#4

49 21 1
                                    


Entah perasaan ini sangat menyiksa, memendam sendiri rasa cinta tanpa memikirkan luka. Harapan untuk mendapat balasan saja aku tak tau. Menyukai laki-laki yang disukai banyak orang memang tak mudah. Kumis manis ditambah alis yang setebal pohon beringin menjadi alasan daya tarik para cewek.

Sialnya kenapa setiap sekolah aku harus duduk dengan siluman jadi jadian itu. Sama halnya seperti monyet dan anjing menggonggong menakutkan tetapi kadang memilukan. Ehh sepertinya aku punya nama bagus untuk dia Viorel Hanata Maung Betutul hahaha.

Aku harus menemui pak Sorian besok, sebelum memulai pelajaran perihal belajar bersama dengan Vio dan perkembangannya kepada pak Sorian. Apa yang harus ku katakan? Alasan seperti apa yang harus aku lontarkan? Ini tugas apa azab, kenapa harus dengan Vio.

Masih keadaan pagi buta aku sudah sampai di sekolah, dan anehnya sepintas aku melihat Vio sudah lebih dulu sampai dan sudah duduk disamping tempat dudukku dikelas. Tetapi sebelumnya aku harus menemui pak Sorian, oleh karena itu aku menuju ruang guru terlebih dahulu. Lalu kembali ke kelas yang bersampingan dengan ruang guru.

"Tumben, dapet hidayah dari kamu dateng lebih pagi, biasanya telat tau-tau sudah berdiri satu kaki didepan bendera merah putih." Kataku saat sudah berada dikelas

"Yeu mengejeklah kamu ferguso."ledeknya. Hah? Ferguso naon sia maneh teh ngomong naon, ujarku dalam hati.

"Hahahahahaha." Balasku dengan muka senyum terpaksa.

"Vi, kamu mau tau mimpiku semalam tidak?"tanyanya tiba-tiba.

"Tidak."jawabku singkat

"Ayolah Via, serem tau." Bujuk dia untuk menebak mimpi bodohnya.

"Memang apa itu?"tanyaku malas.

"Semalam aku kebangun, habis mimpi buruk." Kata dia sambil melotot.

"Mimpi ditinggal aku?" jawabku santai.

"Kalau mimpi buruknya kayak gitumah aku bukan lagi kebangun tapi langsung koma." Balas dia sambil menunjukkan giginya.

"Jadi mimpi apa?" tanyaku malas lagi.

"Aku mimpi dikejar-kejar zombie emak emak. Dia mau bunuh aku pake centong." Jawab dia ngean ekspresi ketakutan.

"Hahahahahahahahahahhaha." Aku tertawa selama 5 menit sambil menggeplak kepala gepengnya.

"Jangan ketawa, itu seremloh. Dimimpiku zombie emak emaknya besar pakai daster pink dia bisa berubah jadi raksasa." Sambil meragakan besarnya raksasa dimimpi dia.

"Pasti kamu lupa baca doa tidur ya semalam?" tanyaku penasaran.

"Hehehe iyaa, soalnya aku sibuk buat doain masa depan kita nanti." Gombalan lagi yang ia lontarkan.

"Ohh hehehe." Berusaha dingin, sok gapeduli padahal mah jingkrak-jingkrakan.

Melted dong ini:)



ᴄᴇɴᴅᴀʏᴀᴍWhere stories live. Discover now