Satu jam kemudian...
"Pasien Prilly Latuconsina!" panggil suster. Gue beranjak dari tempat duduk, dan segera mengambil surat diagnosa.
Begitu gue membukanya, dan membaca isinya...
HAH?!! GUE GAK PERCAYA SAMA DIAGNOSA INI. PRILLY SAKIT KANKER OTAK STADIUM DUA?!
Gue terduduk di bangku rumah sakit, menatapi surat itu dalam-dalam. Gue gak percaya. Kenapa harus Prilly?! Kenapa gak gue aja? Gue nyesel, baru bahagian Prilly sekarang-sekarang ini.
Gue lari keruangan Dokter Burhan, secepat mungkin.
*skip*
"Dokter! Saya gak percaya sama diagnosa ini! Gak mungkin Prilly mengidap kanker," kata gue.
Gue meningat-ingat. Prilly memang sering merasa pusing, tapi dia menganggapnya remeh.
"Tenang dulu. Diagnosa itu tidak salah. Saya sudah mencoba mengeceknya berulang kali, dan memang tidak terjadi kesalahan apapun." kata Dokter Burhan. "Takdir sudah mengatakan seperti itu. Mau diapakan lagi?
"Tetapi apakah ada cara untuk menyembuhkan Prilly? Apapun caranya, akan saya lakukan."
"Satu-satunya cara adalah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont Leave Me!
Fanfictionsebuah kisah cinta seorang gadis kanker dengan cowok tampan terinspirasi dari: the fault in our stars