2

10 0 0
                                    

Mentari pagi sudah menyingsing, sinarnya memasuki celah tirai yang tak rapat. Mengusik mimpi indah seorang gadis yang tertidur sedari kemarin tanpa mengganti pakaiannya.

Triiiiiiing.....triiiiiing.....triiiiiing......

Ia menggeliat merentangkan tubuhnya yang pasti terasa pegal sebab terdengar dari suara pecahan gumpalan otot pegal di tubuhnya.

Matanya mulai terbuka karena tidurnya diganggu oleh suara bel yang sangat bising. Segera ia bangun dan mencuci muka juga menggosok giginya.

Meminum seteguk air putih yang terletak di nakasnya lalu bergegas turun membuka pintu.
"Mbak Tuti." panggilnya sambil menuruni tangga. Namun tidak ada sahutan. "Mbak ada tamu." teriaknya sedikit lebih kencang, lagi-lagi tidak ada balasan.

Berhubung tangga berada di dekat dapur, sekalian saja ia mengecek ke dapur sebelum membuka pintu untuk tamu yang memencet bel tanpa sabar barusan.

Tak ditemukannya Tuti asisten rumah tangganya, begitu juga ibunya. Namun note yang terpasang di lemari es membuatnya penasara dan membacanya.

"Yah gak asik banget gue ditinggal." gumamnya sambil berjalan menuju pintu rumah.

Matanya menyipit akibat sinar matahari yang menyilaukan matanya yang masih belum terbiasa dengan cahaya. Namun tubuh tinggi bergeser guna menghalangi sinar yang menyilaukannya.

"Raihan." katanya.
"Ngapain ke sini pagi-pagi?" tanyanya pada pria bernama Raihan.
"Bokap gue nunggu, buruan." kata Raihan, wanita itu mengernyit bingung dengan perkataan Raihan. Sedetik kemudian ia langsung mengangguk dan meninggalkan Raihan di depan pintu tanpa mempersilahkannya masuk.

"Pasti Raihan line gue tapi gue gak baca." gumamnya sambil berlari menaiki tangga.
Segera diraihnya ponsel yang terletak di tempat tidur dan membuka beberapa pesan dan panggilan yang tak terjawab.

20.36
Raihan: besok jam 10 bokap pengen ketemu kita di kantin kampus. Jangan terlambat.

21.45
Raihan:besok gue jemput lo buat ngeyakinin bokap tentang hubungan kita.

09.18
Raihan:lo udah siap?

09.36
Raihan:gue otw ke rumah lo

"Haduh Keisha dasar kebo." katanya merutuki dirinya sendiri. Ia juga melihat sekilas beberapa pesan dari Bunda dan Ayahnya.

Ia kembali melempar ponselnya ke tempat tidur, lalu menyambar handuk di dekat pintu kamar mandi pribadinya dan bergegas mandi.

20 menit kemudian ia siap dengan penampilan naturalnya tanpa riasan wajah, ia hanya mengenakan sunscreen dan lipcream dengan warna nude dan rambut yang rapi tergerai.

Begitu pula dengan pakaiannya, celana jeans yang dipadukan dengan kemeja hitam polos yang kontras dengan tootbag dan flatshoesnya. Tak lupa wangi strawberry yang selalu menjadi ciri khasnya.

"Re yuk buruan, kita gak boleh telat ketemu sama papa lo." katanya sambil berjalan menuju ruang tamu. Namun ia tertegun saat tak melihat Raihan duduk di sofa.

"lo gak masuk?" tanya Keisha saat melihat Raihan berdiri di depan pintu masih dengan posisi yang sama, hanya saja menghadap ke arah jalan.

"aduh sorry gue lupa nyuruh lo masuk." katanya sambil menepuk dahinya.
"buruan." hanya itu yang keluar dari mulut Raihan.
Keisha tersenyum melihat sikap Raihan yang sangat ia hafal dan segera menutup pintu rumahnya.

"sorry ya Re gue gak baca chat lo, kemaren gue ketiduran." kata Keisha sambil merapikan rambutnya. Sementara Raihan hanya diam tak bergeming.

"papa lo ketemu kita atau cuma lo atau cuma gue?" tanya Keisha pantang menyerah.

keishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang