Part 3 <Harapan>

29 6 0
                                    

"Jangan berlebihan , saya tidak sedang
Memberikan harapan , saya hanya penasaran"

"Eh ... kakak udah pulang , kok tumben cepet banget ?" Tanya bunda dan segera menghampiri anak sulungnya itu

"kan biasanya Rani emang pulang jam segini , kok bunda jadi pelupa sih" baru saja salsa ingin membalas kalimat - kalimat itu , tetapi ada suara lain yang terdengar .

"Ra ... ayah sama bunda mau ngomong sama kamu" seketika suana menjadi tegang , karena keseriusan nada bicara ayahnya .

"Kenapa yah ? Kayaknya serius banget"

Saat ini Rani , Aldo , Salsa dan Indri tengah berkumpul di ruang keluarga bak sidang di pengadilan.

Aldo memberi kode kepada indri untuk segera memulai pembicaraan .

"Ra , In , maaf sekarang bunda dan ayah udah nggak bisa sama - sama lagi" ucap Salsa dengan perkataan yang sedikit terbata - bata .

Sebenarnya dia tidak tega melihat anak - anaknya menangis seperti ini tetapi mau bagaimana lagi , ini sudah menjadi keputusan dirinya dengan Aldo , keputusan yang tidak bisa diganggu gugat .

Mendengar penjelasan Salsa tadi air mata Rani seketika jatuh dari matanya "kenapa bun ! Kenapa ! Kenapa kalian harus pisah !"

Dia tak habis pikir dengan keputusan kedua orang tua nya itu , padahal selama ini keluarganya terlihat baik - baik saja tanpa adanya masalah .

"Kenapa bunda sama ayah diem aja ! Apa semua ini karena bisnis !?"

Rani sudah tidak bisa menahan semua emosi nya yang sudah meluap - luap .

"Bukan begitu Ra , ayah sama bunda emang udah nggak merasa cocok , lagian kalian masih bisa hidup tanpa kami , karena semua fasilitas akan kami tanggung , jadi kalian nggak perlu capek - capek untuk kerja , cuma bedanya , ayah sama bunda tinggal terpisah" jelas Aldo .

"Ini semua demi kebaikan kalian" ucap Salsa dengan senyuman yang menghiasi wajahnya , senyuman itu tampak terlihat tidak alami , bahkan terlihat sangat dipaksakan .

"Yang kami butuhkan itu kasih sayang dari kalian , bukan harta kalian !" Teriak Indri , lalu segera menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya .

"Jujur , Rani kecewa sama bunda dan ayah" lalu meninggalkan Aldo dan Salsa di tempat itu .

Rani segera memasuki kamarnya dengan sedikit membanting pintu lalu segera berbaring ke tempat tidurnya .

Dia tak habis pikir dengan pemikiran kedua orang tuanya itu yang tanpa memikirkan perasaan Rani dan Indri .

"Kenapa sih hidup gue harus kayak gini !" Grutu nya dalam hati dengan air - air yang selalu keluar dari matanya , lalu terlelap .

«rakananta»

"La , Rani mana ? Biasanyakan bareng sama lo kalo ke kantin" tanya Zella sambil membawa mangkok yang berisikan bakso , lalu duduk disamping Clara

"Rani udah seminggu nggak masuk sekolah . Katanya si sakit" . Jawaban itu hanya di balas dengan anggukan dari Zella

" giamana kalo pulang sekolah nanti kita ngejenguk Rani ? " usul Zella dengan bersemangat

"oke , nanti lo nyamperin ke kelas gue aja pas pulang" .

Zella dan Clara meninggalkan tempat duduknya untuk segera pergi ke kelas nya masing - masing .

«rakananta»

Clara segera menghampiri Arka yang tengah membaca buku fantasi kesukaannya .

"Arka , pulang sekolah nanti lo mau ikut gue sama Zella ke rumahnya Rani nggak ?" tanya Clara dengan nada membujuk .

RAKANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang