnya dengan mudah pada sembarang orang. Cewek itu mengetikkan sebuah nomor telepon yang sudah sangat ia ingat di luar kepalanya, yaitu nomor sedot WC.

Disaat yang bersamaan Rere pun muncul dengan wajah sumringahnya sambil menenteng beberapa kantung belanjaan dikedua tangannya. "Sorry, La, tadi ngantri gils. Gue bentar kan perginya?"

"Bentar bentar pala lo gundul! Gue udah 3 jam nungguin lo disini kambing!"

"Iya maap atuh, Olla. Yauda ayo kita cabut, badan gue udah fegel-fegel nih!"

Olla hanya memutar malas kedua bola matanya, kemudian mereka berdua beranjak pergi dari foodcourt itu.
Yang tanpa disadari ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik mereka sambil tersenyum simpul.

•••

Awan mendung mulai mengisi seluruh ruang kosong pada langit sore itu. Beberapa pengendara motor terlihat berhenti untuk mengenakan jas hujan dan para pejalan kaki mulai mengeluarkan payungnya.

"Lo yakin gak mau pulang bareng kita, La?" tanya Jordy dari balik kemudi. Ia baru saja tiba di depan Mall untuk menjemput Rere dan juga Olla.

"Nggak, udah. Lo berdua jalan aja, paling gue minta jemput si Marko nanti."

"Tapi kan.. "

Rere yang sedang berkata malah diinterupsi oleh Olla. "Udah sana cepet pulang tar bokap lo nyariin. Byee!!"

Olla mendorong tubuh Rere hingga masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya. Jordy mengklakson mobilnya tanda bahwa mereka hendak pergi.

Olla hanya tersenyum seraya melambaikan tangannya, melihat mobil berwarna silver itu telah menjauh.
Ia menghela nafas panjang kemudian mulai berjalan kaki menuju halte dan bermaksud untuk menaiki bus dari sana.

Saat Olla mengatakan akan dijemput oleh Marko nanti, sebenarnya ia berbohong. Karena hari ini Marko tengah pergi keluar kota untuk menemui dokter giginya dan baru pulang malam hari. Terdengar aneh memang, jauh-jauh keluar kota hanya untuk checkup ke dokter gigi langganan. Namun itulah Marko. Seperti katanya, "Gak perduli seberapa banyak persinggahan lain di bumi yang lebih bagus, karena kalo kita udah nyaman sama satu tempat, bakal susah buat berpaling ke tempat yang lain."

Saat ini Olla sudah berada di halte bus yang berada tak jauh dari Mall tadi.
Beberapa bus pun datang silih berganti, namun bus yang menuju daerah tempat tinggalnya belum juga muncul.

Olla mulai jenuh menunggu. Kemudian ia meraih ponsel dari saku jaketnya, memasang earphone dikedua telinga dan mulai menyetel sebuah lagu berjudul 'Selamanya Cinta' dari D'Cinnamons.

Hujan pun turun dengan lebat. Kini Olla hanya sendiri di halte bus itu.
Saat Olla mulai terhanyut akan lagu yang didengarkannya, seseorang menepuk pundaknya pelan.

"Jangan bengong tar kesambet."

Olla pun menoleh, keningnya mengernyit mendapati seorang cowok sudah duduk disampingnya.

"Lo? Ngapain disini?"

•••

TAKE ME (I'm Yours)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang