N/S

23 6 2
                                    

Dinding adalah pembatas. Membatasi kita untuk berjalan ke suatu tempat, memaksa kita untuk memilih jalan lain.

Dinding adalah pelindung. Membiarkan kita untuk menghilang dari pandangan musuh.

Dinding adalah penghias. Menghalangi kita untuk melihat kekusaman di baliknya.

Kejadian itu terulang lagi dalam benakku. Aku tidak suka melihat ini berulang kali. Kenapa? Kenapa aku dapat mendengar perlakuan mereka?

   Suara itu mengelilingi kepalaku lagi. Aku tidak suka mendengar ini berulang kali. Kenapa? Kenapa aku dapat melihat perkataan mereka?

Aku ingin kabur.

   Aku ingin sukses.

Tapi aku ingin sukses.

   Tapi aku ingin kabur.

Aku sudah memilih jalan ini, dan aku harus menanggung resiko yang akan didapat. Aku tidak paham, karena aku masih kecil. Tapi aku akan paham, karena aku akan bertumbuh dewasa.

   Menyerah? Itu bukanlah perkataan yang tepat untuk anak sekecil ini. Dengan mimpi yang sudah kuyakini, aku akan meraih itu. Memang aku masih kecil, itu berarti masih banyak hal yang belum kuketahui.

Ayolah! Bagaimana caranya menghilangkan penampakan itu? Aku harus berjalan, lebih jauh! Kabur memang bukanlah yang terbaik, tetapi ada saatnya itu dibutuhkan.

   Ayolah! Bagaimana caranya menghilangkan bentakan itu? Aku harus berlari, lebih cepat! Kabur bukanlah opsi yang tepat, tapi bukan berarti termasuk hal yang tidak boleh dilakukan.

Jika mereka tidak bisa berhenti, maka aku lah yang harus mengambil langkah.

Jika beban terasa berat, maka aku harus menjadi lebih kuat. Bukan meminta agar beban itu menjadi lebih ringan.

Aku belum mengetahui mimpiku, maka aku akan berjalan sambil mencari yang tepat.

   Aku sudah yakin akan mimpiku, maka aku akan berjalan sambil memastikan apakah itu tepat.

Dalam hidup tentu saja ada rintangan. Jika tidak maka tidak akan seru, maka untuk apa ada kehidupan?

Separate WaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang