Chapter 7 : Don't be afraid, i'm here with you (2)

371 37 0
                                    

"T-tapi paman, itu artinya aku but-"

"Tidak, kau tidak buta permanen, nanti kau akan bisa melihat lagi, bersabarlah" Paman mengusap surai Evhan lembut.

"Huum.. Semoga saja" Ujar Evhan sambil mengusap kedua matanya yang berair.

"Yasudah, kalau begitu berhentilah menangis dan makanlah dulu" Ujar Paman melepaskan pelukannya.

"Iya" Jawab Evhan lalu ia duduk dan dibantu oleh pamannya.

# Flashback

Paman kembali kerumah sakit setelah menyelesaikan urusannya lalu ia kembali keruang rawat Evhan untu melihat keponakannya itu, tapi saat di jalan ia bertemu dengan dokter  Vion.

"Tunggu paman!" Seru Vion.

"Ada apa?" Tanya Paman bingung.

"Paman yang menemani pasien bernama Evhan kan?" Tanya Vion, memastikan jika ia tidak salah orang.

"Iya, ada apa?" Tanya Paman.

"Bisa ikut keruangan saya sebentar? Ada yang ingin saya katakan" Ujar Vion.

"Baiklah ayo" Ujar Paman lalu pergi mengikuti Vion.

"Jadi ada apa?" Tanya Paman sesampainya di ruangan milik vion.

"Ini soal Evhan" Ujar Vion lalu duduk di kursinya, "Duduklah Paman" Lanjut Vion.

Paman lalu duduk di hadapan Vion, " Ada apa dengan Evhan?" Tanyanya.

Vion menghela napas panjang lalu mulai menjelaskan, "Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan saya dan teman saya, Evhan ternyata mengidap penyakit maag, tolong jaga kesehatannya, apa lagi pola makannya, dan..."

"Dan?" Ucap Paman.

"Dan sepertinya dia juga mengalami kebutaan akibat benturan yang ia alami terlalu keras" Lanjut Vion membuat Paman mematung di tempat.

"A-apa bisa disembuhkan?" Tanya Paman ragu.

Vion mengangguk, "Paman tenang saja, ini hanya bersifat sementara selama masa penyembuhan di kepalanya, dia akan bisa melihat lagi nantinya, " Paman menghela nafas lega.

"Ah satu lagi, teman saya mengatakan jika ia akan memeriksa sedikit darah milik Evhan, jadi saya ingin meminta izin dulu pada paman" Lanjut Vion.

"Silahkan saja, lakukan yang terbaik, selama itu tidak menyakitinya" Jawab Paman.

"Baik" Ujar Vion.

"Kalau begitu Paman permisi dulu, terimakasih sudah memberi tahu paman, ah iya! Paman kan sudah bilang jangan bicara terlalu formal" Ujar Paman tersenyum simpul.

"Baiklah, akan saya usahakan" Ujar Vion tersenyum pada Paman.

"Kalau begitu Paman pergi dulu" Ujar Paman sambil berdiri dan melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan.

Don't Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang