Prolog

72 7 3
                                    

    Pagi yang begitu cerah. Bahkan mentaripun memberikan sambutan hangat untuk Lefilita hari ini.
Waktu menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit.
Lefilita beranjak dari kamarnya menuju meja makan. Disana terdapat Mr.Albert dan Regina yang tengah mengoleskan selai diatas roti untuk Mr.Albert dan Lefilita. Tiga gelas susu hangat dan secangkir kopi telah terhidang diatas meja.
"Selamat pagi cantik" ucap Regina kepada Lefilita.
"Pagi anak papah" ucap Mr.Albert menyusul dengan kedua sudut bibir yang ditarik. Lefilita membalas senyumnya.
"Pagi mah, pah" lalu Lefilita duduk dikursi berhadapan dengan Regina dan Mr.Albert.
Regina meletakkan sebuah roti keatas piring Lefilita.
"Makasih mah" Lefilita mbalasnya dengan seutas senyuman.
Hanya dua gigitan roti saja yang Lefilira telan. Lalu Lefilita segera minum segelas susu putih dan beranjak dari kursinya.
"Mah, Pah.. Lef berangkat dulu ya."
"Loh kok terburu buru Lef. Biasanya kamu berangkat siang."
"Ada ulangan hari ini Mah. Lef harus berangkat lebih pagi."
Ucapnya sambil menyalami Regina.
"Pah, Lef berangkat. Hari ini Lef berangkat sendiri ya Pah hehehe.. Lef kan udah punya sim sekarang." Ucap Lefilita sambil nyengir.
Mr.Alber mengusap pucuk kepala Lefilita dengan senyum.
"Iya sayang hatihati." ucap Mr.Albert.
Lefilita beranjak dari ruang makan dan menuju garasi.
Lalu Lefilita mengeluarkan mobil yang baru saja kemarin Mr.Albert belikan untuknya. Sebuah mobil mungil yang cukup mewah dengan warna hijau tosca.
Seorang satpam dengan seragam hitam hitamnya membukakan pintu gerbang untuk Lefilita.
Lefilita membuka kaca mobilnya dan tersenyum.
"Pagi Nona." ucap satpam itu dengan penuh hormat.
"Pagi Pak" ucapnya singkat. Setelah itu Lefilita beranjak meninggalkan halaman rumahnya tersebut.
Sesaat Lefilita menghentikan mobilnya di area komplek yang belum jauh dari rumahnya. Ia teringat bahwa seatbeltnya belum ia kenakan. Lefilita memasang seatbeltnya lalu melanjutkan perjalannya.
Kurang lebih dua puluh menit Lefilita telah sampai di parkiran sekolah. Hari ini merupakan hari yang cukup menyenangkan bagi Lefilita. Menggunakan mobil barunya dan.....        Hari ini dia akan pergi bersama Raka. Ya, Raka adalah kekasih Lefilita. Tiga minggu yang lalu Raka menembak Lefilita di lorong kelas dua belas IPA dengan memberikan setangkai mawar merah untuk Lefilita. Raka juga merupakan siswa kelas sebelas IPS, dan dia adalah adik kelas Lefilita.
Sambil berjalan melewati lorong, Lefilita meraih ponsel yang bergetar yang ada di saku bajunya. Meskipun beberapa pasang mata menatapnya diiringi seutas senyum, Lefilita acuh akan hal itu. Bagi Lefilita, beberapa pasang mata yang melihatnya hanyalah mata keranjang yang selalu begitu kepada setiap wanita. Maka dari itu Lefilita sangat tidak peduli akan hal itu.
Raka: Lef, aku tunggu di tempat biasa.
Pesan dari Raka itu membua Lefilita tersenyum senang.
Langkah kakinya dipercepat seakan seseorang yang sedang menahan untuk membuang air besar.
Dari belakang, Lefilita menutup mata Raka dengan penuh kelembutan.
"Mmmm.. Leeffff." Ucap Raka tersenyum sambil melepaskan tangan Lefilita.
Lefilita duduk disamping Raka.
"Mmm ko tumben?" ucap Lefilita sambil menatap Raka.
"Tumben kenapa?" ucap Raka mengangkat satu alisnya
"Pagi pagi nyuruh kesini hehehe." balas Lefilita.
"Aku rindu Lef" ucap Raka sambil mengucek pucuk kepala Lefilita dan menyandarkan kepala Lefilita kebahunya.
"Aku juga rindu kamu. Bahkan setiap malam aku selalu rindu kamu." Balas Lefilita tersenyum.
Raka menggenggam tangan Lefilita hangat.
"Pulang sekolah kita jalan ya." ucap Raka menyudutkan pandangannya kepada Lefilita.
Lefilita hanya mengangguk dengat tarikan dari kedua sudut bibirnya. Mengisyaratkan bahwa Lefilita menyetujuinya.
"Kamu kekelas ya, sekarang ulangan kan?"
"Ko kamu tau?"
"I know all about you" balas Raka sambil tersenyum.
Setelah itu Lefilita berdiri dan beranjak dari tempat duduknya.
"Mmmm.. Tunggu." ucap Raka sambil menahan pergelangan tangan Lefilita.
"Aku antar." Raka melanjutkan pembicaraannya.
Lagi lagi Lefilita dibuat tersenyum bahagia karena perlakuan Raka kepadanya. Seolah ada gelembung udara dalam tubuh Lefilita. Rasanya ingin terbang sekali saat ini.
Kedua pipinya seakan menahan suhu panas yang cukup tinggi, sehingga kini wajahnya merah merona.
Keduanya kini telah sampai di kelas Lefilita
"Kamu masuk. Aku liatin kamu sampai kamu duduk." ucap Raka menatap Lefilita dengan penuh kasih sayang. Lefilita mengangkat dagunya sembari berkata.
"Nggak. Kamu udah nganter aku ampe sini, sekarang giliran aku yang liatin kamu ampe kamu belok ke gedung kelas kamu."
"Ssssttt... Kamu perempuan. Aku bertanggung jawab atas kamu sekarang." balas Raka sambil meletakkan telunjuknya di bibir Lefilita. Lefilita hanya memutar kedua bola matanya sambio beranjak pergi.
Raka tersenyum melihat perlakuan kekasihnya tersebut.
Meskipun Lefilita terlihat acuh saat itu, tetapi sebenarnya Lefilita sangat senang atas perlakuan Raka kepadanya.
"Mmmm.. Dari mana lo?" ucap Geby kepada Lefilita.
Ya, Gaby adalah teman sebangkunya Lefilita. Keduanya telah bersahabat sejak lama, saat Lefilita menginjakkan kakinya di kelas sepuluh.
Belum sempat Lefilita menjawab, Gaby telah menjawabnya terlebih dulu.
"Ck. Pasti abis dari Raka" ucap Gaby sambil memutarkan kedua bola matanya.
"Hehhehe tau ajah" balas Lefilita sambil mencubit hidung Sheila
"Ck."
Kriiiinggggg.... Bel masuk pun berbunyi. Terlihat dari balik jendela Miss Rita yang sedang berjalan menuju kelas Lefilita.
"Semua buku dimasukan kedalam tas. Tidak ada apapun diatas meja kecuali alat tulis." ucap Miss Rita datar.
Seisi ruangan pun hening seketika
"Ck" decak Lefilita memutarkan kedua bola matanya.
Satu jam kemudian.
Semua murid telah selesai mengerjakan soal ulangannya, begitupun denga Lefilita dan Gaby.
Setelah dua jam menghabiskan pelajaran, Lefilita pun merasa sangat terganggu dengan bunyi keroncongan dari dalam perutnya.
"By. Gue laper banget nih, kantin yuk" ucap Lefilita kepada Gaby.
"Hmmm.." balas Gaby sambil mematahkan kepalanya mengisyaratkan setuju.
Belum sempat Lefilita melangkahkan kakinya dari dalam kelas, tiba tiba Raka sudah menunggunya didepan pintu kelas. Ya, memang seperti itulah Raka setiap hari.
"Ckk.. Selalu gue yang jadi nyamuk." ucap Gaby memutarkan kedua matanya.
Di sisi lain, Lefilita dan Raka sedang asyik ngobrol sambil berjalan menuju kantin.
Sesampainya dikantin, mereka bertiga pun menempati tempat duduk yang biasa mereka tempati.
"Gaby canik mau pesen apaaa?" bujuk Lefilita kepada Gaby.
"Ckk.. Giliran gini aja lo ngerayu rayu gue." balas Gaby kepada Lefilita.
"Hmmm maapin gue deh By." ucap Lefilita memelas.
Meskipun Gaby tahu bahwa setiap harinya ia menjadi kambing conge, namun tetap saja Gaby berada disamping Lefilita. Gaby sangat menyayangi Lefilita seperti saudaranya sendiri.
Raka hanya tersenyum melihat Gaby dan Lefilita yang sedang berbincang.
"Nasi goreng ama orange juice" ucap Gaby.
Akhirnya Lefilita pun beranjak memesan pesanan Gaby, dan dia berniat untuk memesan itu tiga porsi. Untuknya, Gaby dan Raka.
Saat Lefilita berdiri. Dan tiba tiba..
"Heh.. Mau kemana?" ucap Rio menahan pergelangan tangan Lefilita.
"Mau pesen makan lah Ka."
"Gak. Udah kamu diem disini. Biar aku yang pesen." balas Raka tegas.
"Ckk."
Ya. Begitulah Raka. Dia tak akan mebiarkan kekasihnya jalan sendiri. Meskipun jaraknya dekat sekali. Raka sangat menyayangi Lefilita.
Setelah Raka kembali dengan membawa tiga porsi nasi goreng dan tiga gelas orange juice, akhirnya ketiganya pun menyantap makanan dengan penuh suka cita.
"Biasa aja dong Lef makannya." ucap Gaby sambil mengenggol lengan Lefilita.
"Ishhh.. Diem. Gue laper nih." ucap Lefilita.
Lagi lagi Raka hanya menggelengkan kepalanya melihat cek cok antara Lefilita dan Geby.
"Belepotan." ucap Raka sambil membersihkan mulut Lefilita dengan tisu.
Tak ada balasan apapun dari Lefilita selain duduk tegang dengan jantung bagai gong yang sedang dipukul. Berdetak begitu kencang.
"Emmm... Ma... Makasih Ka." ucap Lefilita dengan raut wajah memerah.
Kriiiingggg...... Bel masuk berbunyi.
"Yahh.." desis Lefilita.
"Kenapa Lef." balas Gaby.
Raka spontan menyudutkan matanya ke arah Lefilita.
"Kamu kenapa?"
"Ga bareng ama kamu lagi Ka" ucap Lefilita lirih.
"Yailahh.. Alay banget sih lo. Beberapa jam doang lu pisah. Najis" balas Gaby sambil menyikut Lefilita.
"Ckk." balas Lefilita sebal.
"Nanti kita ketemu pulang sekolah." ucap Raka sambil mengucek pucuk kepala Lefilita.
"Ayo.. Aku antar kekelas."
Ucap Raka kembali.
Raka berhenti didepan kelas Lefilita.
"Selamat belajar nona cantik." ucap Raka meledek Lefilita.
"Cckk" balas Gaby yang mulai jenuh dan meninggalkan Lefilita dan Raka yang sedang berbincang didepan pintu kelas.
"Apaan sih Ka." balas Lefilita.
Padahal, saat itu rasanya lefilita ingin sekali terbang.
"Kamu kekelas gih."
"Iya..iya aku masuk bawel." balas Lefilita. Saat berjalan menuju kursinya, Lefilita menoleh kebelakang. Terdapat Raka yang masih memperhatikan Lefilita sambil tersenyum. Lefilita pun menarik kedua ujung bibirnya. Raka pun melambaikan tangan kanannya sambil berjalan menuju kelas dengan satu tangan kirinya dimasukkan kedalam saku celana.
Waktu menunjukkan pukul tiga sore.
Kriiiingggggg.... Bel pulang pun berbunyi.
"By.. Gue balik duluan ya." ucap Lefilita sambil menyoren tasnya.
"Ck... Iya sono lu. Gue tau lu mau jalan kan ama Raka." balas Geby memutarkan matanya.
"Iya. Nih bawa ya mobil gue. Nanti balik gue kerumah lo dulu ngambil mobil." ucap Lefilita sambil melemparkan kunci mobil kepada Gaby.
"Ck. Baru hari pertama bawa mobil. Udah ditinggal bae ni mobil. Ditinggalin tuh gak enak Lef.. Kayak gue" balas Gaby mendecak.
"Yehhh.. Curhat lo. Nanti lo bakal dapet lagi yang baru. Selow By heheh"
Ucap Lefilita sambil beranjak dari kelas.
Didepan kelas, sosok Raka telah berdiri tegak menunggu sang kekasih Lefilita.
"Mmm.. Udah lama nunggu disini?"
"Nggak. Baru aja nyampe." balas Raka
"Ayo kemobil." ucap Raka kembali mengajak Lefilita.
Keduanya pun berjalan menuju parkiran.
Setelah sampai di parkiran, Raka pun membukakan pintu mobilnya untuk Lefilita.
Lefilita memandangi mobil berwarna hijau tosca yang terhalang oleh tiga mobil dari mobilnya Raka.
"Lef.. Ayo masuk."
"I.. Iya Ka." balas Lefilita terbangun dari lamunannya.
Mobil sedan hitam itupun kini menghilang dari parkiran sekolah.
"Mari Pak." ucap Raka kepada satpam sekolah sambil menutup kembali kaca mobilnya.
Selama perjalanan, tak ada percakapan apa pun antara Lefilita dan Raka.
Akhirnya Lefilita memberanikan diri memecah keheningan
"Ka.."
"Iya kenapa Lef." balasnya dingin.
Lefilita merasakan ada sesuatu yang janggal dari Raka. Tetapi Lefilita membuang jauh jauh pikiran negatifnya.
"Aku gak bisa balik malem malem ya, soalnya malem ini mamah ngajak aku buat ikut dinner bareng temen kerjanya papah."
"Iya Lef." balas Raka singkat.
Setelah mobil itu melaju cukup lama, akhirnya Raka menghentikan mobilnya di sebuah kafe ternama di jakarta. Raka pun memarkirkan mobilnya lalu mematikan mobilnya.
"Yuk turun."
"Gak mau bukain pintu. Hehe" ucap Lefilita sambil nyengir.
"Yaudah tunggu."
"Eh.. Gausah Ka. Aku buka sendiri juga bisa." balas Lefilita sambil membuka seatbeltnya.
Setelah keduanya turun dari mobil, akhhirnya Raka dan Lefilita pun memasuki kafe tersebut.
Lefilita duduk di tempat yang lebih memojok, Raka pun mengikuti.
"Kamu pilih, mau pesen apa?" ucap Raka sambil membuka ponselnya.
"Mbak?" teriak Lefilita kepada salah seorang pelayan.
"Kamu mau pesen apa Ka." ucap Lefilita kepada Raka yang sedang fokus memainkan ponselnya.
"Rakaa..."
"Eeh.. I... Iya samain aja sama kamu." balas Raka gelagapan.
"Kamu lagi ngapain sih. Dari tadi sibuk banget ama ponsel. Kalo gitu aku pulang aja deh." balas Lefilita sebal.
"Ng.. Nggak Lef. Tadi Niko ngajak latian basket besok" balas Raka gelagapan.
Kali ini Lefita benar benar merasakan ada sesuatu yang beda dari Raka. Namun, Lefilita berusaha untuk membuang jauh jauh pikiran itu.
"Ini dua ya Mbak" ucap Lefilita menunjukkan pesanannya kepada pelayan dengan wajah yang begitu datar.
Tak ada percakapan antar keduanya.
Lagi lagi Lefilita yang memulai percakapan terlebih dahulu.
"Papah kamu udah dateng dari Singapur?"
"Sekitar jam depalan nanti Papah tiba dibandara. Mungkin jam 9 Papah baru nyampe rumah."
Lefilita menganggukkan kepalanya. Lagi lagi percakapan terhenti. Tak ada satupun pertanyaan yang keluar dari mulut Raka.
Entah apa yang sedang Raka pikirkan. Sedari tadi Raka hanya menatap ke arah luar dengan tatapan kosong. Begitu pesanan datangpun Raka tidak menyadarinya.
"Kaa.. Ini minumnya udah dateng."
"I.. Iya lef." ucap rala terbata bata.
Lefita mulai jenuh dengan keadaan ini. Jikalau saja Lefita tidak gebitu menyayangi Raka, mungkin Lefita sudah dari tadi pulang terlebih dahulu.
"Udah jam enam. Pulang yuk." ucap Raka. Kali ini raka mengeluarkan senyumnya yang begitu manis, dengan giginya yang menyusun disebelah kiri, membuat pria itu semakin terlihat manis.
Raka dan Lefilita oun beranjak meninggalkan Kafe itu dan memasuki mobil.
"Seatbelt Lef." ucap Raka mengingatkan.
"Eh iyya lupa hehehe." balas Lefilita sambil mengenakan seatbeltnya.
Mobil itupun melaju meninggalkan parkiran tersebut.
Kali ini Raka yang mengajukan pertanyaan lebih dulu.
"Eh gimana tadi ulangannya? Lancar?"
"Mmmm.. Dari tadi kamu kemana aja baru nanya itu Ck." balas Lefilita sambil berdecak.
"Hehehe maafin." balas Raka yang mengucek pucuk kepala Lefilita.
"Tadi ulangannya lancar kok. Cuman ngisi gramer doang beberapa soal." ucap Lefilita santay.
"Eh antar aku sampe rumahnya Gaby ya."
"Loh? Kenapa? Mau maen dulu?"
"Nggak papa. Pengen mampir aja sebentar heheh."
"Katanya mau ada dinner malam ini ama temen papah kamu?"
"Iya aku gabakal lama kok. Mampir doang sebentar." balas Lefilita tersenyum.
Tak mencapai dua puluh menit, Raka pun menghentikan mobilnya didepan gerbang rumah Gaby.
Raka membuka pintu mobilnya.
"Kamu mau kemana?"
"Ya mau nganter kamu lah."
"Gak papa gausah. Kamu pulang duluan aja."
"Aku gabakal biarin kamu sendirian" balas Raka mengucek pucuk rambut Lefilita.
"Mmm."
Lefilita menekan bel rumah Gaby. Tak lama Gaby pun keluar dari rumahnya.
"Hoahh.. Kemana aja lo."
"Gue gak lama lama amat kan? Heheh"
"Ck. Nih kunci mobil lo" ucap Gaby sambil memberikan kunci mobil Lefilita.
Raka menyudutkan pandangannya ke arah Lefilita.
"Mmm pantes aja diparkiran ngeliatin mobil itu mulu. Ternyata itu mobil kamu." ucap raka sambil mencubit lembut hidung Lefilita yang mancung itu.
"Hehehehhe." balas Lefilita nyengir.
"Tau noh Ka. Baru hari pertama bawa mobil, udah ditinggal aja mobilnya." balas Gaby kepada Raka.
"Leff.. Leff.. Kenapa kamu gak bilang kalo kamu bawa mobil?" ucap Raka menggelenglan kepalanya
"Hehehe harus apah aku laporan ama kamu?"
"Ya gak gitu juga." balas Raka dengan tenang.
"Lo gamau pada masuk dulu?"
"Nggak deh By. Gue buru buru. Nanti lagi aja."
"Ck. Yaudah."
"Yaudah Gue duluan ya By. Makasiiihh." ucap Lefilita kepada Gaby dengan nada manjanya.
"Hati hati Lef." balas Gaby.
Lefilita mengangkat jempolnya sambil berjalan.
"Kamu pulang duluan. Kita beda arah soalnya."
"Nggak Lef.. Aku anter kamu ampe Rumah."
"Rakaaa.. Ini tuh konyol. Masa iya kita mau barengan pulang tapi naik mobil masing masing?"
"Ya emang kenapa?"
"Nggak Raka. Kamu pulang istirahat." balas Lefilita tega.
"Ckk.. Yaudah aku pulang." ucap Raka sambil masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya.
Sebenarnya, Lefilita tidak ingin ditinggalkan oleh Raka, padahal Lefilita sendiri yang menginginkan Raka untuk Pulang terlebih dahulu.
"RA... RAKAAAA..." ucap Lefilita lirih.
Namun, mobil Raka telah melaju dengan cepat.
Apa Raka marah ya? Ucap lefilita dalam hati.
Untuk pertama kalinya Raka meninggalkan Lefilita sendiri saat ini. Setelah hampir satu bulan mereka menjalin hubungan, Raka tidak pernah bisa meninggalkan Lefilita sendiri sebelum Lefilita sampai ketempat tujuannya. Namun kali ini, sangat jauh berbeda.
Lefilita memasang seatbeltnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Tidak mencapai lima belas menit, Lefilita telah sampai dirumahnya.
Saat pintu gerbang telah dibuka oleh satpam, Lefilita langsung memasukkan mobilnya kedalam garasi. Apa yang Lefilita pikirkan kini benar benar meracuni otaknya.
Raka berubah. Ucapnya dalam hati.
Setelah itu Lefilita mematikan mesin mobilnya lalu melepas seatbelt, Lefilita keluar dari mobil.
Dengan langkah tak bergairah, Lefilita memasuki rumahnya.
Kreeeekkk.. Suara pintu terbuka.
Terlihat didepan kamar seorang wanita dengan gaun putih tulangnya yang elegan berdiri menatap Lefilita.
"Lef... Kok baru pulang? Ayo siap siap. Kita gak boleh telat kali ini." ucap Regina tegas.
"Iya maah. Lef mandi dulu" jawab Lefilita singkat.
Regina hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putri tunggalnya itu.
Saat mulai menaiki anak tangga satu per satu, tiba tiba.
DRTDRT..
Hp Lefilita bergetar.
Raka: Lef?
Sebuah pesan singkat terdapat dari Raka.
Lefilita: Ya?
Raka: Kamu udah nyampe?
Lefilita: Udah

Kriiinggg.. Ponsel Lefilita berdering.
Raka. Nama yang tertera dalam ponsel Lefilita.
Lefilita pun segera mengangkat telpon tersebut.
"Kenapa Ka?" ucap Lefilita lirih.
"Baru nyampe?" suara Raka dari sebrang.
"Iya" balas Lefilita singkat.
Rasa kesal, sedih dan bimbang kini berkalut menjadi satu. Sebenarnya Lefilita enggan untuk mengangkat telfon dari Raka. Namun apa daya? Rasa sayang yang kini telah semakin membesar tak bisa membuat Lefilita melakukan itu.
"Leff?..."
"Iya Rakaaa."
"Aku pengengen ngomong sama Kamu."
"Ini lagi ngomong." balas Lefilita.
"Hmm.. Aku serius."
"Yaudah ngomong aja." Kini tubuh Lefilita keluar keringat dingin. Ya badannya tiba tiba bergetar. Seribu satu pertanyaan berada dalam otak Lefilita.
Apa Raka mau mutusin gue? Apa Raka mau ninggalin gue? Apa raka udah bosen ama gue?
Itu yang sedari tadi Lefilita pertanyakan sejak pulang dari rumah Gaby.
"Lef. Kayaknya kita udah gabisa lagi jalanin hubungan ini."
Teg.... Tubuh Lefilita kini semakin bergetar. Dadanya sesak bak orang yang sedang tenggelam. Hatinya terasa sakit bagaikan teriris sebuah pedang yang begitu tajam. Entah Raka sedang bercanda atau tidak. Namun, ucapan inilah yang benar benar Lefilita takutkan sejak tadi.
"Ke.. Kenapa Ka? Kenapa Kamuengatakan itu?" ucap Ledilita terbata bata.
"Aku ngerasa gak pantes buat kamu Lef. Kamu terlalu dewasa. Kamu yang selama ini selalu mengerti aku."
"Ta.. Tapi Ka, bukannya sebaliknya?"
"Nggak Lef, kita gak bisa lanjutin hubungan ini." ucap Raka dari sebrang.
"Ja.. Jadi sekarang maunya kamu gimana?" ucap Lefilita yang kini menjatuhkan air matanya. Air mata yang tak bisa dibendung lagi. Dan kini kedua pipi Lefilita dibasahi oleh deraian air mata yang terjatuh.
"Yaudah Lef.. Sekarang kita putus. Kita bisa ko jadi temen" ucap Raka lembut.
Lefilita tertegun dengan kata kata itu. Air matanya mengalir lebih banyak lagi sekarang. Lefilita membatingkan tubuhnya diatas kasur dan menutp kepalanya dengan bantal.
Kali ini, apa yang Lefilita takutkan ternyata benar benar terjadi. Kali ini, hujan pun turun. Langit yang menghitam dengan membuang butiran butiran hujan seakan mentertawakan Lefilita saat ini. Entah seberapa banyak air mata yang dikeluarkan oleh Lefilita. Dadanya terasa sesak bak dihantam sebuah tornado.

ANGIN DAN ANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang