semua tentang hujan

20 3 0
                                    

Bel telah berbunyi, alisa tak bisa fokus pada pelajaran karena peristiwa tadi.

Flashback

Alisa berbalik, langsung berhadapan dengan laki-laki yang membisikinya, dia begitu dekat, nafas keduanya saling bertabrakan, atmosfer disekitar mereka tiba tiba menjadi sangat dingin.

"BANG DANIEL!!!"

Musnahkan saja kakak laknatnya itu, dia bisa gila karenanya, kau tau? Seisi kelas melihat kejadian itu, belum lagi orang-orang yang melihat kejadian itu, membuat alisa memikirkan apa yang akan orang lain pikirkan tentangnya.

Flashback end.

Alisa bukan orang yang acuh dengan pendapat orang lain padanya, alisa takut di benci, di caci maki, di kucilkan dan di bully.

Alisa takut itu terjadi padanya, terlebih lagi fakta bahwa Daniel, kakaknya incaran wanita wanita sekolah. Orang-orang tak tau mereka adalah kakak beradik, dan memang mereka tak pernah dekat saat disekolah.

"Ga kekantin al?" perkataan mina membuyarkan lamunanya, alisa benar-benar takut apa yang orang lain pikirkan tentangnya, ia begitu takut 'sendirian'.

"Gak bakal ada apa-apa kan ya?"

"Ga, udah lah lo kan masih ada gue, gabakal ada apa apa kok"

Perkataan temanya itu membuat alisa tersenyum, ia tak kan sendirian. Pikirnya.

Benar, kini yang alisa khawatirkan jadi kenyataan.

Saat alisa dan mina memasuki kantin langsung di sambut dengan tatapan tajam para penghuni kantin, tidak semua, tapi sebagian. Tak lupa diikuti dengan bisikan sinis orang orang.

'oh bang daniel, ini salahmu'batin alisa

Mina menyuruh alisa untuk tetap tenang dan duduk, wajah alisa memang tenang tapi tidak dengan hatinya, ia tak mau duduk.

Alisa yang memesan makanan, bisikan sinis para penghuni kantin memenuhi telinganya, tak bisa baginya sekali saja tidak memperdulikan pandangan orang lain, tolong lah ia tak tahan.

Ia ingin bernafas lega, pesananya siap, dia akan makan dengan mina, dan semuanya selesai pikirnya.

Tidak semulus itu ferguso-author.
/plak

Seseorang menabraknya, membuat alisa terjatuh lengkap dengan bakso panas yang mengguyur tubuhnya.

Mina langsung bangkit dari tempat duduknya dan membantu alisa berdiri, kuah bakso panas yang mengguyur tubuh alisa membuat alisa meringis kesakitan.

"Eh lo siapa berani deket-deket daniel!?" bentak cewe ber namtag veronica agnia, dia tak sendiri tentunya, dia membawa antek-anteknya, kampungan.

Veronica, anak kelas 12, seangkatan dengan kakaknya, dia dan gengnya terkenal dengan bullyingnya yang sadis, dia ga peduli apapun, yang penting keinginanya terpenuhi termasuk membully kelas rendah untuk kesenangan semata.

Dia menyukai kakak alisa, dengar-dengar, tapi yang pasti bang daniel ga mungkin suka sama petindas kampungan kaya dia, contohnya.

"EH BANGSAT, LO GADENGER GUE NGOMONG APA!?LO BUDEK?BISU JUGA?! LO SIAPANYA DANIEL BANGSAT"

Dia menarik rambut alisa, alisa meringis kesakitan, orang-orang dikantin hanya diam termasuk mina.

'Mina bohong'

"KA VERONICA, LEPASIN ALISA"

Dia, ethan:)

"oh ga cuma daniel tapi lo juga deketin ethan?!JALANG"

Brakk...

