Chapter 2. Kenal

43 5 4
                                    

Jam menunjukkan pukul 18.30, keluarga kecil sudah berkumpul di ruang makan.

"Gimana sekolahnya?." tanya ibu Aurel.

"Biasa aja." jawab nya.

Suasa kembali hening, Aurel telah selesai makan dan masuk ke kamar nya. Di kamar dia sedang meng add teman-teman nya yang baru, tentunya dari grup. Saat Aurel sedang meng add teman-teman nya satu per satu, pesan tiba-tiba masuk.

+62 1638106252829 :
tc, add ya Hariz XI IPA 2

Aurel :
ok

Hariz :
tau gue yang mana gak?

Aurel:
ga

Hariz :
yaudah deh besok aja

Aurel :
hm

Setelah beberapa menit Aurel bermain handphone, dia memutuskan untuk belajar walau asal-asalan. Disela-sela belajarnya, Aurel memikirkan Kak Satria, kaka kelas yang dia sukai sejak kelas X. Dia itu ganteng, tinggi, keren, abas, sempurna deh dimata gue intinya.

*Grup Amburadul*

Aurel :
wei gue dari tadi mikirin Kak Satria mulu, gimana nih?

Vita :
yaudah, chat aja gih daripada kepikiran mulu kan

Cika :
gimana mau chat, disave aja engga nomernya si Aurel

Aurel :
gue pengen nge-tc tapi takut, malu, ah udh lah cukup nge follow ig nya aja udh cukup

Vita :
kaya gue dong, berani nge-tc Kak Dika, wehehe

Cika :
elo mah urat malu nyaa udh putus:v

Aurel :
yaudah bodo amat lah gue mau tidur, ngantuk. Bye :33

Vita :
:3

Cika :
byeee.

Aurel meletakan handphone nya di meja sebelah kasurnya dan mengurungkan niat nya untuk tidur. Dia ingin melanjutkan menonton drakor kesukaannya.

                                ~   •   •   •  ~

Aurel memijat matanya yang terasa lelah. Semalam dia tidur larut malam karena menonton drakor. Andai saja aktor kesayangan nya tidak ada, mungkin Aurel lebih memilih untuk tidur.

Aurel menghembuskan napas perlahan, membuka mata dan membiarkan cahaya matahari pagi menyusup ke retinanya.

"Kusut amat tu wajah, kenapa dah." tanya Yoga yang baru keluar dari rumahnya. Dia bersiap siap untuk mengantar Aurel karena ayahnya sedang tidak enak badan.

Aurel mendecakan lidah. "Males sekolah."

Yoga menyenggol siku Aurel dengan sikunya. "Et dah buset, baru awal masuk dah gini."

"Bodo." jawabnya.

"Yaudah buru berangkat." ajak Yoga.

"Hm." jawabnya.

Aurel hanya memandangi jalanan. Sepanjang perjalanan menuju sekolah mereka habiskan dalam keheningan.

                               ~  •   •   • ~

Pada jam istirahat, Aurel, Cika, dan Vita memilih menikmati makanan di depan perpustakaan. Setelah menghabiskannya, mereka masuk ke perpustakaan untuk membaca sedikit buku novel disana, hingga tak terasa bel sudah berbunyi dan membuat mereka bergegas menuju kelas.

Kelas XI IPA 2 melanjutkan pelajaran fisika yang tentunya membuat otak bekerja keras. Aurel yg duduk di belakang, mulai ngantuk tapi tidak memungkinkan untuk tidur karena jika ketahuan tidur Aurel akan dihukum berat. Ya memang guru fisika ini seperti singa betina, haha.

"Karena hari ini hari kedua kalian sekolah, maka saya akan membuat kelompok untuk tugas minggu depan. Akan saya tentukan kelompoknya sekarang." ucap Bu Dona, guru fiska yg mirip singa betina itu.

"Semoga gue sekelompok sama Cika, Vita amin." batin Aurel.

"Kelompok 1 yaitu Farel, Geno, Hana, Jessi, dan Kayla."




"Kelompok 4 yaitu Cika, Vita, Aurel, Hariz, dan Leon.

"Alhamdulillah gue sama lo riz." teriak Leon yang tak tau malu itu.

"Doa gue terkabulkan." batin Aurel.




"Dikarenakan jam saya sudah habis, kalian bicarakan tugas ini di rumah, terimakasih dan selamat siang." pamit Bu Dona.

                                  ~  •   •   •  ~

*Kelompok 4 yeah*

Vita :
wei buruan kita udh di rumah Aurel nih

Leon :
sabar bwang, bentar lagi kita nyampe

Cika :
buru ih

Tak butuh waktu lama, Hariz dan Leon sudah sampai di depan rumah Aurel.

"Lama bgt si kalian." tegur Aurel.

Cika mengangguk "hooh lama."

"Yaudah maafin kita, udah yuk ngerjain." balas Hariz.

Mereka kini sedang mengerjakan tugas kelompok. Sebenarnya yang banyak mengerjakan itu Leon si, yang lain hanya mengikuti saja.

"El, gue pinjem penghapus dong." ucap Hariz.

"Haish, nama gue tuh Aurel, a-u-r-e-l." jelas Aurel padanya

"Sorry, nama lo susah sih jadi gue panggil El aja ya." ucap Hariz.

"Ogahh. Lo pikir gue anak nya Ahmad Yani?!." Aurel murka.

"Yaudah, nama panjang lo siapa?." tanya Hariz.

"Aurel Adia Ariesta." jawab nya.

"Gimana kalo gue panggil AAA? Gampang kan? Soalnya nama depan lo A semua, hahaha." Hariz terkekeh.

"Ebusettt, ngajak berantem lu nyet?." ucap Aurel.

"Emang berani?." balesnya sok-sok an.

Aurel berpikir sejenak. "Berani, tapi gue lagi males berantem." alibi nya.

"Alesan." gumam Hariz.

"Apa lo bilang." Aurel mendekatkan telinganya ke wajah Hariz.

"Ga. Eh btw gue yang nge-tc lo kemaren malem." jelas nya.

"Oh elo."

"Woy lo berdua bacod mulu dari tadi. Bantuin apa gimana, gue laporin Bu Dona mampus lo berdua." protes Cika yang sedari tadi membantu Leon menyelesaikan tugas.

"Kalo mau pdkt pikir-pikir dong, ditaman atau dimana kek." sambung Leon.

Vita terkekeh. "Aciee aciee pdkt aduuuhhh kapal ku berlayar."

"Babi! lo." balas Aurel.

"Anjing!  lo." sambung Hariz.

3 jam telah berlalu. Waktu sekarang menunjukan pukul 22.00 dan mereka sudah pulang semenit yang lalu. Aurel menghempaskan tubuhnya ke kasur. Dia sangat lelah walau hanya membantu sedikit. Saat Aurel ingin memejamkan matanya...

Tok.. Tok.. Tok..

Aurel membuka matanya dan meraih gagang pintu. Dan terlihat ibu Aurel di ambang pintu.

"Oh mah ada apa?"

"Enggak, mamah cuma pengen ngecek kamu doang. Kamu udah makan?."

"Udah tadi bareng temen-temen."

"oo gitu yaudah tidur ya, besok sekolah jangan tidur larut malam." Ibu Aurel keluar yang mencium jidat anaknya itu.

Setelah Ibu Aurel keluar, Aurel kembali membaringkan tubuhnya ke kasur dan mencari posisi yang tepat untuk menuju ke alam mimpi.

                              ~  •   •   •  ~

AurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang