Part 2 <Dingin>

51 11 4
                                    

                                "Dinginmu itu seakan-akan
                                memberikanku kehangatan"

"Hai nama gue Rani" sapa Rani sambil mengulurkan tangannya.

Namun bukannya Arka membalas uluran tangan itu dia malah kembali fokus ke buku IPS nya. Rani pun berdecak kesal karena sikap Arka. Pasalnya selama ini Rani tidak pernah di acuhkan oleh seseorang.

"Liat aja , gue akan bikin lo ngomong sama gue!" Ucap Rani dalam hati dan segera berbalik dengan perasaan yang kesal.

«rakananta»

KRING!!! KRING!!!

Bel istirahat berbunyi siswa, siswi dari kelas itu pun sudah beranjak dari tempatnya untuk pergi ke kantin kecuali Rani, Clara dan Arka.

Tumben sekali Rani tidak langsung pergi ke kantin, biasanya Rani yang paling bersemangat bila suara kemenangan bagi para pelajar itu telah berbunyi.

"Ra ... ra, ke kantin yuk!" Bujuk Clara dengan nada yang bersemangat.

"Duluan aja la nanti gue nyusul" jawab Rani seadanya.

Clara pergi meninggalkan mereka berdua di kelas yang hanya menyisakan Rani dan Arka.

"Ssttt ... Arka lo pindahan dari sekolah mana?" Tanya Rani dengan berbisik.

Sebenarnya Rani sudah mengetahui jawabannya walau tadi dia sibuk membaca novel tetapi diam-diam Rani juga memperhatikan kedatangannya.

Sudah dua menit Rani menunggu jawaban dari mulut Arka tetapi tak kunjung juga mendapatkannya.

"lo nggak bisa ngomong atau gimana sih!" Ucap Rani dengan kesal tanpa mengganti posisinya yang sedang menatap Arka lekat-lekat dengan wajah yang disanggah dengan kedua tangannya.

Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Rani tadi, Arka malah beranjak pergi dari tempatnya tanpa menoleh ataupun meninggalkan sepatah kata.

"Bener-bener ya tuh orang, awas aja lo gue nggak akan nyerah dengan segampang ini!" Ucap Rani dalam hati.

«rakananta»

KRING!!! KRING!!!

"Hai ra, pulang bareng yuk!" Ajak david dengan bersemangat.

Dengan malas Rani pergi meninggalkan David tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.

Saat ini Rani sudah berada di parkiran motor siswa-siswi SMA Tunas Bangsa, saat ia ingin jalan menuju motornya ia melihat ada seseorang yang menurutnya tidak asing di matanya.

"Eh ... Arka lo bawa motor juga ke sekolah?" Tanya Rani sambil menghadang kepergian Arka.

"lo nggak liat gue pengen pergi?  Minggir!" Jawab Arka dengan penekanan di setiap kata-katanya.

Rani tidak peduli dengan ucapan-ucapan yang di lontarkan dari mulut Arka, buktinya Rani tidak berpindah posisi sedikitpun dari tempat nya yang semula.

"lo nggak denger atau tuli sih!?" Teriak Arka dengan nada yang sedikit membentak.

Rani selalu sabar menghadapi sikap Arka karena dia tau suatu saat nanti Arka pasti akan luluh padanya.

"Silahkan tuan" ledek Rani menepi sambil menggerakan tangannya, bak pelayan yang sedang mempersilahkan tuannya untuk lewat.

Arka pun langsung menyalakan motor sportnya dan segera melaju dengan kecepatan sedang.

Senyum yang lebar terpapang di wajah Rani, dia sangat senang karena Arka sudah mau berinteraksi dengannya walaupun dengan nada dingin nya itu. Tetapi tetap saja Rani merasa sangat senang sekarang.

Disisi lain, ada seseorang yang sedang memperhatikan kedekatan mereka.

"awas aja lo ka , gue nggak akan ngebiarin lo ngerebut Rani dari gue! ARKANANTA PUTRA !!!" Jeritnya dalam hati .

Kira - kira gimana nih kelanjutannya , jangan lupa vote , comment and share , biar aku bisa tambah semangat buat ngelanjutin cerita ini . Jangan lupa yaaa !!!

Saya pikir Anda akan menyukai cerita ini: " RAKANANTA oleh aveamalia di Wattpad https://my.w.tt/GNSwV8H12R dan di

Yuk ! , baca cerita aku ! , penasaran kan ? Yuk baca ceritanya di @aveamalia , jangan lupa vote dan comment nya ya ! .

RAKANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang