Ichi

997 44 23
                                    

"Dimana aku?"Pikir Robin sambil melihat ke sekelilingnya.

Robin lalu menyadari sesuatu, dia menundukkan kepalanya dan melihat kalau pakaian yang dia pakai bukan miliknya.

"Pakaian ini bukan milikku dan pakaian ini..... Kenapa aku memakai pakaian seperti putri kerajaan?"Pikir Robin bingung.

"Dan tempat ini menyeramkan sekali!"Pikir Robin sambil melihat ke sekelilingnya lagi.

Robin sekarang berada ditempat seperti sebuah istana yang sangat kuno dan begitu menyeramkan.

"Tidak mungkin aku akan tetap tinggal di sini. Aku harus pergi, aku harus mencari seseorang."Gumam Robin.

Akan tetapi ketika Robin mencoba berjalan pergi, Robin merasakan tubuhnya seperti seberat gunung

Robin bisa merasakan kalau kakinya bergerak untuk pergi, akan tetapi dia hanya diam ditempat, tidak bisa pergi kemanapun.

Robinpun menghela napasnya, lalu menghentikan menggerakkan kakinya, dia menyerah untuk pergi dari sana.

Lalu, tiba-tiba saja seorang laki-laki muncul dihadapannya membuat Robin terkejut melihat itu.

Laki-laki yang tiba-tiba muncul dihadapannya itu memakai topeng dimatanya, Robin menjadi tidak bisa melihat keseluruhan wajahnya. Yang bisa dia lihat hanyalah bibirnya dan matanya yang tajam.

"Siapa kau?"Tanya Robin.

"Kau akan mati!"

Robin terbelalak mendengar itu. Dia memejamkan matanya takut saat melihat laki-laki didepannya melompat mendekatinya seakan akan menyerangnya, akan tetapi ternyata dia salah, laki-laki itu menyerang seekor ular besar yang berada dibelakangnya yang bahkan Robin sendiri tak menyadari kalau ada seekor ular besar berada dibelakangnya.

Laki-laki itu terus menyerang ular besar itu sampai akhirnya ular itu kalah dan mati.

Setelah mengalahkan ular itu, laki-laki itu membalikkan badannya, menatap tajam Robin yang berada dihadapannya.

"Mau apa kau? Menyakitiku?"Tanya Robin datar.

Laki-laki itu lalu berjalan mendekati Robin. Saat dia mendekat, Robin mengenali rambut hijau yang biasa dia lihat setiap malam, setiap dia bermimpi.

Robin menatap mata tajam laki-laki itu dan dia merasa dunia seakan menghilang disekitarnya, Robin tenggelam oleh tatapan tajam mata laki-laki didepannya ini, tatapan tajam yang begitu memabukkan.

Robin tidak tahu siapa laki-laki didepannya ini, tetapi pada saat yang sama, Robin merasa seperti sudah mengenalnya lama.

"Aku tidak akan pernah menyakitimu, Robin. Tidak akan pernah."Ucap laki-laki.

Lalu laki-laki itu melingkarkan sebelah tangannya dipinggang ramping Robin, dan kemudian menarik tubuh mendekat.

Laki-laki itu lalu menabrakkan bibirnya ke bibir Robin, dan kemudian melumat bibir Robin dalam.

'DRRRRIINGGGG... DRRRRIIINGGGG... DRRRIIINGGGG.'

Robin perlahan membuka matanya saat mendengar jam wekernya yang berbunyi nyaring.

'Ternyata hanya mimpi.'Pikir Robin.

"Jam berapa sekarang?"Gumam Robin sambil melirik jam yang ada dimeja kecil disamping tempat tidurnya.

Robin lalu bangun terduduk, dan kemudian merentangkan tangannya untuk melemaskan tubuhnya yang kaku karna tidur.

Robin terdiam, berpikir tentang kenangan mimpinya.

DestinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang