Satu : Park Kinan.

11.7K 1.1K 33
                                    

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.
.
Other Cast © Hankook-ie's
.
Terrae © Hankook-ie's
.
2018
.
Enjoy the story(:
.
»»●●««
.

Bagian Satu.

Jika ditanya perasaannya, Kinan jelas sangat bahagia. Rasanya dia ingin membeli es krim dan membagikannya kepada setiap anak yang ada di everland untuk mendekripsikan kebahagiaannya.

Bung, jumlah anak-anak yang ada di taman bermain besar itu tidak bisa dihitung jari. Tapi tak apa, papanya Kinan kaya, kok. Hehehe.

Serius, lepas dari beragam mentor dan pembelajaran-pembelajaran di kastil tua dengan lingkaran sihir di setiap sudut membuat hidup Kinan selama sepuluh tahun terakhir menderita.

Tahun pertama dilewatinya dengan penuh air mata. Berpikir, barangkali papa dan mamanya membencinya hingga membuang Kinan ke negara terpencil di benua Eropa. Sungguh, bahkan Kinan berkali-kali berdoa pada sang pencipta di malam gelap, Tuhan, Inan mau pulang. Inan gamau disini. Guru disini galak. Inan janji ga nakal lagi. Inan janji bakal gosok gigi kalau selesai makan gulali. Pulangin Inan dong, Tuhan.

Yah, doa yang tidak terkabul. Lagipula, bukan itu alasan Kinan dikirim ke akademi vampir. Satu-satunya alasan adalah ... Karena dia Park Kinan. Half Blood Vampir.

Golongan sepertinya cukup istimewa. Anak-anak yang lahir dari pasangan vampir pure blood dan manusia akan lahir sebagai kaum campuran yang memiliki karakteristik tersendiri.

Kinan tumbuh dengan cepat. Dia lahir seperti bayi normal, tapi dalam usia dua bulan, dia sudah terlihat seusia balita 3 tahun.

Namun-- sumpah. Itu normal.

Normal untuk bayi berdarah campuran sepertinya.

Dalam sebuah kitab tua disebutkan, bahwa anak-anak sepertinya harus dikirim ke Vatikan tepat di usia dua tahun. Percayalah saat itu tubuh Kinan sudah seperti anak delapan tahun.

Mereka (anak-anak half blood) akan dididik sedemikian rupa, menjadi vampir yang patuh dan taat peraturan, tidak nakal, mampu menjaga rasa haus akan darah, dan yang paling penting, tidak akan menyerang manusia.

Ah, mereka juga dituntut untuk menyelesaikan pendidikan formal ala manusia. Tamatan akademi dituntut untuk menguasai sedikitnya 3 bahasa. Yunani kuno, Ibrani kuno, dan tentu saja bahasa Inggris.

Setelah sepuluh tahun Kinan hidup disana--dengan persediaan gummy bear dan es krim yang terbatas, akhirnya Kinan kembali ke Korea.

Sumpah. Rindu sekali.

Sudah dua tahun sejak terakhir kali dia bertemu dengan papa dan mamanya. Mereka tidak mengunjungi Kinan sejak 2 tahun lalu, karena ada peraturan yang mengatur kalau kelas akhir tidak boleh dikunjungi oleh keluarga.

Oh, disana begitu ketat dan kejam.

Maka tak heran, ketika kembali pun, Kinan masih sama polosnya seperti saat dia pergi. Yang masuk ke kepalanya hanya pengetahuan-pengetahuan suci yang menuntunnya menjadi sosok vampir cantik yang baik hati.

"MAMA!"

"KINAN!"

Ibu anak itu berpelukan cukup lama. Sementara sosok laki-laki disitu tercengang cukup lama.

"Loh, adek kok pulang?" Yah, gagal deh mau ngusel-ngusel ke Gaeul.

"Ih, papa. Masa Inan ga boleh pulang," ujar gadis yang berusia dua belas tahun itu dengan wajah cemberut.

"Kamu ya Jim. Anak pulang bukannya seneng malah nanya begitu. Dulu-dulu dia pergi aja ga rela, sampe mau culik Kinan dari asrama biar dibawa pulang. Sekarang anaknya pulang malah pasang muka gak ikhlas."

Tuh, kan diomelin.

Jimin--si papa-- mengelus dada. "Bukan gak boleh. Tapi kenapa si adek pulangnya ga bilang-bilang. Harusnya kan bisa papa mama jemput." Jimin membawa puteri semata wayangnya ke dalam pelukan.

Aduh, anaknya ini makin terlihat dewasa. Usianya masih dua belas tahun. Namun penampakannya sudah seperti gadis muda berusia delapan belas tahun.

Si Adek membalas pelukan papanya--ngusel di sana dan menggeleng pelan. "Mau kasih kejutan buat papa mama. Inan kangen. Kangen banyak-banyak. Sayang papa mama. Sekarang Inan gamau jauh-jauh lagi. Mau disini aja."

Gaeul tersenyum haru. Manusia yang telah berubah menjadi half blood ketika melahirkan Kinan ke dunia itu mengelus rambut putrinya.

"Mama papa juga sayang Kinan. Kinan capek nggak? Ayo mama tunjukin kamar kamu, dek. Ah, adek laper nggak? Mau makan apa?"

Kinan tertawa, memamerkan deretan giginya yang rapi. Senyumnya mirip sekali denga sang papa. Bahkan matanya sampe menghilang lucu. "Mau es krim sama permen, boleh ma? Adek pengen itu. Di asrama ga boleh makan es krim banyak-banyak soalnya."

Jimin tertawa mendengar permintaan anaknya. "Jangankan es krimnya, dek. Pabriknya sekalian papa beli buat kamu."

Beuh. Holang kaya mah beda.

Pokoknya, Kinan senang. Akhirnya dia kembali pulang.

TBC

Sampai sini dulu ya, awal mulanya muehehehe. Ini fanfic yang lumayan pendek perchapternya. Minimal up seminggu sekali, insha allah. Tapi sebenarnya jadwal update suka2 hatiku aja. Muehehehe.

Next atau ditarik aja nih?

Terrae .JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang