aku dan habu hanya manusia yang dipertemukan dengan embel embel kebetulan..aneh ajaib atau?
sejak awal aku yang memulai percakapan tanpa tema aku yang memulai..
dan aku yang terlalu mengajak perasaanku ikutserta atau dia yang menyediakan tempat istimewa..
alat penghubung tanpa tatap muka..membuat aku dan habu semakin leluasa berbicara berdebat sekaligus bertukar rasa rindu..
rasa rindu? mana mungkin rindu menjalar diantara dua manusia yang hanya mengenal sebatas adik kelas dan kaka kelas masa aliyah..bertatap muka atau bertegur sapa saja sama sekali belum pernah..
ajaib bukan..dan setelah beberapa bulan percakapan masih berlanjut hingga dua manusia itu jadi pecandu rindu..
kupikir tak ada yang salah..
bulan berganti bulan hingga kerinduan tanpa alasan itu mengajak aku dan habu pada temu..
mana ada yang tak indah saat rindu dibayar temu..
tapi kenapa semakin lama justru kerinduan itu tak lagi istimewa kadang terasa hambar dan seperti menjadi penyakit kronis membuat cekat cekit dan rongga dada terasa sesak..atau aku dan habu sudah melakukan kesalahan?
ya aku dan habu memikirkan hal yang sama mungkin kami terlalu memanjakan rindu hingga kami lupa siapa pemilik rindu itu sebenarnya..
hingga kami lupa siapa yang memberi rasa rindu dihati kami..
atau kami bahkan lupa merindukan si pemilik rindu..
hingga bulan bulan terasa cepat sekali..
aku dan habu semakin jarang atau bahkan tidak sama sekali bertegur sapa..
dan apa yang membekas apa yang tertinggal disana..
aku masih saja menitipkan hatiku pada sang pemilik rindu untuk habu di lima waktu ku..
apa dia melakukan hal yang sama..
mungkin tidak..
aku tak pernah tau..