"Lo pikir lo siapa ngatain temen gue jalang?! , sebucin apa lo sama daniel sampe bully orang gini?! Cih, kaya daniel mau aja sama lo.hahaha"

Bukan itu bukan mina, dia fani, dia bawa guru bk di belakanganya, dia kelihatan keren banget, pikir alisa.

"VERONICA, KAMU IKUT IBU SEKARANG! BAWA JUGA ANTEK-ANTEK KAMU"

'bangsat' ya itulah kata kata yang bisa alisa lihat dari mulut veronica.

🐦🐦🐦

Berbaring tubuh alisa di salah satu kasur kecil di ruangan tersebut,uks.

Tenang saja ethan meminjamkan hoodienya, tak mungkin alisa tetap memakai bajunya, itu kotor dan bau.

"Al udah baikan?" ethan yang baru masuk ruangan langsung memeriksa keadaan 'teman' yang satu itu.

"Lah emng gue kenapa? Gue aja ga kenapa²" alisa berbohong, dia jadi suka berbohong akhir-akhir ini, dia masih takut, dia begitu lemah untuk berada diantara orang-orang kuat dia tak punya taring untuk melawan mereka semua.

Harus alisa akui ia butuh pelukan

"Bener ga papa"

"iya udah, bentar lagi bel bunyi, balik kekelas aja gue juga lagi pengen sendirian"

Alisa meyakinkan ethan keadaanya memang baik-baik saja, ia tengah menatap kosong keluar jendela, menatap langit mendung yang tak kunjung turun hujan.

Earphone dan ponsel yang tergeletak di meja uks, membuat alisa bangkit, ia tau itu ponsel miliknya. Segera alisa menyambungkan earphone ke ponsel dan telinganya.

Bukan untuk mendengarkan lagu, dia membuka aplikasi khusus untuk mendengarkan suara hujan, ia begitu mengagumi suara hujan, alisa merindukan hujan, suara hujan, sensasi air hujan yang mengguyur dirinya.

Semua tentang hujan.

Alisa menutup kedua matanya, menikmati suara tetesan-tetesan hujan yang ia dengar di telinganya,
Namun, suara hujanya makin terdengar sangat deras, padahal alisa hanya mendengarkan hujan gerimis di earphone nya bukan hujan deras.

Ia melihat ke jendela, hujan turun dengan sangat deras, tepat dengan bunyi bel pulang sekolah, apa alisa terlalu terlelap, mungkin.

Alisa melihat satu persatu temanya masuk ke ruangan bercat putih itu.
Dari mina, fani, dhita, bunga, ethan. Dia tersenyum melihat temanya datang terutama karena ethan juga datang, namun senyumnya luntur melihat orang terakhir di belakang ethan.

Daniel.

Ya, sejak kapan dia jadi begitu sebal melihat kakak laki-lakinya itu, alisa rasa kakaknya tau masalah yang dialaminya.

Daniel langsung membanjiri alisa dengan banyak pertanyaan dan permintaan maaf tentunya, yah melihat wajah polos daniel membuat alisa tak enak, tapi ya tetap saja ia masih kesal pada saudaranya itu.

"Pulang sama gue yuk al, gue bawa mobil" tawar ethan, ethan memang termasuk orang berada.

"Sama gue aja al" itu bang daniel

Alisa kan bawa motor, jadi gamungkin dia ikut mereka berdua, diluar masih turun hujan, alangkah baiknya ikut ethan tapi alisa begitu merindukan hujan, dan semuanya.

"Gue bawa motor kok, pulang aja sonoh sendiri-sendiri"

"tapi kan diluar hujan al, ya kali lu mau hujan hujanan,tar lu sakit"mina

"Hujan baik kok sama gue, dia ga bakal nyakitin gue"

Alisa mengatakan itu sambil tersenyum lebar mengambil tasnya yang ada di tangan fani, lari, pergi meninggalkan teman-temanya.

"Dia pasti rindu hujan"gumam daniel, kakaknya.

Maaf ya telat hehe,
Nana typing sesuai mood ya gini~




Fake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang