Belajar dari pengalaman, kehapus 1x..untung yg ini ada copynya. Jadi, buat yang g suka karya saya gak usah repot-repot mampir. Cukup pergi jauh..hus..husss... ---------------------
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doutzen kroes As Julian Fowler
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nick Bateman As Gilian Axendra
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menatap pintu merah tempat Gilian membawa beberapa gadis cilik, berusaha menunggu dengan sabar merapatkan tubuh kedinding menjepit pahaku kuat demi meredakan getaran yang ditimbulkan oleh celana khusus dengan penis yang menancap dimilikku yang mulai basah.
Getarannya makin kuat. Sial, dia pasti menaikkan kecepatan alat getarnya makiku pada pintu yang masih setia tertutup. Sekujur bibirku mendesah dingin, lorong sepi ruang bawah tanah menjadi saksi dimana gairah ini mulai tak tertahan.
Tap.. tap.. tap..
Suara langkah kaki terdengar nyaring, aku berusaha menahan sesuatu yang sudah membanjiri kaki jenjangku. Banji muncul memandangku tanpa minat disusul oleh pintu yang ikut terbuka.
"Ingat jangan dimuntahkan tapi, ditelan. Memang terasa sakit tapi, ini dinikmat oleh majikan kalian nanti. Saatnya kalian tidur cuci muka dan gosok gigi. Besok kita belajar lagi.." Gilian mengecup satu persatu anak asuhnya yang baru berumur 4 - 5 tahun tanpa malu menutupi kejantanannya yang masih ereksi. " Banji antar mereka tidur.." pria dengan tubuh kekar tanpa ekspresi itu hanya mengangguk patuh setelah mereka berlalu Gilian memgerakkan kepala memerintahku masuk.