6 - Dia siapa?

56 8 0
                                    

Mentari pagi sudah mengambil alih posisi rembulan tadi malam sejak 4 jam yang lalu, ini sudah jam 09.30, sabtu pagi yang cukup cerah.

Dan 3 mahluk ini masih bersedekap damai tentram dengan mimpi mereka, huhu dasar kebo!

Galih sudah hampir putus asa untuk membangunkan para jomblo gak tau diri ini.

Sudah terhitung 5 kali ia bolak-balik melakukan ritual membangkitkan nyawa mereka.

Mulai dari menggoyang-goyangkan tubuh mereka, meneriakinya, jarang-jarang ini lo Galih teriak-teriak, secara cowok sok cool gitu hahaha..

Dan menyetel musik dengan keras menggunakan speaker sudah dijajalnya, malang nasib berkata lain ia malah terkena serangan tak terduga.

Bantal dengan abstrak pulau-pulau yang amat mengesankan bagai karya sastra go-internasional pun melesat hebat mengenai kepalanya. Untung udah kering coba kalo masih basah euhhh..

"Argghh, sialan lo pada!" gerutu Galih setelah menyadari bantal itu bukan bantal biasa

Galih melempar bantal itu ke sembarang arah dan berlalu meninggalkan kamarnya, dan ke-tiga seniman lukisan bantal yang sangat mendunia. Aih syapp!

"Gagal lagi dek?" tanya wanita paruh baya dengan celemek polkadot membalut drees santai kuning terangnya

Galih memang sangat akrab dengan panggilan "dek" di rumahnya, ya tak lain tak bukan dia memang anggota termuda dikeluarganya.

Galih memasang raut sedikit kesal, tapi masih tetap berpegang teguh dengan wajah sok cool nya.

Asri tertawa kecil melihat raut kesal anak bungsunya tersebut, aneh-aneh manis ya tante keselnya dek Galih hahaha..

Asriya Triadelis, wanita usia 45-tahun yang mungkin terlihat 10 tahunan lebih muda dari umurnya, sangat cantik parasnya.

Rupanya ia sedang sibuk dengan para peralatan dapur mahalnya, apa lagi jika tidak sedang memasak.

"Udah biarain aja, sebangunya mereka dek. Kecapean mungkin." ucap Asri lembut "kok kesel amat sih dek kelihatanya?" lanjutnya dengan tawa renyah

"Aku dilempar bantal ma, siapa yang gak kesel." jawab Galih sedikit kesal

"Alah cuman bantal aja, kamu ini."

"Tapi tu ma, ah sudah lah."

Tidak mungkin Galih menceritakan bakat tersembunyi teman-temanya, itu rahasia kawan kawan!

Asri manggut-manggut sembari tertawa kecil

"Mama apa gak capek? Mending istirahat aja." ujar Galih kepada ibunya

Pasalnya Asri baru saja menyelesaikan penerbangan antar benua, dan baru tiba di rumah subuh tadi.

"Enggak, malah kalo diem aja mama jadi capek dek."

"Okey deh. Ada yang bisa Galih bantu?" tawar Galih

"Gak ada, kamu bantu makan aja kalo sudang matang ya." jawab Asri

Galih tertawa renyah dengan balasan ibunya.

Ternyata aroma masakan Asri yang menyebar hingga ke kamar Galih yang tak jauh dari dapur berhasil membangunkan satu dari tiga seniman berbakat ini, Gion.

Gion terduduk dari baringan tubuhnya, masih mengumpulkan para nyawanya. Memandang sekitar dengan mengira-ngira, ini dimana?

Plis deh gak usah jiplak sinetron elah, banyak gaya sihh. Dikira lo habis ketabrak terus pingsan gitu euhh..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang