Minggu yang ditunggu berubah menjadi kelabu
***
Minggu ini langit menghitam. Sepertinya rencana Lefilita untuk joging bersama Gaby akan kandas.
Tak ada mentari yang muncul dengan geliatannya, namun Lefilita telah bangun sejak pukul lima untuk melakukan shalat subuh.
Lefilita mengambil ponselnya lalu duduk diatas sofa merah muda yang ada didalam kamarnya. Lefilita mengirimkan sebuah pesan untuk Gaby.Lefilita: By, mendung nih. Gajadi joging dong?
Tak mencapai tiga menit, pesan Lefilita pun dibalas oleh Gaby.
Gaby: Iya lah. Lu mau ujan ujanan kaya anak TK?
Lefilita: Yaudah kita jalan ke mall kek. Cck
Gaby: Mall mana yang udah buka jam segini Lefilita Gene Marie.
Tanpa membalas pesan dari Gaby, Lefilita merebahkan tubuhnya diatas sofa. Kejenuhan akan menghantam Lefilita pada weekend kali ini. Padahal inilah hari yang sangat ditunggu oleh Lefilita. Atau bahkan seluruh pelajar lain pun menantikan hari ini.
Lefilita hanya termenung dalam kamarnya. Regina dan Mr.Albert yang kini sedang pergi ke Thailand pun menjadi salah satu alasan mengapa Lefilita jenuh.
Mr.Albert yang memang selalu sibuk dengan pekerjaan kantornya dan Regina sebagai asisten Mr.Albert seringkali meninggalkan Indonesia dan.. Meninggalkan putri tunggalnya Lefilita Gene Marie.
Rintik hujan mulai terjatuh. Lefilita beranjak dari kamarnya menuju lantai bawah. Satu per satu anak tangga mulai Lefilita turuni.
"Bi Inah. Lef mau ke supermarket dulu ya. Kalo nanti bibi mau pulang gapapa bi, pulang aja. Kalo nunggu Lef takut kelamaan." ucap Lefilita kepada Bi Inah yang sedang membersihkan dapur.
"Tapi kan ini sedang hujan Non."
"Gak papa Bi, Lef naik mobil kok."
"Yowes hati hati Nona."
"Iya Bi." Lefilita beranjak ke super market.
"Ohiyya Bi. Diatas meja telpon ada amplop. Nanti bibi bawa ya. Buat tambahan ongkos bibi"
"Tapi kan nyonya sudah memberi bibi uang non."
"Itukan dari mamah bi, bukan dari Lef." udah gapapa. Ambil aja bi.
"Baik non terimakasih banyak ya non."
Tanpa menjawab Gaby melanjutkan langkah kakinya.
"Pak Rudi, tolong keluarin mobil Lef ya. Lef mau ambil dompet dulu." ucap Lefilita kepada supir pribadinya.
"Iya siap nona."
Lefilita kembali kekamarnya intuk mengambil dompet dan ponselnya yang tertinggal. Saat Lefilita menyalakan ponselnya, ada sebuah pesan yan masuk.
Gaby: Lef, gue kerumah lo sekarang ya.
Lefilita: Ok.
Lefilita segera pergi meninggalkan kamarnya.
"Nona, mobilnya sudah ada didepan."
"Oke Pak, terimakasih."
"Hati hati nona." ucap Pak Rudi dengan penuh hormat.
Tanpa diperintahkan, Satpam dengang seragam hitam hitam dengan satu tangan memegang payung yang berada di samping gerbang pun membukakan pintu gerbang untuk Lefilita. Lefilita menekan klakson mobilnya.
Tiinnn.....
Hujan yang tak begitu deras, namun enggan untuk reda seperti rindu yang enggan untuk pergi.
Tak mencapai lima belas menit, Lefilita telah sampai di sebuah supermarket. Lefilita memarkirlan mobilnya dan mengambil sebuah payung untuk berjalan menuju super market.
Tak ada yang dituju oleh Lefilita selain tempat ice cream yang berjejer. Ya, hanya ice cream yang mampu mengobati rasa jenuh Lefilita. Tak ada yang bisa mengobati rasa sedih, jenuh atau apapun itu semacamnya kecuali ice cream.
Lefilita mengambil sebuah keranjang dan menaruh beberapa ice cream yang cukup banyak kedalam keranjang tersebut. Setelah menutup kembali freezer ice cream tersebut, Lefilita mengingat Gaby yang akan main kerumah Lefilita, akhirnya Lefilita pun membeli beberapa bungkus makanan ringan untuk Gaby. Saat Lefilita menuju kasir dengan tangan kanan memegang keranjang dan tiba tiba
Braakkk.... Keranjang Lefilita terjatuh saat seseorang dibelakang Lefilita tertabrak oleh Lefilita.
"Punya mata gak sih lo?" ucap Lefilita ngomel. Padahal Lefilita sendiri yang menabrak orang itu.
Seorang pria mengenakan celana jeans diatas lutut dengan kaus lengan pendek berwarna putih hanya menatap Lefilita sambil menaikkan satu alisnya.
"Bukannya lo yang nabrak gue?"
"Salah lo sendiri. Ngapain lo berdiri dibelakang gue?"
"Gue kan mau ngambil itu juga." ucap pria itu sambil menunjuk ke tempat makanan ringan yang baru saja Lefilita ambil.
"Yaudah pokoknya lo yang salah."
"Cck... Yaudah maafin saya ya Mbaaak." ucap pria itu dengan nada sedikit menjengkelkan.
"Ishh... Lo ya. Lo fikir gue embak lo." ucap Lefilita dengan nada tinggi sambil mengangkat telunjuknya ke wajah pria tersebut.
"Gue kan udah minta maaf." Ucap pria itu menyerah.
"Terserah lo." balas Lefilita pergi sambil menghentakkan kaki kanannya.
Lefilita menyerahkan belanjaannya kepada petugas kasir. Dikasir sebelah Lefilita, terdapat pria yang tadi menabrak Lefilita. Ups.. Yang tadi ditabrak Lefilita tepatnya.
Lefilita menatap pria itu tajam.
Ingin sekali rasanya Lefilita mencakar wajah pria menyebalkan itu.
Lefilita segera beranjak menuju mobilnya. Sepertinya kini hujan telah reda. Saat tiba didepan pintu, Lefilita menengok kembali kearah pria tersebut dengan tatapan tajam. Ternyata pria itu pun sedang menatapnya. Namun dengan tatapan tenang.
Lefilita melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Jalanan yang basah disertai tetesan tetesan air yang terjatuh dari daun di sisa hujan tadi seakan menjadi saksi rasa kesal Lefilita saat ini.
Lefilita telah sampai dirumahnya. Terlihat mobil Gaby yang sudah terparkir didepan.
"Udah nyampe aja tuh bocah." ucap Lefilita.
Kreeekk.. Lefilita membuka pintu rumahnya. Terdapat Gaby yang sedang nonton kartun di ruang tengah.
"Kapan lu nyampe kuntil?"
"Hee..Kapan kapan Lef."
"Bodo amat By." Lefilita memutarkan bola matanya.
"Noh makanan. Kalo lo mau ice cream ambil aja di kulkas." ucap Lefilita kembali sambil menjilat ice creamnya dengan lahap seraya berjalan menulu lemari pendingin.
Gaby membuka satu bungkus makanan ringan yang baru saja Lefilita berikan.
"Lu mau minum ambil aja sendiri. Soalnya Bi Inah kayaknya udah pulang deh. Kemaren dia bilang pengen ngambil cuti satu bulan."
"Lah. Lu sendiri dong Lef?"
"Mmmm." ucap Lefilita singkat.
"Kekamar gue aja yuk." ucap Lefilita kembali.
"Yaudah." Ucap Gaby sambil mematikan televisi.
Keduanya kini telah berjalan menuju kamar Lefilita.
Gaby langsung duduk diatas meja belajar Lefilita. Sedangkan Lefilita masih asyik dengan ice cream yang dimakannya dari tadi. Entah berapa banyak ice cream yang telah dimakan Lefilita. Begitulah Lefilita, saat ia jenuh ia akan menghabiskan waktunya untuk memakan ice cream.
"Heh.. Ngapain lu liat liat note gue? Kepo bat lu."
"Emang ngapa gak boleh? Suombuong amat." ucap Gaby sambil meniru gaya bahasanya mandra di film si doel.
"Eh By.. Gue tadi ketemu ama cowok di super market. Demi upin ipin yang gak pernah gondrong yah By, dia itu nyemebil banget seratus persen."
"Terus.. Terus? Cowoknya ganteng gak Lef?" balas Gaby penasaran sambil beranjak mendekati Lefilita yang sedang duduk di atas sofa berwarna merah muda itu.
"Pala lo ganteng noh."
"Kok pala gue? Pala gue kan bulet."
"Terserah lo By"
"Gue nanya somplak. Ck." balas Gaby mendecak.
"Lumayan. Tapi.. Arghhh asal lo tau, dia tuh bikin darah gue naik parah tau gak?"
"Jadi penasaran gue hahaha.. Awas aja lu nanti jadi demen lu tau rasa."
"Yah dasar lo. Keseringan baca novel romance sih lu ya." ucap Lefilita memutarkan bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN DAN ANGAN
Fiksi RemajaDi kursi paling belakang, terdapat seorang gadis berseragam putih abu dengan rok sedikit diatas lutut sambil termenung menundukkan kepalanya. Kedua kelopak matanya membengkak dengan raut wajah tak segar. Jam masih menunjukkan pukul 06.05 WIB...