Park jimin. Seorang pria berumur 24 tahun dan dibesarkan oleh kedua orangtua yang sangat sibuk dengan pekerjaan keduanya. Uang bukan masalah besar bagi jimin, dia bisa membeli wanita manapun dan barang apapun yang dia mau. Masalah terbesar dalam hidupnya adalah tingkat libido nya yang tinggi dan mudah horn walaupun yang dia lakukan hanya menonton adegan ciuman dalam sebuah film.
Masalah itu sering menjadi bahan olokan teman yang juga merupakan pemilik saham perusahaan yang di handle jimin. Terkadang jimin menjadi sasaran utama kejahilan teman-temannya, jimin yang selalu kabur saat dia melihat langsung orang yang berciuman.
Gejala ini jimin rasakan saat dia mengalami mimpi basah di usia 15 tahun. Awalnya jimin bisa menahan semuanya, sampai akhirnya jimin tidak mampu menahan bahkan wajahnya langsung berkeringat karena miliknya yang menegang saat jam pelajaran berlangsung disekolahnya hanya karena gurunya menggunakan baju yang memperlihatkan bagian belahan dadanya. Jimin bahkan mengeluarkan desahannya saat itu juga, dan nasibnya berakhir disebuah ruangan konseling sekolahnya. Semua murid disekolahnya bahkan guru sekalipun sudah tau tentang jimin semenjak kejadian itu, jimin sangat malu dan risih. Jimin keluar dari sekolah, dan memilih untuk home schooling.
Jimin menjadi pemurung ketika dokter mengatakan bahwa jumlah spermanya sangat banyak dan juga jimin yang saat kecil sudah rajin berolahraga membuat libidonya menjadi tinggi. Jimin sudah mencoba dengan cara memperbanyak meminum alkohol untuk menurunkan tingkat libidonya, tapi hasilnya benar-benar nihil. Jimin juga sering membeli wanita panggilan, tapi kenyataannya pria dengan libido tinggi sulit untuk berejakulasi saat melakukan hubungan intim dan itu berhasil membuat wanita yang dia bayar menyerah.
Semakin bertambahnya umur, jimin semakin sulit mengontrol diri, dia tidak bisa melihat perempuan dengan celana pendek ataupun rok yang memperhatikan jenjang kakinya. Itu bahaya bagi jimin. Jimin bahkan membuat semua karyawannya berjenis kelamim laki-laki, tidak ada satupun perempuan di kantor jimin. Dan juga, jimin hanya ingin menemui klien pria nya, rumor gay bahkan pernah menimpa jimin, tapi jimin segera menegaskan bahwa ini demi kebaikan perusahaan milikmya, dan jawaban ini diterima dengan tangan terbuka dalam dunia bisnis.
Singkat cerita, kini jimin berada dikediamannya. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, tangannya masih membuka perlembar kertas pada setiap berkasnya. Ponselnya berdering dan nomor tidak dikenal menghubunginya.
Jimin hanya menekan tombol merah.
Ponselnya berdering lagi.
Jimin kembali menekan tombol merah.
Ponselnya terus berdering, hingga akhirnya jimin memutuskan untuk menerima telepon itu.
"kau siapa? Kenapa terus menelponku?"
"maaf, bukankah kau menyuruhku untuk menelpon jam 3 pagi? Ini sudah setengah 4, kita tidak banyak waktu, bisa-bisa kau harus membayar ulang.. sudah siap? Lepas celanamu sayang"
Jimin hanya terdiam.
-bagaimana bisa seorang wanita terdengar seksi dalam sebuah panggilan?-
Entah apa yang jimin pikirkan, jimin hanya memperhatikan miliknya yang tiba-tiba bangun. Ini pertama kalinya lagi setelah sekian lama bagi jimin.
"tuan? Apa kau tidur? Aku harus memuaskanmu"
"a...aku baru akan melepas celanaku" jimin akhirnya melepas celananya.
Malam itu, jimin benar-benar menikmati apa yang dia dapat dari telepon salah sambung padanya.
Dan ini awal dari semuanya.
.
.
.
.
"ahhhhhh.... Aku harus mencari pekerjaan dimana? Kenapa semua menolakku? Ah benar-benar ckckck"
Lee eun sang.
Perempuan berumur 26 tahun yang baru melakukan pengunduran diri dari sebuah perusahaan besar 2 minggu lalu. Kenapa? Eunsang merasa bahwa tempatnya bekerja bukanlah tempat yang bagus. Atasan yang memperlakukan bawahannya dengan semena-mena bahkan berani menyentuh karyawan perempuannya yang bisa terhitung sebagai sebuah pelecehan. Keputusan Eunsang benar-benar sudah bulat, keputusannya keluar dari perusahaan itu benar-benar keputusan terbaik karena beberapa hari setelahnya terjadi kasus pemerkosaan terhadap beberapa karyawan oleh jajaran direksi perusahaannya.
Tetapi apa yang dilakukan Eunsang tidak sepenuhnya benar dan keputusan terbaik. Terkadang Eunsang merasa bahwa keputusannya inilah yang mengakibatkan Eunsang sulit mendapatkan pekerjaan.
Kini eunsang hanya duduk terdiam disebuah halte bus yang menuju rumahnya. Sesekali dia cek ponsel untuk melihat jam. Pukul 9 malam. Eunsang mempercepat langkahnya menuju apartemen kumuh miliknya.
Setelah mandi dan makan ramyeon, Eunsang merebahkan tubuhnya di sebuah ranjang kecil yang muat untuk 1 orang. Dan mengambil buku yang berukuran cukup besar dan membukanya.
"ahh... Rupanya jam 12.."
Eunsang melirik jam dinding miliknya yang tergantung berhadapan dengan ranjangnya.
Eunsang mengambil ponselnya dan membuka aplikasi m-banking miliknya. Sejumlah uang sudah masuk kedalam rekening, Eunsang tersenyum dan langsung melepon kliennya.
"selamat malam sayang, uangmu sudah kuterima.. Bolehkah kita main sekarang? Aku benar-benar sudah siap untuk memanjakanmu hmmm"
.
.
.
Meet (Jilid 1)
End.
.
.
Spoiler next episode:
"park jimin... Gunakan saja jasa phone sex, itu bisa membantumu mengatasi beberapa masalah soal libido mu"
".........."
"kau tidak bisa terus-terusan seperti ini jim... Jika mau aku bisa meminta nomor ponsel jasa itu"
"aku akan mencobanya"
.
.
.
Budayakan vote dan comment yaaaa readersssss♥️
Thanku😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet • Park Jimin • [2.0 On Going]
Short Story[S2 ON GOING] Aku tidak puas jika hanya sebatas telepon. Aku ingin dia menyentuhku dengan tangannya, aku ingin puas dengan sentuhannya. Aku selalu bermain dengan imajinasiku. Bersamamu. Kita harus bertemu. Aku akan mengukir sebuah takdir baru dengan...