3. Boys Talk

39 14 16
                                    


"When your gone sometime ago, I missed you very much and often thought about you."

* * *

Siang ini begitu panas, seolah atmosfer di sekitar menipis. Bahkan, mendung belum juga menampakkan diri.

Di koridor kelas, tampak seorang cowok dengan perangai yang setengah urakan tapi keren berjalan masuk ke lapangan Tamarin High School.

Cowok itu adalah Edgar. Cowok yang memiliki sejuta pesona yang mampu membuat siapa pun—yang meski hanya meliriknya sekilas—langsung terpikat.

Edgar dan anggota tim Basketnya segera melakukan pemanasan sebelum latihan. Setelah melakukan pemanasan, Edgar mengambil bola basket yang dibawa oleh timnya.

Pak Asman, guru Olahraga sekaligus merangkap jadi pembina ekskul Basket, yang berdiri di pinggir lapangan sambil memegang map, berjalan mendekat ke kerumunan tim Edgar.

"Kalian harus latihan yang cukup hari ini. Karena bulan depan sekolah kita akan sparing dengan SMA Cakrawala. Bapak harap kalian bisa memenangkan pertandingan ini."

Kemudian Pak Asman melirik anak didiknya yang paling dia banggakan.

"Dan kamu, Edgar. Sebagai kapten Basket yang selama ini sudah mengharukan nama sekolah kita dengan prestasi yang kamu buat,jangan sia-siakan peluang emas ini."

Karena sedang tidak mood, Edgar hanya mengangguk. Pak Asman juga mengerti, Edgar memang sulit ditebak, sifatnya kadang-kadang berubah seperti anak perempuan. Terkadang bandel, terkadang dingin seperti es, dan terkadang juga murah senyum kepada semua penduduk Tamarin High School.

"Baik ,sekarang kalian silakan latihan. Saya akan pantau kalian dari pinggir lapangan," kata Pak Asman sambil berjalan kembali ke pinggir lapangan untuk berteduh, kemudian meniup peluit.

Priiittt!!!

Spontan sebagian siswi yang belum pulang dari sekolah pun berteriak histeris saat melihat Edgar mulai beraksi. Para siswi itu serta-merta Berkerumun di pinggir lapangan dengan pandangan tak lepas dari Edgar. Hal yang paling disukai oleh siswi-siswi itu ketika keringat mulai menetes di dahi dan pelipis Edgar, punggung basah dan rambut ikalnya yang nyentrik jadi berantakan, tapi berkesan seksi di mata para siswi yang kurang keteguhan hati.

"Ayo Edgar! Semangat!" teriak segerombolan siswi itu dari pinggir lapangan.

"Berasa nyaksiin Jefri Nichol lagi main basket, hiya-hiya...."

"Astaga! Suamiku makin hari makin joss aja, deh," gumam salah satu siswi ber-make up tebal.

"Udah. Jangan banyak halu lo pada. Viona yang cantik aja dicampakin, apalagi lo yang sehitam daki anoa," nyinyir salah satu teman siswi ber-make up tebal itu .

Seketika terdengar gelak tawa dari gerombolan itu.

Siswi ber-make up tebal tidak terima dinyinyir begitu, jadi dia balas berteriak, "Sesama daki gak usah nyinyir, plis!"

"Heh, kalian! Jangan berisik!" tegur Pak Asman.

Semegerombolan siswi itu pun diam,walaupun ada beberapa yang mencibir.

* * *

Di koridor lantai satu, seorang siswi tengah berjalan dengan tangan mendekap jurnal. Tak lain dan tak bukan adalah Salsa—sekretaris OSIS Tamarin High School—cewek cantik yang murah senyum dan terkenal baik hati, merupakan salah satu teman dekat Edgar.

Salsa mendekat ke salah satu siswi yang kebetulan barusaja keluar dari kerumunan siswi. "Eh, bentar."

Siswi itu menoleh. "Iya? Kenapa Kak?"

SomersaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang