2. A Letter Of Memories [1]

157 27 10
                                    

Chapter Two

Melingkar. Jika kau tak mampu menemukan jalan lurus untuk melangkah maju, maka berputarlah, berbalik arah dan berfikir, mungkin lebih baik jika berjalan di tempat atau diam dan menunggu. Sampai waktu; yang katanya ingin menjadi teman baikmu, sudi kembali padamu lalu berbisik, "tidak ada tikungan di depan sana."

Jika saat membuka mata tapi kau tetap tidak dapat melihat apapun di depanmu, itu artinya mata hatimu yang gelap. Rabalah ia dengan salah satu telapakmu hingga kau merasakan jantungmu mulai mengarat dan mengelupas, meninggalkan kerangka lama dan akan berbalut kulit yang baru. Tunggulah ia sampai berwarna pelangi hingga memberimu wangi.

Dan, jika kau bernafas tapi kau masih tetap bisa menari gemulai di dalam air, maka itulah suatu pertanda bahwa dunia ada di pihakmu. Pertahankan ia, jangan pernah lepaskan, sekalipun ia mengerang dan mengancammu untuk pergi dengan sorotnya. Jangan takut, karena itu hanyalah sebuah gertakan kecil yang sengaja ingin membuatmu mundur.

Sebab kau tahu persis apa dan siapa yang dapat membuatmu untuk bisa hidup di dalam masamu.

*

Kindergarten,

Seokmin tidak berniat untuk melakukan hal apapun seperti yang dilakukan teman-temannya yang lain. Entah berkejar-kejaran mengelilingi deretan meja-kursi, atau meneriakkan kata hom pim pah lalu bersembunyi, ataupun menyusun balok-balok plastik berwarna-warni untuk dibuat istana di atas lantai. Seokmin lebih memilih duduk tenang di bangku putih kecil dan melipat kedua tangannya di depan dada, bersandar. Jam makan siang sudah selesai delapan menit yang lalu, itu berarti sekarang adalah waktunya untuk bermain; berlarian, bercanda dan bergurau atau berebut mainan sampai ada salah satunya yang menangis. Tapi Seokmin tidak tertarik dengan itu semua.

Karena ada alasan kenapa berdiam di meja-kursi lebih asyik.

Adalah sosok di sudut ruangan ini, di deretan meja guru paling depan, satu-satunya hal yang membuat Seokmin tertarik dan tidak mau mengalihkan perhatian dari dia. Dia yang sendirian dan terdiam. Dia yang sepertinya juga tidak ingin bermain dengan yang lain. Menggenggam pensil warna di tangan kanannya dan menantang buku gambar di hadapannya.

[Skinny Love]▫[Seokmin & Soonyoung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang