Perjalanan dari rumah Kayra hanya 30 menit untuk menuju mall dan saat ini mereka sudah berada di mall. Ramai bahkan selalu ramai, Kayra sampai tak habis pikir apa yang mereka lakukan di sana? Atau hanya sekadar jalan seperti dia dan Aufa saat ini?
"Kamu mau beli apaan sih, Fa, kok sampai ke sini? Di toko atau supermarket nggak ada ya?" tanya Kayra masih bingung dengan tujuan Aufa.
Aufa masih sibuk memandangi area mall itu. Sebenarnya ia juga tidak ada tujuan mau membeli apa di sana, hanya saja ia berpikir bahwa jalan-jalan di mall akan membuat mood-nya kembali. Karena ia masih sedih saat penawarannya tadi ditolak oleh Rizky, ya meskipun ia paham bahwa pacarnya itu juga punya zona yang berbeda dengannya.
"Fa..." panggil Kayra lagi dan Aufa baru menoleh kepadanya dengan alis yang terangkat.
"Iya. Apaan?" setelah itu Aufa kembali memandang area mall seperti tidak memperdulikan kehadiran Kayra di sampingnya.
"Duduk dulu deh, Fa, aku capek," ujar Kayra seraya duduk di salah satu bangku di mall itu yang masih kosong.
Aufa pun menuruti permintaan Kayra, ia juga ikut duduk di samping Kayra lalu menatap kosong ke arah sepatunya. Kayra menoleh ke arah Aufa. Wajahnya menampakkan ketidaksemangatan membuat Kayra heran dengan sikap Aufa yang berbeda dengan sebelum mereka berangkat ke mall tadi.
"Cerita aja deh, Fa, nggak usah dipendam sendiri gitu," ucap Kayra yang langsung membuat Aufa menoleh mentapnya lama. Kayra menautkan alisnya bingun. "Ada apa?" tanyanya pelan sembari menggenggam tangan Aufa.
"Rizky, Ra," jawabnya. "Akhir-akhir ini dia berubah gitu sikapnya. Padahal sebentar lagi kita anniv ke 2 tahun," jelasnya dengan nada berat. "Gue salah apa ya sama dia? Apa dia udah bosen sama gue? Bahkan akhir-akhir ini dia juga lebih sering main sama anak-anak. Beda banget sama sebelum bulan ini."
Kayra tersenyum pelan. "Kamu tau nggak kalau setiap hubungan pasti ada masa jenuhnya? Bahkan kaya kita yang sekarang sahabatan deket kayak gini, entah kapan itu kita pasti merasa jenuh karena kita hanya itu-itu aja yang di lakuin. Beda sama mereka yang temannya banyak pasti juga punya banyak kegiatan. Tapi, aku rasa cukup satu teman namun bisa membawa aku ke surga nanti. Aku pengen kita sahabatan sampe ke surga nanti, Fa. Aku harap Allah meridhoi persahabatan kita," tutur Kayra lembut. Bahkan sebuah krista bening sudah berada di pelupuk mata keduanya.
"Jadi, dari sana kita bisa mengambil hikmahnya. Kalau hubungan yang tidak direstui sama Allah itu hanya akan bertahan sementara, ya... meskipun banyak di luar sana yang bertahan sampai menikah tapi banyak juga yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun tapi kandas di tengah jalan juga. Aku harap sih kamu mau mengambil sisi positif dari kata-kataku ini, tapi nggak papa kok kalau kamu nggak mau. Its okay," ujarnya sembari tersenyum.
Tiba-tiba Aufa memeluk erat tubuh Kayra. "Maafin gue ya, Ra yang kadang masih nggak mau dengerin ucapan lo."
Kayra mengelus punggung Aufa, sayang. "Iya nggak papa. Kita di sini juga masih sama-sama belajar kok. Jangan anggap aku orang paling baik, kita itu sama. Kita harus bersyukur masih di kasih kesempatan sama Allah untuk terus belajar mendekatkan diri kepada-Nya."
Aufa mengangguk mengiyakan ucapan Kayra. Namun tiba-tiba ia melepaskan pelukannya pada Kayra dan menatap fokus kearah belakang Kayra membuat Kayra mengikuti arah pandangan Aufa.
"Itu Rizky, kan?" tanya keduanya koompak.
*****
Rizky sama siapa tuh?
Hehe nanti di jelasin pelan-pelan yaa..Ambil yg baik, buang yang buruk.
Kita belajar sama-sama ya.Jazakumullah khairan♥️
Revisi
5 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Go✔ [Revisi]
Teen FictionAku kira percaya adalah kunci dalam suatu hubungan, tapi ternyata aku salah. Mungkin berlaku dalam kisah mereka, namun tidak berlaku dalam kisahku. Ini kisahku, -Aufa Ayudia *** -Cerpen ©2018, By Noona Langit