4 - Saksi Bisu Pesugihan

65 4 0
                                    

AKU langsung menutup pintu kamar mandi itu dan menguncinya rapat-rapat. Dan saat ku nendangakkan kepalaku, aku melihat sebuah tulisan terlukis tepat di pintu itu.

 Dan saat ku nendangakkan kepalaku, aku melihat sebuah tulisan terlukis tepat di pintu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jika kamu tidak bisa bertahan, hari ini adalah hari terakhir kamu.)

Aku pun mulai mulai mengambil shower yang terpasang di pinggir tembok-dengan keringatku semakin deras bercucuran, menadakan ketakutan ku terus semakin memuncak.

Hingga tiba-tiba lampu kamar mandi ini mulai berkedip-kedip dengan sendirinya-melihat saklar lampu yang tak bergerak sedikit pun. Aku terus melangkah mundur hingga kakiku menatap dinding bathup dan reflek aku pun menoleh ke arah belakang.

Hingga tiba-tiba aku mulai terkejut mendegar sebuah suara di belakang ku. Pintu mulai bergedor-gedor, sepertinya Pak Arvin sudah mengetahui keberadaanku dan berusaha menangkapku.

Aku mulai dengan cepat masuk kedalam bathup dan menutup kelambunya, setelah itu aku pun duduk mematung melihat apa yang akan terjadi setelah ini.

Seketika terdengar suara bunyi yang begitu keras di depan sana, ya pintu kamar mandi sudah berhasil terdobrak oleh Pak Arvin. Sepintas bayangan hitam tiba-tiba berdiri tepat di depan kelambu ini, tetapi anehnya bayangan itu nampak bukan wujud manusia.

Tangan dan jari-jarinya begitu panjang, serta badanya begitu ramping dan tinggi hingga menyentuh atap kamar mandi, rambutnya begitu gondrong dan sangat lebat, aku tak tahu itu mahkluk apa yang penting aku tidak mengelurkan suara sedikit pun agar aku tak tertangkap oleh mahkluk aneh itu.

Bunyi tetesan air kian terdengar seolah menambah kengerian yang sedang kuhadapi. Bayangan itu tak lama kemudia mulai pergi ke luar kamar mandi ini. Aku dengan perlahan membuka kelambu bathup ini, hingga ku tahu memang mahkluk entah apa itu yang penting bayangan itu bukan bayangan milik Pak Arvin sudah menghilang dari kamar mandi ini.

Aku pikir situasi ini sudah sangat aman untuk keluar, aku pun mulai berdiri dan melihat sekitar sini hingga tanpa kuketahui mahkluk itu yang kulihat tadi tepat di belakang ku sedang menggeram tepat ke arah ku.

Dan dengan cepat tangan yang begitu panjang yang ia miliki langsung mencengkram kepalaku, rasa nyeri begitu sangat terasa, kelambu yang semula terbuka seketika tertutup dengan sendirinya, sebuah bercak darah bermuncratan di mana-mana, mengotori seiisi kamar mandi yang semula putih bersih sekarang ternodai dengan darah yang berserakan.

Kelambu mulai terbuka dan badanku tersandar di tembok, dengan darah mulai menetes dengan perlahana di sekujur leherku, tangan ku kaku seperti membeku membentuk bagaikan pengemis yang sedang meminta-minta.

Sebuah benda berbentuk bulat jatuh tepat di telapak tanganku, benda utu memiliki rambut bewarna gitam dan begitu cantik, ya benda yang ada di tangan ku saat ini adalah kepalaku sendiri.

~oOo~

Pov Maylinda
Kami pun segera masuk kedalam kamar dan segera untuk tidur, tak menghiraukan apa yang telah terjadi ataupun mbok Narsih ada dimana.

Jam terus berdetak, detik demi detik kian berjalan melewati malam yang begitu dingin ini, suara sirine polisi mulai terdengar dan tiba di depan rumahku sekarang.

Aku tak tahu apa yang sedang terjadi sekarang—aku pun melirik ke arah jam dinding, sekarang jam tekah menunjukan jam 11.30, tetapi sekarang sudah terlalu larut untuk di datangi seorang polisi. Aku pun langsung turun dan memeriksa apa yang sedang terjadi disana.

Sebuah bau seketika menancap di indera penciumanku. Aku tak tahu bau apa ini, bau ini seperti bau daging  yang sudah busuk, aku tak menghiraukan bau ini, mungkin suamiku sedang masak telor?

Tok...tok....

Sebuah ketukan pintu mengetuk pintu depan rumahku ini, dengan cepat aku pun membukanya.

“Selamat malam, kami mendapatkan laporan bahwa ada kejadian disini,” terlihat terdapat dua polisi berdiri tegak di depan pintu rumah ini “Apakah benar ini kediaman Pak Arvin?”

“Iya benar, saya istrinya, siapa yang memanggil bapak kerumah saya?” tanya diriku dengan bingung.

Sesaat salah satu dari polisi itu hendak menjawab, seketika omonganya terputus oleh sebuah suara yang tepat berada di belakang ku, “Aku sayang, yang manggil pak polisi ini,” sahut Arvin sembari memegang pundakku, “Mari pak masuk dan segera untuk di periksa!”

Kedua polisi itu pun masuk kedalam rumah ku dan menggeledah kamar mandi yang Arvin tunjukan. Aku dengan segera menarik tangan Arvin pergi menjauh dari situ, “Ada apa ini sebenarnya? Coba ceritakan ke aku!”

“Itu... ada sesu—” kata-kata Arvin seketika terputus oleh kedua polisi tersebut, “Apakah ini mayatnya?”

Aku dan Arvin pun langsung mendekati kamar mandi itu, dan bau busuk ini mulai semakin menyengat, saat aku mulai dekat dengan pintu, mata ku seketika terbelalak melihat apa yang ada di dalam situ.

Mbok Narsih tergeletak di bathup dengan sangat mengenaskan dengan kepalanya terputus begitu saja dari lehernya.

Dengan cepat kedua polisi tersebut, membungkus jasad Mbok Narsih di dalam tas mayat dan dengan segera membawanya pergi dari sini.

~oOo~

Pagi pun berlalu seketika aku terbangun dengan kondisi yang tak enak badan, aku langsung turun dari kasur dan langsung pergi ke arah kamar mandi.

Aku mulai muntah-muntah, semua yang ada di perutku kukeluarkan di wastafel.

Suamiku yang mendengar suara muntah ku, langsung berlari ke arah kamar mandi dan menghampiri diriku yang nampak sakit, wajahnya menyeringai tanda bahagia “Kita Ke dokter ya?”

———

Dibutuhkan vote dan koment yang banyak untuk membuka Chapter 5 “Balas Dendam Iblis”

Apa yang sedang terjadi dengan Maylinda? Apakah dia terkena dampak dari pesugihan atau memang benar hamil? Temukan jawabanya di chapter selanjutnya :)

Bayangkan kejadian itu terjadi dengan ibumu sendiri!

TurunanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang