namanya arka

61 12 3
                                    

Aku Debora, kelas 12 IPA 7.
Sekarang, di samping ku adalah Arka. Cowok populer yang banyak menjuarai turnamen basket.

Sedikit menjelaskan tentang nya, dia adalah lelaki yang berhasil membuatku percaya akan kehadiran cinta pada pandangan pertama.

Jika kalian melihatnya, mungkin kalian akan beranggapan sama seperti ku yang terpukau akan lima detik larut akan tatapan nya.

Ia tinggi, alisnya tebal, mata nya indah, hidung nya mancung amat terukir sempurna, bulu mata nya lentik, walau kekurangan nya hanya caranya berbicara dan bersikap.

Arka tak kasar, ia hanya cuek dan tak pernah perhatian .
Ia lebih banyak ingin di kejar tanpa pernah mau mengejar.
Ia selalu berkata sedikit, namun juga selalu punya makna yg dalam .
Larangannya adalah perintah, walaupun perkataan ku hanyalah angin lalu.

Yah, begitulah Arka...

"Ar, kamu jadi kan nganterin aku pulang ?"

"Maaf, ada latihan."

Aku bungkam.

"Ok"

Lagi dan lagi, hanya kata itu yang terucap.

Sebenarnya, tak ada yg meminta ku untuk tetap di sisi nya. Tak ada yg meminta ku untuk terus mencintai nya, termasuk Arka.

Aku hanya terlalu kebal, untuk menyadari bahwa dia tak punya rasa apa apa untuk ku.

Sebenarnya, aku tak ingin menjelaskan mengapa kami bisa bersama dan berpacaran. Intinya, hari itu tepatnya di taman setelah aku mengirimi nya surat. Ia datang dengan pakaian sederhana, memenuhi undangan ku mengajaknya ketemuan .

Awalnya , aku ingin marah!! Siapa orang lancang yang berani berani nya mencuri ruangan latihan dance ku hanya untuk menaroh banyak piala?

Aku memberinya surat, tepat di bawah piala yang terakhir ia menangkan

Dan, sehari setelah itu, ia datang ke taman seperti permintaan ku.

Tapi bodoh nya. Takdir berkata lain, orang yang harus nya ku marahi!! Ku bentak!! Nyatanya menyelamatkan hidup ku dari pohon tumbang yang hampir jatuh mengenai kepala ku.

Saat itu, di bawah terik matahari. Kami bertatapan selama lima menit, sebelum akhirnya, aku meminta maaf dan menangis di pelukannya.

Bodoh emang!! Harusnya ia yg meminta maaf. Kenapa harus aku ???

Setelah itu, hal ke dua terjadi. Sebuah kata yang terucap di bibir ku bagai mantra yang mengubah hidup ku dalam sekejap.

"Sebagai tanda permintaan maaf ku, kamu mau ngak jadi pacar ku ?"

Dan dia mengangguk.

Aku senang, tapi dalam hati ku bersorak ini bukanlah suatu hal yg akan berakhir indah!!

__________

"Aku pesan taxi online aja kalau gitu .."

Ia mengangguk. Berdiri dari bangku tempat kami duduk lalu menyusul anggota tim nya yang tengah melakukan pemanasan di tengah lapangan.

"Gue harap, ada keajaiban Lo bisa mencintai gue, seperti keajaiban waktu gue mencintai loe hanya dalam waktu 5 detik ..."







"Kamu yang memulai, aku tak bermaksud ingin mengakhiri. Namun, jika kamu menyerah, silahkan pergi dan akhiri semua ini..."

Arka...

Arka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
can us??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang