1 - Tentang Mereka

208 31 7
                                    

"Aku minta maaf sama kamu" lagi lagi ini terjadi. Tak didunia nyata tak di alam mimpi kalimat itu selalu menghantuinya.

Kenyataanya ia tak ingin bertemu denganya ataupun hanya sekedar mendengar suaranya bahkan di alam mimpi sekalipun ia tak ingin itu terjadi.

Sebenarnya mudah untuk menghentikan kalimat itu selalu menghantuinya, cukup dengan mengatakan "Baiklah aku memaafkanmu" tapi mungkin tak mudah bagi seorang korban penghianatan ini. Andyn.

Ia mengubah posisi tubuhnya, tak lagi berbaring. Duduk menunduk dan memegangi kepala dengan kedua tanganya, terlihatnya seperti orang frustasi. Dusta jika dia tidak frustasi, akan semua hal ini.

•••

Berjalan sendiri saat pagi hari yang cerah seperti ini mungkin bagi sebagian orang akan merasa sedikit sia-sia, terlalu percuma menikmati ini sendirian.

Tapi tidak untuk gadis SMA ini. Andyna Rasyana. Sudah bukan tabu untuknya berjalan sendiri setiap pagi untuk menuju halte bis.

Dia bisa saja mengiyakan permintaan kekasihnya untuk berangkat bersama ia tak perlu repot-repot berjalan sendirian seperti ini setiap pagi, di pagi yang percuma dilewati seorang diri.

Hanya saja ia tidak ingin di cap oleh orang lain manja atau mungkin lebih parahnya kekasihnya di cela dengan predikat bucin. Itu pikirnya.

Dia hanya perlu berjalan kurang lebih sekitar 15 menit untuk sampai ke halte bis langganannya setiap pagi.

"Selamat pagi mbak Andyn." seringai senyum tipis mengiringi berpindahnya pula tiket bis dari tangan petugas halte bis ke tangan Andyn.

"Juga pak, ini bukan siftnya kak Satria ya pak?" tanya Andyn

"Iya ini sift saya mbak."jawabnya "Mbak Andyn kok nyari Satria ada apa hayo?" lanjutannya dengan nada menggoda

"Cuman nanya aja pak, gak ada apa apa kok, hehe" dusta kalo ia menjawab godaan petugas halte itu tidak dengan perasaan canggung.

Dialog dua orang yang terlihat seperti sudah saling akrab itu diakhiri dengan kedatangan bis nomor 25 yang biasa di tumpangi Andyn untuk menuju kesekolahnya.

"Duluan pak." senyum manis tak lupa di lengkungkannya.

Kaki jenjangnya telah menapaki lantai bis nomor 25 tujuan SMA nya. Sepertinya ia tidak mendapatkan tempat duduk, alamat ia harus berdiri sepanjang perjalanan.

Tujuan selanjutnya SMA Bhineka

Andyn membenahkan ikatan tali rambutnya yang sedikit agak berantakan di karena angin yang sedikit usil dengan rambutnya pagi ini.

Ia tak ingin terlihat berantakan sedikitpun didepan Gavi nantinya. Itulah yang kebanyakan orang inginkan didepan kekasihnya. Terlihat sempurna.

Ia sudah berpacaran dengan Gavi lebih tepatnya Gavichel Drianza sejak 5 bulan setelah ia dinyatakan sebagai siswa baru di SMA Bhineka.

Hubungan Andyn dengan Gavi saat memasuki fase pertama hubungan baru sebenarnya sudah sanggat heboh di SMA nya dikarenakan Gavi adalah salah satu dari beberapa cowok di SMA Bhineka yang diberi predikat sebagai Prince Bhineka.

•••

Sepertinya tak sia sia Andyn merapikan ikatan rambutnya di bis tadi. Gavi sudah stand by menunggu tepat di depan pos satpam depan gerbang sekolahanya.

Sudah jadi rahasia umum jika Gavi selalu memperlakukan Andyn dengan sangat manis. Bisa dibilang tak jauhlah dari kata bucin.

MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang