pulang

22 5 0
                                    




Alisa, gadis berkuncir itu menatap lekat-lekat papan tulis dan seorang laki-laki yang di yakini adalah wali kelas MIPA2, Pak Anton yang sedang menjelaskan tentang apalah itu, pembentukan organisasi kelas? Ya mungkin semacam itu.

"Siapa yang ingin jadi ketua kelas?"

Kalimat yang muncul selalu muncul setelah kenaikan kelas, sama saja, membosankan. Tak ada yang menjawab, semua hanya diam melihat ke arah guru mereka, sepi, sunyi.

Alisa sedikit malu tentang kejadian tadi, dia menceritakanya kepada mina, dan mina hanya tertawa menikmati cerita alisa yang menurutnya lucu, yang lebih parah anak yang membangunkan alisa adalah 'ethan' anak osis yang juga teman sekelasnya sekarang.

"Begini saja, kalian mengajukan calon nanti kalian pilih saja biar demokratis"

Semua menyetujinya, calon ketua kelas ada 6, alisa juga masuk kedalamnya, mina yang menujuk namanya untuk menyalonkan diri menjadi ketua kelas, boro-boro menjadi ketua kelas, alisa saja tidak minat masuk ke organisasi sekolah, dia hanya ikut pmr, itupun paksaan.

Semua murid menulis nama nama yang mereka yakini bisa menyandang gelar ketua kelas, kertas itu di kumpulkan dan di bacakan di depan kelas.

Ethan : 10
Fani : 2
Gavi : 3
Nafal : 2
Alisa : 9
Shella : 8

Alisa berdecak sebal, dia otomatis akan menjadi wakil ketua, benar?

"silahkan untuk pengurus kelas maju ke depan"

"sial, wakil"

Sorak soray membisingi seisi kelas yang dihentikan oleh seruan pak anton. Alisa dengan malas mengucapkan terima kasih karena telah mempercayainya menjadi wakil ketua, untuk apa? Harusnya dia marah karena mereka telah memilihnya, sementara yang lain? Tetap gembira kecuali gadis bernama fani, ekspresinya sama persis dengan alisa, siapa dia?

"Ya silakan duduk kembali"
"Karena ini hari pertama, maka hari ini jam kosong"

Laki-laki berumur 42 tahun itu pergi meninggalkan kelas diisi oleh sorak sorak dari teman-teman alisa yang membisingi kelas, mina teman duduknya memberikan segelas es kesukaan alisa agar bisa mengembalikan mood alisa,mungkin.

Benar saja dia menghabiskan minumanya dan langsung jalan-jalan dari meja ke meja, melihat apa yang teman temanya lakukan dan bercanda dengan teman sekelasnya. Alisa memang anak yang gampang berubah moodnya, jangan salahkan dia bila tiba-tiba dia cemberut lalu kemudian tertawa, itu memang sifatnya.

Alisa bercengkrama dengan fani, bu bendahara kelas. Dia tak seburuk apa yang dipikirkan alisa, mungkin sangat jauh dari apa yang di pikirkan alisa.

"Tadi gue kekantin, beli batagor buat si bunga, terus gue tambahin tuh sambel 5 sendok, mabok dianya"

Ucapnya diiringi tawa nyaring, bunga juga ikut tertawa melihat tingkah fani. Sementara mina asik berbicara dengan dhita, kurasa mereka akan bertambah dekat, dan lagi aku tidak terlalu suka dengan dhita.sedikit.

  🐦🐦🐦

Bel istirahat kembali berbunyi, siswa-siswa berhamburan dari kelas menuju kantin, alisa berjalan santai ditemani dengan mina dan. Kau tau, dhita.

"al, masa gue dikatain bego sama anak sebelah"

"lu kan emang bego dhit"

"ngaku ngaku polos, taunya bego"

Alisa, dhita, dan mina tertawa riang dengan wajah polos mereka.
Saat sampai di kantin mereka terkejut, yap, tidak ada tempat duduk yang tersisa.

Fake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang