Chapter 3. Mulai Dekat

30 6 12
                                    

Suasana kelas dipagi hari ini sudah sangat ribut dikarenakan bendahara yang sibuk menagih uang kas kepada teman-teman nya termasuk si Aurel yang sudah 5 menit yang lalu berada di kelas. Mereka memang nunggak tidak membayar kas ber minggu-minggu. Si bendahara memang terkenal galak, tapi dia cantik kok. Namanya Indah Mutiara Firati, panggil saja bos Indah. Mereka memang memanggil Indah dengan sebutan Bos, karena yhaa tidak tahu juga.

"Woy bayar kas." teriak Indah sambil menggedor-gedor kan papan tulis dengan menggunakan penghapus.

"Siap bos, gue udah nunggak berapa kali nih?." tanya Zidan.

"3 kali! Jadi lo harus bayar lima belas rebu, sekarang!." bentaknya.

"Mampus lo, haha gada duit buat ngantin dong." celetuk Morgan.

"Lo sama aja nunggak 3 minggu kale." ucap Indah.

"Sukurinnnn! Makanya gausah ngejek temen sendiri, kena kan karmanya." balas nya.

Seisi kelas tertawa termasuk Aurel akibat kelakuan dua bocah yang memang sering membuat lawakan di kelas.

"Udah deh, mending gue panggilin satu-satu aja yang nunggak ya. Ada Zidan, Morgan, Hariz, Aurel, Cika, dan Vita. Pokoknya yang gue panggil namanya lunasin sekarang. Ga mau tau." ucap Indah.

"Nih gue lunasin sekarang." ucap Hariz sok-sokan.

"Nah gini dong." balas Indah.

"Nih gue juga." sambung Aurel.

"Sip, yang lain nanti ya udah mau masuk soalnya." ucap Indah.

~ • • • ~
"Aurel, ke kantin yuk?."

Aurel mendongak, mengalihkan perhatiannya dari handphone untuk menatap kedua sahabatnya.

"Ga ah, mager. Gue mau maen hp aja di kelas."

Cika berdecak. "Mageran banget sih lo."

Aurel hanya mengangkat bahunya tak acuh dan kembali memfokuskan dirinya bermain game online di handphone nya.

"Udah lah." Vita menyenggol lengan Cika.

"Kita ke kantin aja, mau lo ngomong sepanjang rel kereta kalo dia gamau ya tetep gamau."

Cika hanya mengangguk pasrah. "Yaudah lo mau titip ga?."

"Roti sama teh kotak ya." balas Alena tapi pandangannya tetap fokus dengan game online nya.

Vita dan Cika saling pandang dan mengangkat bahunya pertanda bahwa semuanya terserah Aurel saja. Lalu meraka keluar bersama dari kelas menuju kantin.

Bel berbunyi dan kelas melanjutkan pelajaran. Kali ini kelas mendapat pelajaran bahasa Inggris dengan Bu Mega. Selama pelajaran Aurel tidak bisa fokus karena belum menyelesaikan game online di handphone nya sedangkan bel tadi sudah berbunyi.

Aurel mencoba fokus dengan pelajaran Bu Mega. Walaupun kadang pikiranya kemana-mana.

"Baiklah ibu akan memberi kalian tugas kelompok masing-masing dua orang." Bu Mega berdiri dari duduknya.

"Anjir kelompokan mulu." batin Aurel.

Suasana kelas menjadi tidak kondusif karena para murid sibuk mencari patner kelompok.

"Ssttt sudah begini saja, setiap kelompok depan belakang." ucap Bu Mega.

"Loh bu berarti saya sama dia dong?." tunjuknya ke Hariz sedangkan cowo itu hanya mengangkat alisnya.

Posisi duduk nya memang Aurel depan belakang dengan Hariz, dan di samping nya ada Cika dan depan nya ada Vita.

"Iya memang kenapa Aurel?." tanya Bu Mega.

AurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang