1. Broken Hearted

73 21 12
                                    


"Aku nggak mau mutusin kamu, tapi aku mau kamu putusin aku. Jangan tanya alasannya, karena aku lebih baik menelan kawat duri daripada memberitahu alasanku ke kamu."

* * *

"Eh, eh, kelapangan yuk!" ajak seorang siswi kelas XI kepada gerombolan siswi satu kelasnya yang tengah duduk bergosip ria di kantin. Setelah berkata begitu, siswi itu lari tergesa-gesa menuju lapangan basket.

"Ada apa, ada apa?" Salah satu dari gerombolan siswi itu bertanya kepo.

"Mana gue tau! Udah ah, mending ke sana aja," balas salah-satu temannya dengan nada ketus.

Akhirnya mereka kompak berlari menuju lapangan. Setiba mereka di sana, lapangan sudah didesaki para murid. Siswi lebih mendominasi dibanding siswa yang hanya bisa dihitung jari.

"Ada apaan sih?" tanya salah satu dari gerombolan itu.

"Edgar mau putusin Viona!" jawab salah satu siswi dari kerumunan itu, semu di wajah siswi itu menunjukkan bahwa kabar ini lebih menyenangkan daripada mendapat tiket keluar Negeri.

Sontak saja gerombolan siswi, yang tak lain merupakan teman-teman kelas Edgar itu melotot tak percaya-sekaligus senang.

"WHAT?! SERIUS LO?"

"Ck, ngapain juga gue bohong," kata siswi yang ditanya itu kesal. "Lo liat aja sendiri, tuh!"

Entah siapa yang paling bahagia di antara kerumunan siswi itu ketika melihat Edgar dan Viona—sepasang kekasih yang sering disebut-sebut couple goals lantaran mereka sangat cocok dan sering tebar kemesraan—berdiri dalam jarak dekat, dengan amarah yang  terpancar jelas di wajah Edgar.

"Kalo ini mimpi, plis, jangan bangunin gue!" pekik salah satu siswi di kerumunan itu.

"Goblok, lo berpijak begitu malah ngira mimpi," timpal yang lainnya.

"Tapi sulit dipercaya tau, Viona si most wanted girl diputusin sama Edgar si kasanova!"

Bukan salah mereka jika terkejut pada kenyataan itu. Selama ini, Edgar dan Viona tidak pernah terlihat berselisih paham. Boro-boro bertengkar, saling berkata kasar saja sangat jarang. Tebar kemesraan? Tidak perlu ditanya, hampir setiap hari—kecuali hari Minggu—para siswi jomlo dibuat iri dan hanya bisa gigit jari melihat keromantisan Edgar pada Viona.

"Kita putus."

Ucapan tegas dengan emosi meluap-luap yang keluar dari bibir Edgar bagai senandung nada indah di telinga para siswi, demikian pula Viona.

Viona diam tenang di tempat. Tampak tidak syok atas keputusan Edgar yang tiba-tiba memutuskannya, tanpa alasan dan sebab pula.

Moment itu tak dibiarkan berlalu begitu saja oleh para siswi. Beberapa dari mereka dengan cepat mengeluarkan ponsel, kemudian merekam kejadian tersebut. Sebagian lagi merasa tidak repot melakukan live streaming.

Bagi para siswi, pemandangan itu serupa film komedi murahan yang biasa mereka tonton di serial tv. Tak sedikit dari mereka tertawa tertahan, bahkan ada yang dengan sengaja terbahak sembari berbisik, tapi lebih cocok dikatakan berseru.

"Akhirnya si Viona diputusin! Kesempatan gue deketin Edgar makin lapang, hahaha!"

Kenzie dan Vania—teman-teman Viona—yang kebetulan ada di sana, segera berderap mendekat dan Kenzie tanpa segan-segan langsung menjambak rambut siswi yang berkata barusan.

"Aw!" jerit siswi itu, kesakitan.

"Eh bitch! Berani banget lo ngomong gitu di depan Viona! Lo buta? Viona punya teman di sini!" Kenzie semakin mengukuhkan jambakan tangannya di rambut siswi tersebut.

SomersaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang