Chapter 2 ; Sick??

614 40 0
                                    

# Author Pov

Bel istirahat sudah berbunyi, tapi seorang siswa tetap diam tak bergeming di kelasnya, sampai 2 orang siswa lain datang dan membawa makanan untuk temannya yang tidak beranjak sedikitpun dari bangkunya, ia hanya diam sambil menatap keluar jendela.

"Evhan!" Panggil salah satu dari 2 siswa itu.

Evhan menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya memberikan pertanyaan 'Apa?' melalui ekspresinya.

Siswa tadi langsung menyodorkan makanan dan minuman yang dia bawa di hadapan Evhan, sedangkan Evhan hanya menatap makanan dan minuman di hadapannya tanpa berniat untuk mengambilnya, apalagi memakannya.

"Ayolah, kita tau kau belum makan dari tadi pagi, jadi kumohon makanlah, aku dan Axell sudah membelikannya untukmu" Ujarnya, sedangkan Axell hanya mengangguk angguk saja.

"Tidak" Tolak Evhan kemudian menatap ke arah jendela lagi.

Rion menghela napas panjang lalu duduk di hadapan Evhan, sedangkan Axell duduk disamping Evhan "Van!" Panggil Rion.

". . ."

"Evhan!" Kali ini Axell yang memanggilnya.

". . ."

"EVHAN!!!" Seru seorang siswi dari arah pintu membuat mereka bertiga tersentak kaget karena siswi itu berteriak sambil membanting pintu cukup keras.

Rion dan Axell menatapnya sambil menggeleng pelan, sedangkan Evhan langsung memegangi dadanya dan meremas perutnya, perutnya sedari tadi terasa sakit, karena itulah ia tidak beranjak sedikitpun dari kursinya dan hanya menatap keluar jendela untuk menyembunyikan rasa sakitnya.

"Ada apa?" Tanya Evhan berusaha untuk bersikap seperti biasanya.

"Kau dipanggil ke ruang guru" Jawab siswi itu.

Evhan menghela napas lalu berdiri dan berjalan menuju keluar, tentunya setelah Axell memberikan jalan, tetapi Rion memanggilnya dan membuat ia berbalik menatap Rion.

"Kami ikut!" Ujar Rion sambil berdiri.

"Tidak usah" Ujar Evhan.

"Kami ikut atau kupaksa kau untuk makan" Tegas Rion.

Lagi lagi perutnya terasa sakit, lebih sakit dari yang tadi, dan tanpa sadar ia mengeluarkan ringisan kecil. Rion, Axell dan siswi itu langsung menghampiri Evhan yang terlihat menahan sakitnya dengan wajah yang sudah pucat pasi.

"Ada apa?" Tanya Axell.

"Sshh... Bukan apa apa" Jawab Evhan lalu melangkah keluar kelas diikuti Rion dan Axell di belakangnya, setelah sampai di depan pintu ruang guru, Evhan langsung mengetuknya, lalu ia masuk setelah mendapatkan jawaban dari seorang guru.

"Jadi begini, semua guru disini sudah sepakat untuk memasukkanmu kedalam olimpiade sekolah yang akan dilaksanakan nanti, apa kau setuju?" Tanya seorang guru bernama Bu Dian.

Evhan sedikit terkejut dengan pertanyaan yang ditanyakan bu Dian untuknya, dia bisa saja mengikutinya, tapi... Bagaimana dengan ketiga kakaknya? Apa mereka setuju? Sepertinya dia harus memikirkannya lagi nanti.

"Saya akan pikirkan jawabannya bu" Jawab Evhan.

"Baiklah, tapi ibu harap kau menerimanya, pikirkanlah baik baik" Ujar bu Dian sambil tersenyum.

"Baik bu, saya permisi dulu" Ujar Evhan lalu ia beranjak keluar dari ruang guru sambil menunduk, jujur saja, perurnya masih terasa perih jika ia berjalan.

Puk!

"Hey! Ada apa?" Tanya Rion dan Axell sambil memegangi bahu Evhan.

Evhan mendongak menatap kedua sahabatnya kemudian kembali menunduk, "Sshh... Akh!!"

Don't Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang