Ni

826 38 30
                                    

Zoro melihat Sanji mendesah malas mendengar perkataannya.

Zoro lalu mengambil sebatang rokok dari saku celananya dan kemudian menyalakan rokok tersebut.

"Hei, marimo, aku pikir kita tidak boleh merokok!"Ucap Sanji kesal.

"Aku tidak suka dengan Kid."Ucap Zoro sambil menghembuskan asap rokok dan melemparkan rokok dan korek pada Sanji.

"Kakek buyutku menciptakan geng ini untuk membiayai keluarga kami. Kami harus melindungi anggota kami dan, karena Serpentins mendapatkan lebih banyak kekuatan, aku harus menghentikan mereka. Harus hanya ada satu Kapten dikota Grand Line, dan itu adalah aku."Ucap Zoro dengan egoisnya.

(Kenapa karakter Zoro disini jadi terlihat seperti Luffy?!)

"Kid terlalu keras kepala dan impulsif untuk menjadi seorang pemimpin."Lanjut Zoro sambil menatap ketiga anak buahnya atau bisa dibilang prajuritnya.

'Ketika hidupmu dan para prajuritmu bergantung padamu, kau harus sedingin es.'Pikir Zoro mennanamkan pikiran itu didalam dirinya.

Pikiran seperti itulah yang di selalu dia katakan pada dirinya sendiri setiap hari.

Zoro menatap Luffy, yang berdiri di depan sofa seperti prajurit yang menunggu untuk ditembak, menatapku dengan kebingungan dan kebodohan.

"Zoro, apa pun yang kau putuskan, kami akan melakukan apa yang kau putuskan. Mari kita mengalahkan Kid dan menemukan kalung itu sebelum dia shishishi."Ucap Luffy sambil tersenyum lebar.

Zoro lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sanji, satu-satunya yang memiliki keberanian untuk mengutarakan pikirannya yang berbeda didepannya, menyilangkan lengannya dan mengangkat alis keritingnya itu sambil menatapku dengan ragu dan tak senang.

"Marimo, jika aku terbunuh karena kebencianmu untuk Kid, aku bersumpah hantuku akan memburumu sampai kau mati tersiksa."Ucap Sanji tak senang.

Zoro menghela napasnya mendengar itu. Jujur saja, disini ceritanya Sanji adalah tangan kanannya Zoro.

Meskipun Zoro mempercayai semua prajuritnya, akan tetapi hanya ada satu dari mereka bertiga yang paling Zoto percayai, dan yang satu itu adalah Sanji.

Sanji juga satu-satunya prajuritnya yang memiliki keberanian dan kekuatan untuk melawan rencana Zoro.

Zoro dan Sanji dulu selalu mempunyai pikiran yang sama dan dekat, sampai akhirnya ketika hari itu terjadi.

Hari yang mengacaukan segalanya dan membuat 'dia' mati.

Meski malas mengutarakan fakta ini, akan tetapi Zoro berutang budi pada Sanji.

"Jangan khawatir, alis keriting, kau sudah berhasil memburuku."Ucap Zoro tersenyum kecil saat mengingat masa lalunya itu.

Sanji terdiam sambil menatap Zoro sesaat, lalu dia menghela napasnya.

"Mari kita cari kalung sialan ini."Ucap Sanji.

Sanji menjulurkan kepalan tangannya ke arah Zoro. Zoropun juga menjulurkan kepalanya ke arah Sanji. Merekapun menabrakkan kepalan tangan mereka sebagai tanda persahabatan.

"Aku memiliki beberapa panggilan yang harus dilakukan untuk pengiriman narkoba. Sementara aku melakukan perkerjaanku itu, kalian bisa menyiapkan senjata dan pakaian untuk malam ini."Ucap Zoro lalu diapun kemudian berjalan pergi.

'Aku butuh waktu sendirian. Otakku mulai berpikir tentang masa laluku dan tidak ada yang lebih aku benci selain hal itu.'Pikir Zoro.

* * *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang