Hembusan angin yang sejuk menggugurkan dedaunan yang dilaluinya, keadaan sunyi yang lantas merubah suasana hati, dibawah sebuah pohon besar yang rindang, terlihat sebuah makam yang dihiasi dengan nisan hitam, disana tertulis dengan jelas Arcelio Vishnu.
Nara mengusap nisan itu dengan lembut, butiran bening menetes dari kelopak mata indahnya, lima tahun setelah kepergian Arcelio, tetapi rasa itu tetap sama, tidak ada yang berubah, cinta Nara masih sebesar itu.
Arsyi meraih tangan Nara dan menggenggamnya dengan erat,"kita ikhlaskan Arcelio ya, dia akan lebih sakit jika dia tau keadaan kamu"
"Nara, kamu boleh mencintai dia, tetapi untuk kali ini tante mohon, lupakan Arcelio, lupakan bahwa kalian itu saling mencintai"minta Arsyi.
"Tapi tan.."
"Arcelio sudah bahagia disana, seharusnya kamu juga harus menunjukkan kalau kamu juga bahagia disini, Tante sayang sama kamu Nara, Tante juga sangat ingin kamu bahagia, bahagia kamu adalah bahagia Tante" potong Arsyi yang mempererat genggamannya.
"Maafkan Nara,tapi kali ini Nara minta tolong,jangan suruh Nara untuk melupakan Lio, Nara tidak bisa tan, cinta Nara sudah habis di Lio, selamanya Arcelio, dan rasa itu tidak akan berubah sampai kapanpun"balas Nara.
Nara memeluk nisan, hanya itu yang tersisa, berapa banyak cinta yang sudah dihabiskan, cinta yang tidak tahu kapan terbalaskan, jiwanya yang terikat oleh cinta semu, cintanya yang bersemayam dibalik tanah merah, tidak maukah waktu memberinya izin untuk memeluk cintanya sekali saja, melepaskan rindunya yang menyesakkan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melupakan Rindu
RandomTerkadang takdir terlalu menyakiti kita, tetapi percayalah, bukan takdirnya yang menyakiti, melainkan kita yang tidak bisa berdamai dengan takdir itu sendiri