Seorang pemuda, tampak tengah berlari mengelilingi lapangan upacara, dengan keringat yang bercucuran di tubuhnya, sehingga membuat baju seragamnya basah seperti baru saja di siram.Banyak murid yang menatap pemuda itu heran, bukan karena bajunya yang basah, atau lainnya, tapi karena sebuah senyuman yang tak pernah lepas dari wajah pemuda itu.
Setelah menyelesaikan beberapa putaran, pemuda itu pun menuju tepi lapangan, dan langsung merebahkan tubuhnya dengan nafas yang terengah engah, sebuah senyuman masih saja bertengger di wajahnya.
Sampai satu temannya duduk di sampingnya pun, senyuman itu tak lepas dari wajahnya.
'' Bara, kamu sudah gila ya?. '' tanya seorang gadis berkacamata yang baru saja duduk di samping bara.
'' Sepertinya memang begitu. '' ucap Bara. lalu merubah posisinya yang tadinya telentang menjadi duduk, dengan senyuman yang masih saja bertengger di wajahnya, seolah enggan untuk pergi dari wajah pemuda itu.
Raya. gadis yang duduk di samping Bara itu bergidik ngeri. '' kamu gak kesambet kan Bar?. '' tanya Raya. takut takut jikalau yang berada di sampingnya itu bukanlah temannya, melainkan mahluk halus yang sedang merasuk di badan sahabatnya itu.
'' Ck! enak saja kamu bilang, aku ini sedang bahagia tau, malah kamu katain kesambet. '' kesal Bara. yang justru membuat Raya tertawa, pasalnya saat ini bara menunjukkan wajah yang sok imut yang malah terlihat aneh bagi Raya.
'' Kok ketawa sih!!.'' ucap Bara. yang semakin kesal pada sahabatnya itu.
''Maaf maaf abisnya kamu lucu kalo kaya gitu mirip badut abis kesiram air got. '' ucap raya. dengan mimik yang di buat serius, yang membuat Bara semakin kesal.
'' Ck! Kamu mau ku timpuk pake sepatu hah!. '' ancam bara. sambil memegang sepatunya dengan mimik garang.
'' Eh!! iya iya maaf, emang kamu seneng karena apa sih? Abis dapet lotre?. ''
'' Bukan ini tuh lebih dari itu. '' ucap Bara. dengan ekspresi menerawang.
'' Trus apa dong?. '' ucap raya. dengan menaikkan sebelah alisnya.
'' Tadi tuh, aku ketemu sama bidadari yang cantik banget, bukan cuma cantik fisik dia juga cantik hatinya. '' terang Bara. dengan semangat layaknya seorang anak kecil yang tengah bercerita pada orang tuanya.
'' Oh gitu, kirain apa, emang secantik apa si dia sampe sampe kamu kayaknya kagum banget sama dia?. '' terang Raya. dengan nada yang terlihat tidak suka, namun Bara tak menyadarinya, karena asyik dengan bayangannya tentang gadis yang ditemuinya tadi pagi, yang membuatnya terlambat masuk ke sekolah, dan mendapat hukuman seperti tadi.
'' Cantik banget deh pokoknya, kaya bidadari, sulit buat ngejelasinnya, dan kayaknya aku sudah jatuh cinta deh sama dia. '' ucap bara. masi dengan raut wajah kagumnya.
'' Ck! Udah deh Bar, kmu itu kalo mimpi jangan terlalu tinggi, nanti kalo jatuh sakit loh, lagian nih ya, kamu kenal dia aja enggak gimana bisa kamu cinta sama dia, paling juga itu cuma sebatas kagum kamu aja. ''
'' Bukannya kalo mimpi itu harus setinggi tingginya ya. Ya kalo jatuh tinggal bangun lagi, dan mungkin sekarang aku gak kenal dia, tapi siapa tau tuhan mempertemukan kita lagi dan menakdirkan kita tuk bersatu. ''
'' Ya terserah kamu aja deh, bar. percuma ngomong sama batu kaya kamu. '' ucap Raya. lalu bangkit meninggalkan Bara.
'' Eh!, Raya. kamu mau kemana?.''
'' Kelas!!. ''
'' Tungguin. '' teriak bara. lalu bangkit dan mengejar Raya menuju kelas mereka.
To be continued
*mulmed As Bara*
Cerita pertama saya dengan genre seperti ini, harap maklum jika banyak kesalahan.
Hope you enjoy it
Pict by pinterest

KAMU SEDANG MEMBACA
BARA CINTA
Novela Juvenil'' apa yang membuat kamu begitu menginginkanku bara? '' -Cinta '' bukankah aku sudah pernah mengatakannya bahwa itu semua karena hatiku telah memilihmu sebagai tempatnya berlabuh '' -Bara *** sebuah kisah perjuangan seorang pemuda dari keluarga sede...