"Kamu kapan kembali kesini?" lirihnya dengan setetes bulir bening mengalir dipipi lembutnya.
Ayu tak punya kenangan atau suatu hal yang mungkin dapat ia sentuh saat sedang merindukan dia.
Ia pergi pun tak meninggalkan sesuatu yang dapat Ayu genggam ataupun simpan meski hanya untuk meyakinkan Ayu bahwa dia akan pulang dan kembali menemui Ayu lagi.
Sekalipun itu menjadi dusta, dia sama sekali tidak memberikanya. Meski hanya sebuah simbolis sebuah perpisahan.
Padahal sebelum dia pergi Ayu sempat memberikanya sebuah buku catatan kosong bersampul hitam kepadanya saat dia berpamitan kepada Ayu.
"Kalo kamu kangen, kamu bisa nulis apapun disini. Pasti aku nanti akan membacanya." ucap Ayu 3 tahun lalu tepat di depan gerbang rumahnya.
Ayu sangat mengingat momen terakhir kali ia melihat pemilik alis tebal tersebut.
"Aku bakal kesini lagi Ayucia, aku pastikan aku menulis hingga penuh agar kamu capek membacanya hahaha.." ucap dia sembari tertawa lalu memeluk erat Ayu sebagai tanda perpisahan
Ayu membalas pelukan hangat sahabatnya itu dengan erat dan tanpa disengaja Ayu meneteskan air matanya.
"Aku janji akan kembali Ayucia kamu jangan nangis dong! Wajahmu jadi jelek hahaha..." lanjut dia sembari mengusap air mata Ayu dengan jari tanganya.
"Janji ya?" balas Ayu masih dengan isakan kecil
"Aku berjanji. Pasti aku kembali." ucap dia sangat yakin
Sangat jelas, dan sangat membekas. Ayu adalah pengingat terbaik momen hari itu, saat awal mula hari-hari penuh rindu baginya dimulai.
Entahlah mungkin masih ada satu orang yang juga pengingat terbaik momen tersebut, semoga saja.
"Aku kangen kamu Angga." ucap Ayu dengan isakan tangisan mulai mengiringi.
Dan akhirnya Ayu menangisi kerinduanya pada malam ini, dengan jendela kamar yang masih terbuka.
•••
"Ga mau masuk dulu?" tawar Andyn
"Masuk sana."
"Ya udah iya."
"Aku pulang dulu." Gavi langsung tancap gas setelah menyelesaikan kalimatnya tanpa menunggu balasan Andyn
"Hati-ha.."ucap Andyn belum lengkap
"Arghh kebiasaan!" lanjutnya kesalAndyn menatap langit malam ini, sepi. Tidak ada bulan maupun bintang. Seakan mereka membiarkan langit malam sendirian.
"Dek masuk!" teriak Andy dari depan teras rumah
"Iya iya."
Andyn berbalik badan dan mulai melangkah masuk kedalam rumahnya.
Dan ia menyudahi aktivitasnya untuk menatap sendunya malam beberapa detik yang lalu.
Andyn berhenti di teras rumahnya melepas sepatu kets yang sedari tadi sore ia kenakan. Ia menjinjingnya dan masuk ke dalam rumah.
Baru beberapa langkah dari pintu depan rumah ia sudah disambut oleh badan jakung kakak laki-lakinya yang tiba-tiba berdiri tepat di depan nya.
"Awas kak ihh aku mau lewat!" ucap nya sembari mendorong tubuh kakaknya
"Lo kemaren kok bisa ketemu Satria sih?" tanya Andy seperti mak-mak kepo
"Kepo lo!" cibir Andyn

KAMU SEDANG MEMBACA
Maze
Teen Fiction"Aku gak akan pernah bisa hidup tanpa kamu Rasya." Yang terkadang membual tentang rasa dengan kalimat dan janji, tak selamanya mereka menepati itu semua. Segalanya yang kita percaya juga bisa membuat kita merasa seakan tak nyata. "Kita gak seharusn...