1

9 3 4
                                    

Sekeras apapun aku berusaha jika tak satu pun usaha ku yang kau hargai maka aku tetap bukan apa-apa dimata mu.
Maka aku akan tetap bukan siapa-siapa untuk mu.
*****

Hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya. Aku tetaplah Keisha Ambar Della yang selalu tangguh dalam usaha memenangkan hati Raihan.

Raihan, dia kekasih ku. Bagiku. Baginya aku hanyalah status untuknya. Mengapa? Karena aku adalah perlindungannya. Perlindungan dari perjodohan konyol kedua orangtuanya.

Mengapa aku? Aku pun tak tau.
Mengapa aku bertahan pada Raihan walaupun aku tau alasan Raihan menjadikan ku sebagai kekasihnya? Aku juga tak tau.

Tapi aku percaya semua tidak terjadi begitu saja tanpa alasan. Tidak ada kebetulan atau ketidak sengajaan.

Dibawah pohon rindang, dengan semilir angin dan segarnya udara pagi disanalah Raihan berada setiap paginya. Dan aku selalu memperhatikannya dari sisi taman yang berbeda dengannya.

Lalu kemudian aku menghampirinya dengan membawa kopi kotak untuknya. Yang kemudian akan ditolak oleh Raihan, selanjutnya kopi kotak itu akan berada di tangan Pak Yon.

"Hai Re" sapa ku. Re adalah nama panggilannya. Raihan menoleh dan mengangkat alisnya sebelah.
"nih buat kamu" kata ku sambil menyerahkan kopi kotak padanya.

"gak usah makasih" Kata Raihan seperti biasanya.
"kenapa sih Re, lo gak pernah terima apapun yang gue kasi?" tanyaku tiba-tiba.

"Kei lo tau jawabannya" kata Raihan lalu pergi. Jujur saja aku tidak tau jawabannya.
"Pak Yon" panggil ku pada pak Yon yang membawa sapu taman.

"nih buat Pak Yon" kata ku sambil menyerahkan kopi kotak tadi pada Pak Yon.
"Mas Raihan masih belum terima ini Mb?" tanya Pak Yon, dan aku hanya tersenyum.

"Yaudah saya kedalam dulu yak Pak" kata ku.
"Ohh iya makasih toh mbak" kata pak Yon.

Raihan selalu menolak pemberian ku apa karena aku hanyalah status untuknya? Tapi dia bisa menganggap ku sebagai teman bukan? Dan pemberian ku adalah pemberian dari seorang teman.

Entahlah mengapa Raihan begitu rumit, misterius, dingin, dan terkadang kasar. Tapi aku masih bertahan.

"Keisha" panggil seseorang diarah kanan.
"hai Lul" sapa ku balik pada Lula.
"belum ada kelas nih, ngopi dulu yuk" ajak Lula.
"setuju" jawab ku sambil menjentikkan jari.

Lula, Lula Fatira aku mengenalnya sudah lama sejak MOS berlangsung dulu. Tapi aku dan Lula mulai dekat sejak semester 2 hingga sekarang.

Lula adalah salah satu orang yang selalu memarahi ku karena kebodohan ku yang sepertinya diketahui satu kampus, yaitu menjadi kekasih bayangan bagi Raihan.

Namun Lula selalu mendengarkan cerita ku, keluh-kesah ku, kegalauan ku, dan semua tentang ku. Dia adalah pendengar yang baik, penasehat yang baik, dia adalah teman yang selalu mengerti ku.

Setelah habis aku bercerita, dan dia menasehati ku kemudian dia akan memarahi ku. Lula sudah seperti ibu bagi ku.

"Kei Kei, katanya aja ngopi tapi yang diminum milkshake terus" Ya, Lula sudah begitu hafal dengan pesananku.
"Haha cukup hati gue yang ngerasain pahitnya kehidupan, lidah gue jangan" Jawab ku sambil tertawa dengan tangan membawa milkshake dan menuju meja favorite kami.

keishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang