hola

6 1 0
                                    

Terdapat sebuah kisah sebagai tanda kasih yang sengaja kutuliskan untuk setiap jiwa yang merasa letih.

Dalam kisah ini, disebutkan bahwa ada seorang tokoh utama, yakni seseorang dengan jiwa tangguhnya.

Jiwa yang masih bertahan meski harus menjalani hidup dengan diterpa berbagai hal yang menyakitkan.

Teruntuk kamu, pemilik jiwa itu sekaligus tokoh utama dalam ceritaku, kuingin agar kamu melepas sejenak topeng yang kamu gunakan untuk menutupi wajahmu itu.

Sudah dilepas? Mengapa belum? Mengapa tidak mau? Memang apa yang salah dengan wajahmu?

Apakah kamu malu terhadap dunia karena sendu telah membuat senyuman indahmu raib seketika?

Apakah kamu malu karena ada bekas air mata yang masih tersisa pada pelupuk mata?

Apakah kamu takut jika orang lain berkomentar mengenai mata sembab akibat tangismu yang tak bisa kamu kendalikan berhari-hari lamanya?

Kamu tidak seharusnya malu. Memang apa yang salah dari perasaan seseorang ketika mereka sedang merasa tidak baik-baik saja? Tidak ada yang salah. Ketahuilah bahwa kamu berhak untuk merasa tidak baik-baik saja.

Aku ingat saat kamu berkata bahwa kamu membenci seseorang yang berdusta.

Katanya, kamu tidak suka terhadap orang yang berpura-pura. Kini, yang berpura-pura adalah kamu. Kamu berdusta pada dirimu, orang-orang di sekelilingmu, serta pada dunia.

Mungkin, memang benar. Rasa sedih tak sepatutnya diperlihatkan kepada semesta. Namun, hidup tak selamanya tentang rasa bahagia. Apalagi, rasa bahagia itu hanya pura-pura belaka.

Terkadang, menerima kenyataan bahwa kamu tidak baik-baik saja itu lebih mudah dibandingkan dengan berpura-pura bahagia di setiap harinya.

Sebenarnya, tak masalah jika kamu memilih untuk menutupi segalanya. Aku hanya berpesan bahwa kamu bisa saja merasa tidak baik-baik saja dan kamu boleh untuk tidak terus menerus menutupinya dari dunia.

Sehari saja, coba katakan pada dunia. Ceritakan keluh kesahmu pada langit biru di atas sana.

Teriakkan amarahmu pada ombak yang bergulung-gulung di pantai dekat tempat tinggalmu.

Tumpahkan segala kesedihanmu melalui coretan tinta pada secarik kertas. Atau jika kamu mau, berbagilah keluh kesahmu kepadaku.

Setidaknya saat kamu melakukan itu semua, itu berarti kamu tidak lagi berpura-pura. Kamu telah jujur bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja.

—a.l

QouteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang