Kehadiranmu memberikan segudang pertanyaan dalam pikiranku.
*****
Seperti biasa. Lefilita akan duduk sambil mendengarkan musik sebelum menunggu guru yang datang. Tidak biasanya Gaby datang se siang ini.
"Leff...." ucap Gaby yang baru saja memasuki kelas dengan nafas tak beraturan.
"Lo kenapa By? Hahahha"
"Mobil gue mogok Lef.. Sebel banget gue."
"Terus lo kesini naek apaan?"
"Naek bemo. Ya naek taxi lah." balas Gaby memutarkan bola matanya.
"Minum.. Minum.. Hahah" ucap Lefilita menyodorkan sebotol air yang belum ia minum.
"Gue buang sampah dulu bentar." ucap Lefilita lagi.
Saat Lefilita keluar dari kelasnya membawa sebuah kertas yang tidak terpakai lagi, tiba tiba seorang pria mengenakan jaket berwarna hitam dengan tas yang digendongnya menatap Lefilita lekat sambil tersenyum. Lefilita hanya membalas senyumnya seolah tak acuh.
"Pagi kak."
"Ya. Pagi" balas Lefilita.
Siapa dia? Ucap Lefilita dalam hati. Namun Lefilita tak begitu memikirkan hal tersebut.
Lefilita kembali kedalam kelasnya.
"By.. Masa tadi ada adek kelas nyapa gua haha."
"Siapa Lef?"
"Gatau gua gak kenal. Tapi dia pake bet kelas sebelas."
"Cakep?"
"Lumayan. Hehehe. Manis"
"Tumben lu mau ngakuin cowok cakep?"
"Salah mulu gue. Ck." balas Lefilita mendecak.
Setelah menghabiskan waktu belajarnya selama disekolah, bel pulang pun berbunyi.
Kriiiiinggg ....
Lefilita dan Gaby pun beranjak pulang. Ya seperti biasa, Pak Rudi (sopir pribadi) Gaby telah menunggu didepan gerbang sekolah.
"Ka." ucap seorang pria misterius itu memanggil Lefilita.
Lefilita sontak terkejut dengan kehadirannya. Memang banyak yang selalu menyapanya, tetapi jarang jarang ada pria memberanikan diri untuk memanggip Lefilita seperti itu. Karena sikapnya yang dingin terhadap pria.
"Ya?" balas Lefilita mengkerutkan kedua alisnya.
"Raka." ucap pria itu menyodorkan tangannya.
Lefilita hanya diam dan menatap Raka dengan penu pertanyaan.
"Gak mau nerima jabatan tangan saya?" ucap Raka kembali.
"I.. Iya. Gue Lefilita." balas Lefilita terbata bata. Padahal Lefilita tidak pernah se gerogi ini terhadap lelaki. Dia selalu acuh dan dingin.
"Senang berkenalan dengan kakak." balas Raka dengan senyumnya yang begitu manis. Dengan gigi yang tersusun dan itu membuat Raka semakin menarik
"Iya. Gue duluan ya." balas Lefilita melepaskan tangannya. Lefilita pun beranjak menuju mobilnya yang telah siap menjemput.
Raka? Gumamnya dalam hati. Selama perjalana pulang, Lefilita hanya melihat ke arah jendela dengan tatapan kosong dan pikiran dipenuhi oleh seribu pertanyaan.
"Pak. Ke supermarket dulu ya."
"Iya nona."
Lefilita pun mampur ke supermarket membeli sesuati yang tak pernah ia lewatkan saat kepalanya sedang penat. Apalah itu jika bukan ice cream.
Setelah Lefilita selesai membeli beberapa ice cream kesukaannya yang berasa strawberry, Lefilita pun segera pergi meninggalkan super market tersebut.
Sebuah motor sport terparkir saat Lefilita melangkah keluar dari pintu.
Seorang pria mengenakan jalet berwarna hitam dengan kulitnya yang putih baru saja turun dari motor itu. Dengan meletakkan helmnya diatas jok motor.
"Kak Lefilita?"
Lefilita hanya tercengang melihat kehadiran pria itu. Ya dia adalah Raka.
Baru saja Lefilita bertanya tanya tentangnya dalam hati. Dan kin, pria itu muncul kembali tanpa Lefilita sadari.
"Ya " ucap Lefilita singkat. Dan Lefilita pun beranjak menuju mobil.
Kenapa cowok itu kesini coba? Dia sebenarnya siapa?
Lefilita terus betanya tanya dalam batinnya. Lefilita yang biasanya acuh, kini mulai terganggu pikirannya oleh seorang pria ingusan menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN DAN ANGAN
Teen FictionDi kursi paling belakang, terdapat seorang gadis berseragam putih abu dengan rok sedikit diatas lutut sambil termenung menundukkan kepalanya. Kedua kelopak matanya membengkak dengan raut wajah tak segar. Jam masih menunjukkan pukul 06.05 WIB...