Chapter Six
Apa kalian percaya akan adanya sebuah Negeri Dongeng yang hidup di belahan bumi lain? Atau setidaknya percaya pada kebenaran sebuah Dongeng? Sebagian mengatakan bahwa dongeng tidak nyata, hanya cerita lisan yang sama sekali tidak terikat oleh tempat maupun waktu. Namun ada sebagian yang mempercayai tentang kejadian-kejadian yang muncul pada setiap skenario dongeng adalah benar adanya. Karena terlalu menghayati. Entah itu Fabel, Mite, Sage ataupun Parabel, ada yang ingin percaya.
Sebab dalam dunia dongeng segalanya bisa sangat mungkin untuk terjadi; mengubah tongkat menjadi seekor ular, menyihir manusia menjadi patung, menusuk tanah lalu keluarlah air, lahirnya manusia setengah kuda, bisa terbang hanya dengan menggunakan sebelah sayap, menghilang dan mampu berlari dalam sekejap, menyulap kupu-kupu menjadi peri yang sangat cantik, membunuh saingan hanya dengan sebuah apel merah, menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal dengan satu kecupan atau mendatangakan makanan tanpa perlu repot untuk memasak. Semuanya bisa sangat mungkin terjadi di dalam dunia dongeng.
Dan, Lee Seokmin adalah salah satu pihak yang ingin mempercayai cerita lisan tersebut. Karena dia ingin melihat putri duyung, dia ingin bertemu dengan putri salju, dia ingin menyapa kurcaci secara langsung; Seokmin ingin hidup dan tinggal di dalam dunia dongeng. Sebab selama ini dia hanya membangun fantasinya seorang diri, menjadi seorang pangeran dan memiliki-nya sebagai pendamping.
Dia pernah membaca sebuah dongeng dalam Narnia yang pada bagian episodenya bercerita tentang terompet ratu Suzane yang bisa memanggil Raja dan Ratu dari masalalu jika ditiup, Seokmin ingin meniup terompet tersebut, dia ingin memanggil keabadian sang Raja dan Ratu agar bisa terjadi nyata dalam kekiniannya. Memang sedikit tidak mungkin, tapi tidak ada peraturan yang melarang orang dewasa untuk boleh percaya pada negeri dongeng, bukan? Karena paling tidak, Seokmin bukanlah orang yang naif. Dia ingin berhenti berpura-pura, tidak perlu bersembunyi lagi. Meski dia tidak memiliki tongkat dan terompet ajaib, Seokmin tetap percaya jika masanya belum berakhir. Dia percaya jika dunia masih berpihak kepadanya; dunia dongeng yang dia reka sendiri dan juga dunia nyata tempat dia bertemu dengan-nya.
Seokmin ingin diakui.
*
Sebab melihat matamu adalah kelemahanku.
Seperti hari-hari yang sudah terlewat. Seperti waktu-waktu yang telah berlalu. Tak ada yang baru. Dia hanya tidak tahu jika dirinya selalu menjadi sesuatu yang baru bagi seseorang. Dia tak akan pernah tahu jika kehadirannya adalah sebuah energi baru bagi satu pihak, sebab yang dia tahu hanyalah satu, yaitu sisa waktu yang tak banyak memberinya pilihan untuk berfikir mengambil keputusan. Selain buku dan arahan guru tidak ada yang membuatnya lebih tertarik; sekolah adalah prioritas utama. Sudah pasti. Menjadi nomor satu dan selalu mendapatkan nilai A dalam setiap ujian adalah suatu kepuasan. Dia tahu dia membosankan, tidak berminat untuk memiliki banyak teman dan kurang suka mengumbar kalimat bualan. Dia juga tahu jika dia bukanlah orang yang asyik, jarang up-to-date majalah edisi terbaru dan tidak banyak tahu tentang lagu-lagu yang sering diputar di radio. Dia tahu dia tidak akan membuat suasana dalam sebuah grup menjadi berwarna saat sedang berkumpul dan menyia-nyiakan waktu hanya untuk membuang tawaan; jika berada di perpustakaan dan duduk tenang sambil membaca buku bisa membuatnya selalu berada di atas rata-rata, maka tak ada yang lebih membuatnya bergairah selain belajar dan mempelajari ulang apa yang baru saja diajarkan guru di ruang kelas. Begitulah cara dia berfikir, sejak masa kanak-kanak hingga sekarang usianya 16 tahun, dia tak pernah sekalipun absen untuk berangkat ke sekolah setiap hari, apapun alasannya; tentu hanya di hari-hari normal sekolah. Dia suka lingkungan sekolah, dia suka berada di sekeliiling buku-buku dan mendapat sesuatu yang baru dari cerita guru. Bukan berarti dia benci untuk tinggal di rumah, ini adalah dua alasan yang berbeda. Saat ruang kelas mampu memberinya materi yang bisa membuatnya terbang untuk ingin tahu lebih banyak tentang dunia luar, maka di rumah adalah suatu titik kehangatan yang lain, ada sensasi tersendiri. Di rumah sangat sempurna; ibu, ayah dan seorang kakak laki-laki satu-satunya yang membuatnya terus berterimakasih kepada hidup karena telah melahirkan dia dan tinggal di tengah-tengah kebahagiaan mereka. Setiap tawa adalah pahatan ingatan yang membuatnya bersemangat, tapi tetap saja, bagi dirinya, sekolah adalah tempat yang paling dia sukai. Dia sangat suka belajar; Soonyoung sangat menyukai belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Skinny Love]▫[Seokmin & Soonyoung]
FanficBagian pertama dan terakhir adalah tentang kisah seoksoon yang terjadi di masa kini dan sisanya adalah kenangan mereka berdua. Atau lebih tepatnya, Seokmin seorang diri lah yang (masih) memiliki kenangan tersebut; tentang bagaimana pertemuan awal me...