Pagi ini terjadi keributan di sekitar rumah berlantai tiga. Empat mobil polisi dan satu ambulans terlihat memenuhi jalan, tak pernah absen kerumunan wartawan dan sebagian penduduk sekitar -yang entah peduli atau hanya penasaran- menyaksikan ada apa gerangan hingga sepagi ini telah menimbulkan keramaian. Banyak bisik bahkan teriakan yang tak kalah berlalu lalang dengan langkah para polisi dan petugas otopsi di penjuru pekarangan dan rumah itu. Sebagian polisi yang menjaga police line agak kewalahan atas desakan pertanyaan para wartawan, mengingat bahwa kejadian heboh ini terdapat di rumah salah satu petinggi perusahaan komersil yang tengah naik daun menguasai 10% pangsa pasar di negara itu.
Dari sisi jalan yang berbeda muncul seorang pria berusia sekitar pertengahan kepala empat, ia membelah kerumunan dengan ditemani dua petugas. Tanpa menjawab pertanyaan pers ia memasuki pekarangan dan memanggil petugas yang terlihat sibuk di dekat pintu masuk. Petugas itu menghampiri, "Selamat pagi, inspektur".
"Pagi Ton, bagaimana sejauh ini?" tanya pria itu pendek. "Well, anda sudah tau jelas siapa korbannya, Aaron G, penyebab kematiannya diperkirakan akibat kehabisan darah dari terputusnya pembuluh nadi di leher dan alat pembunuhnya berupa senjata tajam, mungkin semacam pedang-".
"Pedang?"
"Ya, pedang. Terlihat dari dalamnya tusukan yang menembus kursi kerja korban.".
"Bawa aku ke TKP sekarang." pria itu berkata seraya berjalan memasuki rumah dipimpin anak buah yang dipanggilnya Ton tadi.
Sampai di TKP, tepatnya ruang kerja korban yang berbau anyir itu, ia sedikit menahan napas di awal, "Ah sudah berapa banyak hari yang kulalui dengan bau ini di sekitarku, tetap saja memualkan". Si inspektur menyebar pandangannya, mayat korban sudah dipindahkan oleh tim otopsi dan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk tindak otopsi lebih lanjut, "Apakah ini belum dirubah?" tanyanya mendapati ruangan yang meskipun banyak darah yang tercecer tapi masih rapi dengan tiga-empat petugas di dalamnya. "Kurang lebih pak, istri korban sempat masuk kemari dini hari tadi karena tidak mendapati korban di kamar mereka, saat masuk tentu ia sangat terkejut melihat suaminya telah menjadi mayat dengan tubuh berlumur darah juga mata yang seperti hendak melompat keluar dari rongganya, ia histeris, membuat pelayan rumah tergopoh menghampiri, tapi berdasarkan kesaksian mereka tidak menyentuh apapun, departemen satuan kejahatan berat yang datang sebelumnya dan kami hanya mengambil beberapa sampel dan mengecek sekitar." jawab Ton sambil menyerahkan data dan sarung tangan.
"Hipotesis?" inspektur mengenakan sarung tangan dengan cepat.
"Dugaan motif sementara bisa jadi disebabkan oleh dendam akibat persaingan bisnis. Untuk menguasai pasar sebesar itu tentu perusahaan yang dipimpin korban melengserkan banyak pesaing. Pembunuhan ini jelas telah direncanakan dengan sangat rapi oleh seorang profesional. Dapat anda lihat bekas tusukan senjata tajam pada kursi kerja korban," inspektur mendekatkan wajahnya pada kursi kerja dengan darah kering hampir menutupi seluruh permukaan, diamatinya sobekan ramping vertikal yang menembus dengan mulus. "bekas tusukan yang mulus, bukan? Tidak terlihat bekas tusukan atau bahkan goresan lain di sekitarnya, hanya satu tusukan dalam yang langsung menembus tenggorokan korban. Hanya satu, inspektur." Ton menekankan kalimat akhirnya, cenderung 'kagum' atas fakta yang didapatnya.
"Ya, terlalu rapi," inspektur menjelajahi sekitar meja kerja seraya mulai membaca data yang sudah diberikan Ton, "Dugaan pelaku?".
"Kami sudah mulai menelusuri relasi korban, mulai dari keluarga, teman, karyawan perusahaan dan saingan bisnisnya.".
"Persempit pada orang-orang yang sekiranya memiliki koneksi pada 'dunia belakang', pekerjaan serapi ini tentu sangat mungkin dilakukan oleh pembunuh bayaran, bekas tentara misalnya," inspektur menginstruksi tanpa mengalihkan pandangan dari lembaran-lembaran laporan sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samurai of the Crescent (HIATUS)
ActionIt's about the light that struggle to fight the darkness. Ketika kejahatan telah menyebarluas dalam negeri, kekacauan terjadi dimana-mana dan pihak berwajib kewalahan mengatasi. Suatu hari munculah seorang samurai yang 'membantu' meringankan beban a...