Tujuh Puluh Enam : Belajar Mandiri.

2.8K 602 254
                                    

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.

Other Cast © Hankook-ie's

.
Terrae © Hankook-ie's
.
2018
.
Enjoy the story(:

.

»»●●««

.

Bagian Tujuh Puluh Enam.

"Sampai kamu bisa sadar sama kesalahan kamu dan minta maaf ke Nancy, kita jaga jarak aja."

"... jaga jarak aja."

"... jaga jarak..."

Kenapa semuanya jauhin Inan?

3 hari adalah waktu yang dihabiskan Kinan dalam kesendirian. Benar-benar sendiri. Selama waktu itu Kinan tidak mencoba menghubungi siapapun, baik Saeron, Mina, maupun uncles. Kinan terlalu takut untuk melakukan itu. Hatinya tidak siap apabila disalahkan lagi.

Mina dan Saeron tentunya sudah mengirim banyak pesan dan mencoba menghubungi Kinan. Menanyakan apa yang terjadi, kenapa Kinan tidak masuk kuliah, dan kenapa Nancy mendadak masuk rumah sakit.

Tentunya dua temannya itu mengkhawatirkan Kinan, tapi Kinan tidak memberikan tanggapan apapun karena takut pada akhirnya mereka berdua akan menjauhi Kinan seperti yang Uki dan papa mamanya lakukan.

Orang tua dan mate-nya saja tidak mempercayainya, apalagi teman-temannya?

Untuk itu, Kinan lebih memilih menjaga hatinya untuk tidak berhubungan dengan siapapun dulu.

Dalam 3 hari ini, Kinan tidak keluar kamar kecuali mamanya mengetuk pintu untuk memanggil Kinan makan. Di meja makan pun, Kinan makan dalam diam. Tidak berani berbicara, tidak berani untuk sekedar menatap papanya.

Papa seram kalau sedang marah jadi Kinan tidak mau dibentak lagi.

Kegiatan Kinan di dalam kamar hanya bercakap sepihak dengan boneka-bonekanya, menyemprotkan parfum aroma Uki ke boneka Wolfie dan selimutnya untuk dipeluk, termenung di balkon kamar saat pagi dan sore hari, juga menangis saat sedang mandi.

Kegiatan yang monoton, cukup membuat Kinan stress tapi tidak cukup untuk membuatnya merasa bersalah pada Nancy. Kinan masih tidak ingin minta maaf.

Dalam 3 hari ini pun, Kinan selalu bersiap pergi ke kampus sesuai jadwalnya. Berjaga-jaga seadainya ada yang ingat bahwa si adek juga memiliki kelas yang harus dia ikuti. Tapi ternyata Jungkook tidak muncul untuk menjemput Kinan seperti biasa dan Papa mamanya tidak bertanya apakah Kinan ingin diantar ke kampus. Bahkan kemarin siang Kinan ditinggal sendirian di rumah, papa mamanya pergi berdua karena ada kelas.

Dia benar-benar diabaikan.

Pergi kuliah pasti bisa mengalihkan pikirannya dari rasa sepi, tapi masalahnya bagaimana caranya pergi kuliah?

Pada akhirnya, Kinan mencari tahu cara naik bus ke kampusnya. Dia hanya perlu berjalan 3 Km dari rumahnya menuju terminal terdekat, kemudian naik kereta api, barulah naik bus yang menuju kampus.

Butuh enam jam bagi Kinan untuk mengumpulkan tekad dan keberanian.

Sudah dia putuskan, sore ini Kinan akan masuk ke kelasnya!

Karena ini kali pertamanya, Kinan bersiap 3 jam sebelum kelas. Dia masih belum tahu estimasi waktu yang akan dihabiskannya selama perjalanan, jadi tidak ada salahnya untuk pergi lebih cepat. Kinan tidak ingin terlambat.

Setelah selesai bersiap, Kinan keluar dari kamarnya. Turun ke bawah, mengenakan sepatu dengan cepat, dan menghirup napas dalam-dalam sambil menyemangati dirinya sendiri kalau dia bisa melewati ini. Kinan harus bisa mandiri!

Sesaat sebelum Kinan membuka pintu, "Mau kemana, dek?" suara lembut sang mama membuat Kinan terpaku. Rasanya seperti sedang kepergok mencuri uang.

Kinan sontak menunduk dan gelagapan, "M-mau ke kampus...," katanya nyaris berbisik.

"Kampus? Siapa yang jemput?"

Kinan memainkan jarinya. Siang ini hanya ada dia dan mamanya di rumah. Si papa sedang pergi berburu. "Pergi sendiri..."

Gaeul tertegun, "Sama mama yuk? Mama anterin."

Kinan langsung menggeleng cepat, "I-inan bisa sendiri. Gak apa-apa ma. M-mama jangan ngomong sama Inan, nanti papa marah ..."

Kata-kata Kinan membuat Gaeul terdiam. Selama ini memang dia mendiamkan Kinan karena permintaan Jimin. Gaeul sendiri cukup tidak nyaman dan tidak senang, tapi tiap kali dia mempunyai pikiran untuk berbicara dengan Kinan dan menghampiri anaknya, Jimin selalu memeluknya erat-erat, menahannya pergi dan memohon untuk tetap pada rencana awal sedikit lebih lama, hanya sampai Kinan sadar akan perbuatannya.

"Kinan kenapa ngomong gitu sayang ..."

Kinan menggigit bibir, "Inan denger papa mama berantem ... Inan tau mama masuk ke kamar Inan buat elusin kepala Inan semalem, terus papa marah." Kinan menghapus air matanya yang mulai menetes lagi. "Inan gak apa-apa kok, mama jangan khawatir. Inan bisa sendiri."

Tahu bagaimana perasaan Gaeul saat anaknya berbicara dengan kondisi seperti itu? Hancur. Hancur sekali.

"Sayang ... Nggak bisa ya kamu minta maaf aja sayang? Biar papa nggak kayak gini lagi," bujuk Gaeul lembut.

Kinan menghela napas, kemudian menatap mamanya dengan pandangan berkaca. "Inan minta maaf kalau Inan salah, Ma. Inan bakal sadar kalau memang Inan yang salah."

"Kinan, papa cuma takut kamu bak--"

"Inan berangkat dulu ya, ma. Bye-bye, mama," kata si adek cepat memotong kalimat mamanya.

Kinan mengusap wajahnya lagi dan melangkah keluar dari pekarangan rumahnya dalam tekad.

Ini langkah mandiri pertamanya.

TBC

Udah lama banget aku nggak liat Pochies bales-bales komen kwkwk. Seneng bisa baca itu lagi, aku seneng banget Uwuw~

Terrae .JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang