6.2K 374 5
                                    

Aku melihat pantulan bayanganku di dalam cermin besar. Ku rapikan rambut tipismu dengan benar, Tampan. Pujiku dalam hati. Seketika lamunanku buyar saat suara melengking itu masuk kedalam gendang telingaku.

Tanpa pikir panjang, aku menghampiri sumber suara yang membuat keributan di pagi buta. Itu suara ibuku. Sudah biasa bagiku ketika Ibuku berteriak seperti kesetanan. Beliau pasti sedang meneriaki kakakku, si pemalas itu.

"Park Chanyeol! Ayo bangun!" teriaknya lagi. Kesekian kalinya.

Ayahku mendengus pelan ketika Ibuku semakin menjadi-jadi. Aku melihat Ibu memasuki kamar kak Chanyeol dengan tangan kosong, kemudian Ibu keluar dengan menjewer telinga lebar kakakku.

"Ayolah Chan, jangan membuat Ibumu marah" ucap Ayah dengan lembut, namun terkesan menuntut.

Aku tertawa melihat wajah kak Chanyeol yang terlihat masam dan telinga memerah akibat jeweran maut dari Ibu. Sedangkan Ayah terkekeh gemas melihat Ibu mengumpat akibat ulah kakakku itu.

"Tuhan, semoga saja keluargaku tetap bahagia seperti ini. Walaupun aku memiliki kakak sebodoh itu, tapi aku menyayanginya. Begitupun sebaliknya. Aku harap kebahagiaan akan terus bersama kami. Amen" batin Jimin, seraya melihat tingkah keluarganya yang sedang tertawa riang.

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang