Enam

14 2 0
                                    

But you don't have to say
What you did
I already know
I found out from him.

Show me how to fight for now
Now, its time to leave
And make it alone

.

Hanya suara dari tv yang menemani kesendirian Julia. Sheila tidak kunjung pulang sedangkan ini sudah jam 10 malam.
       "Lagi, disinilah aku. Ditengah kesendirianku. Tidak ada lagi yang mengekang tingkahku. Untuk pertama kalinya, aku membenci suasana ini. Suasana dimana aku harus sendiri disaat semua yang ada didalam fikiranku membutuhkan jawaban"

.

"Kemarin kemana? Kok gue gak ketemu lo disekolah" ucap Reval
"Gue gak enak badan" ucap Julia
"Makanya, tidur tuh jgn kemaleman. Belajar jgn sampai ngelampauin batas. Makan yg teratur" ucap Reval
Julia menonyor kepala Reval
"Diem ah. Gue lagi males diceramahin" ucapnya
"Woah, berani ya lo. Awas aja kalau gue makin cinta sama lo" ucap Reval sembari menggelengkan kepalanya menatap kepergian Julia.
.
"Ra!! Temenin gue kekantin yuk" ajak Julia
"Yah.. gue ada rapat osis. Sorry ya Jul.."
Janitra membawa bbrp lembar kertas berjalan pergi meninggalkan Julia yang masih berada tepat didepan bangku tempat Janitra duduk.
"Yaudah deh" lirih Julia sembari berbalik, berjalan keluar dari kelas temannya itu
.
"Jul!! Eh anjir gue nyariin elu dari kemaren. Nih ada titipan dari emak gue. Kenapa sih emak gue baek bgt sama elu--"
Joni tidak melanjutkan kalimatnya saat ia melihat Julia tengah tertunduk tak mendengarkan kata-katanya barusan
"Lo kenapa Jul?" Tanya Joni
"Eh? Ya? Ada apa ya Jon?" Tanya Julia
"Lah? Gue tanya sama elu. Elu malah balik tanya. Nih titipan dari emak gue elah dia baek bgt dah sama elu. Makan ya. Awas aja kalau lo main buang aja" Joni memberikan sebuah tapperware berisikan makanan untuk Julia.
"Temenin gue dulu ya Jon?" Pinta Julia
"Ogah ah. Ntar Reval marah sama gue. Gue ogah cekcok soalnya" elak Joni
"Ya.. ajak Reval sekalian" ucap Julia lembut
"Weh. Kerasukan setan apaan lo? Biasanya lo lebih garang dari gue kok lu jadi lembut gini? Weh lu Julia apa bukan si?" Joni memutari Julia, memperhatikannya dengan intens. Memastikan bahwa yang berada didepannya adalah Julia
"B aja dong Jon! Gue gak boleh kek gini hah?" Ucap Julia
"Weh. Sans ae lah gak usah ngegas. Yaudah kuy lu mau makan dimana?" Tanya Joni
"Dikelas aja" ucap Julia sembari tertunduk
Julia dan Joni berjalan menuju kelas mereka
.
"Gue makan nih ya.. bilangin sama mama lu terima kasih dari Julia. Salam juga buat mama lo ya" ucap Julia sembari membuka tupperware itu
"Sip dah. Makan gih, diabisin ya" ucap Joni
"Woy Joni!!" Reval berjalan mendekati Joni yang tengah menemani Julia makan
"Gue cariin juga. Kemana aja sih lo?" Tanya Reval
"Gue baru berangkat, dititipin makanan sama emak gue buat Julia. Yaudah gue disini" ucap Joni
"Hmmh. Anggi lagi rapat osis njer. Kok gue pen ngakak ya? Teladan bgt dia" kekeh Reval
Hiks
Joni dan Reval menoleh kearah Julia saat mendengar sebuah isakan.
"Jul. Lo nangis?" Tanya Reval sembari duduk disamping Julia
"Masakan emak gue enak ya? Kok lu sampai terharu sih" celetuk Joni
"Gapapa kok. Nangis aja, keluarin semua beban lo. Gue gak keberatan minjemin bahu gue buat senderan lu" ucap Reval sembari tersenyum menatap Julia
"Hmm.. lidah gue kegigit bego" isak Julia sembari kembali memakan sesuap makanannya. Tidak, bukan sesuap. Tapi Julia memasukan bbrp suap makanannya kedalam mulutnya lalu kembali dalam isak tangisnya. Joni terkekeh pelan sembari duduk dikursi berhadapan dengan Reval yang tengah memegang bahu Julia.
"

Gue sebenernya lagi kebanyakan pikiran" ucap Julia
"Kunyah dulu makanan lu. Kalau gk pengen makan ya jgn paksain" ucap Joni
"Sheila sama Linda keknya berantem" ucap Julia sembari mengunyah makanan didalam mulutnya
"Eh iya? Kemana tuh bocah. Kok gue gak pernah liat disekolah" ucap Joni
"Masalahnya, hiks. Waktu itu Linda berdarah dan gue gak tau kenapa" isak Julia sambil terus mengeluarkan air matanya.
"Lo bisa ceritain nanti kalau makanan dimulut lu udh abis. Percuma gue kgak ngarti" ucap Joni
"Diem lu" ucap Reval sembari mengarahkan tangannya keatas kepala Joni, berniat ingin menjitaknya.
Julia meminum air mineralnya setelah menelan makanan yang sudah ia kunyah
"Jgn nangis mulu ah. Gue gak tega liatnya" ucap Joni sambil menaruh tisu diatas meja
"Dapet dari mana lo?" Tanya Reval
"Lah ini? Dilaci mejanya Linda" ucap Joni
"Njer. Emang kang kutil ye lo" ucap Reval
"Sa ae lu. Pertolongan pertama saat menangis aja sih . Wkwk" ucap Joni
"Sheila sama Linda gak pulang kekost lagi" ucap Julia sembari mengusap air matanya
"Lah? Kok. Terus mereka dimana? Butuh temen gak?" Ucap Reval
"Ya mana gue tau. Linda ke Bandung. Asal lo tau aja ya. Gue ogah ditemenin lu Val. Yg ada lu ngapa-ngapain gue lagi" ucap Julia
"Yee barusan nangis udah garang aja lu" celetuk Joni
"Iya tau tuh" sahut Reval
"Intinya gue gak tau mereka kenapa dan dimana. Ara gak pernah lagi nemenin gue makan dikantin. Ya wajarlah kalau tadi gue nangis. Gue terharu, kangen sama mereka" ucap Julia
"Enak ya jadi cewe. Gak bisa disalahin. Gimanapun gue cewe yang selalu bener" ucap Joni
"Lah anjir. Cowo juga manusia kali. Pernah bener pernah salah. Kalau cewe bener terus mah bukan manusia namanya. Tapi tuhan" ucap Reval
"Eh iya juga ya" ucap Joni
"Eh Jul. Lu mau kemana?" Tanya Joni sembari menutup tupperware milik ibunya, membawanya dan memasukan kedalam laci mejanya.
"Toilet" sahut Julia
.

"Untuk pertama kalinya, aku berfikir tentang kebersamaan kita yang telah kita lalui. Dimana kita yang dulu?
Aku benci suasana seperti ini
Dimana aku harus sendiri, menjalani hari2 yang panjang. Aku merindukan
Masa dimana kita tak pernah jauh.."
- Julia -

.

~
Yesterday is a history
You gotta get through it.
Tomorrow is a mistery
So lets just do it.
And even when the rain falls
You and I will stand tall
No matter what you got through
I'll never leave you
~

.


Next??


.

Dear RevalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang