Tidak semua pertemuan akan mendatangkan kebahagiaan. Bagi ku, pertemuanku denganmu adalah awal dari sebuah kehancuran.
.
.
.
.
Liza Aurellia Wijaya• ═══ೋ➶➶ೋ═══ •
Kringg!!kringgg!!!
Bel masuk berbunyiLiza berlari dari koridor sekolah menuju kelasnya yaitu XI Ipa-1.
Liza membuka pintu kelasnya.
Untung belum ada guru. Aman gue.
Batinnya.Seluruh penghuni kelas pun memandanginya dengan wajah terkejut.
Siap siap kena semprot. Mampus!
Mereka pun langsung ribut. Banyak yang membicarakan Liza.
"Wahh tumben terlambat haha,"
"Iya tuh, biasanya pagi pagi banget udah berangkat. Hantu aja sampe kalah wkwkw,"
"Telat ciee,"
"Jangan jutek dong neng, nanti cantiknya ilang loh,"
"Ekhem, cemberut mulu dah,"
"Eh si muka datar telat,"
Gadis itu pun hanya memutar bola matanya malas.
Kalo sirik ya gitu. Batinnya.
Liza berjalan ke arah bangkunya yang kosong dengan ekspresi datarnya tanpa menghiraukan nyinyiran dari makhluk makhluk astral.
• ═══ೋ➶➶ೋ═══ •
Kedua sahabat Liza--yang kebetulan sekelas dengannya menghampirinya dan menghentak meja yang sontak membuat Liza terkejut.
Eh ralat--bukan sahabat tapi, orang yang nemu di pinggir jalan.
"Heeii heiii!!" Teriak Titania alias Tania--orang yang nemu di jalan sambil ngamen.
Mending kalo ngamen suaranya bagus. Lah itu suaranya kaya knalpot bocor. Otokotok.
Gadis itu melihat kedua sahabatnya dengan malas.
"Tayoo," balas Aurora alias Ara--orang satu ini nemu di jalan deket kuburan sambil makan bunga kamboja trus rambutnya nutupin tu muka.
Nama aja yang bagus--mirip Princess di dongeng gitu. Tapi nyatanya muka aja mirip kunti. Ewh.
Ahahah, Bercanda aelah.
"Tayo, tayo, udah nggak jaman," Balas Liza datar.
"Asalkan kita bahagia kalii, iya nggak Ra?" Jawab Tania dengan suara nya yang cempreng.
"Yes. Yah lo ma nggak asik Za," Balas Ara--sambil mencolek pipinya.
"Terus gue harus gimana?" Ucap Liza--tetap dengan kedatarannya.
"Ketawa yang kerass!!!" Semprot Tania sambil mengangkat tangan--layaknya cheerleader.
Terus aja ngegas sampe upin-ipin nikah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destino➶
FantasyAction - Fantasy Terima kasih karena telah mengajariku arti kehidupan yang sesungguhnya. Terima kasih karena telah membuatku percaya bahwa keajaiban itu ada. Sekarang aku sadar bahwa hidup ini juga penuh dengan misteri dan rahasia. Hidup ini bukan...