Prolog

120 27 8
                                    


Bunyi 'bip-bib' dan embusan napas tenang gadis yang terbaring lemah di kasur rumah sakit, memenuhi ruangan yang sepi dan legang. Nyaris satu minggu gadis itu terbaring di situ. Menggunakan alat pernapasan untuk bertahan hidup dengan tangan yang diinfus.

Seorang gadis yang duduk termenung di kursi sisi ranjang, menatap pilu sosok gadis yang terbaring. Lalu matanya beralih ke garis statistik di monitor yang memantau detak jantung gadis tersebut.

"Maafin aku, Kak. Tapi aku nggak bisa sembunyiin ini lagi dari 'dia'. Aku nggak mau 'dia' berpikiran jelek tentang Kakak. Padahal kenyataannya nggak kayak gitu," kata gadis itu lirih, tangannya terulur meraih pergelangan tangan gadis yang dipanggilnya 'kakak' itu. Lalu menggenggamnya.

"Aku sayang sama Kakak, dan aku minta maaf lagi karena salama ini selalu membangkan sama Kakak. Biarpun aku tau, maksud Kakak itu buat kebaikanku sendiri."

Kemudian gadis itu berdiri, berderap keluar dari rawat inap. Di luar, dia mengeluarkan ponsel dari tas selempang dan menyalakannya. Tangannya mencari satu kontak yang tidak diberi nama, lalu memencet tombol dial speed.

Beberapa detik kemudian, nada menyambung terdengar.

"Halo?" sapa seseorang di seberang sana.

Gadis itu diam sejenak, mengumpulkan keberanian sebelum menjawab, "Kalo lo memang masih peduli sama kakak gue, dan mau tau alasan dia nyuruh lo putusin dia satu bulan lalu, sekarang juga lo ke sini. Gue kirim alamatnya lewat pesan."

Lalu gadis itu memutuskan panggilan secara sepihak, dan bergumam, "Udah saatnya alasan Kakak mutusin dia terungkap."

Holaa!!selamat membaca kakak-kakak😋jangan lupa vote and comment yaw😊 oiya ini adalah bagian baru dari revisi aku,heheh jadi maaf kalo ada perubahan.

See you next chapter😚

SomersaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang