|3| Duel

10K 400 4
                                    

Semuanya berubah,

Memutar balik arah dalam sekejap,

Secepat kedipan mata,

Sang takdir melesat meninggalkan luka,

Air mata ironis terus saja mendobrak keluar,

Entah untuk keberapa kalinya,

Baginya,

Hampa sudah hidup tak berujung,

Mengalaminya sebatang kara.

Kaki panjangnya yang telah mati rasa, tanpa henti membuat jejak langkah di tengah hujan badai. Tatapan matanya kosong dengan air mata yang menumupuk. Sungguh mengenaskan.

Pyarrr!

Suara petir menggelegar membuat tubuh rapuh itu tersentak kaget. Tatapannya yang kosong menatap jalanan sepi yang ada di hadapannya. Tangannya mengelus-elus dada karena detak jantungnya yang tidak karuan.

Srinta menepis kasar tangan Yura, “jangan sekali-kali kau menyentuh tanganku. CEPAT PERGI DARI SINI! AKU TIDAK MEMBUTUHKAN ANAK PEMBUNUH SEPERTIMU! DASAR BITCH!” teriak histeris Srinta. Tangisnya menggelegar dalam kesunyian mansion.

Srinta memeluk tubuh anak kesayangannya itu dengan air mata yang terus saja lolos dari tempatnya. "Keluar!" bentak mommy Yura lalu kembali menangis tersedu-sedu.

"Gue gak percaya, lo bisa ngelakuin perbuatan serendah ini." geram Raka dengan kedua tangan yang terkepal kuat.

"Daddy kecewa sama kamu, Ra." ujar daddy Yura, Gendra. Ia menatap nanar Yura dengan hembusan nafas berat.

Srinta menepis kasar tangan Yura, “jangan sekali-kali kau menyentuh tanganku. CEPAT PERGI DARI SINI! AKU TIDAK MEMBUTUHKAN ANAK PEMBUNUH SEPERTIMU! DASAR BITCH!” teriak histeris Srinta. Tangisnya menggelegar dalam kesunyian mansion.

Yura mencengkeram rambutnya. Tubuhnya berputar-putar mengikuti suara-suara terus muncul di pikirannya bagai radio rusak di kepalanya. Yura semakin meremas kencang rambutnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Srinta memeluk tubuh anak kesayangannya itu dengan air mata yang terus saja lolos dari tempatnya. "Keluar!" bentak mommy Yura lalu kembali menangis tersedu-sedu.

"Gue gak percaya, lo bisa ngelakuin perbuatan serendah ini." geram Raka dengan kedua tangan yang terkepal kuat.

"Daddy kecewa sama kamu, Ra." ujar daddy Yura, Gendra. Ia menatap nanar Yura dengan hembusan nafas berat.

“Keluar!”

"Gue gak percaya, lo bisa ngelakuin perbuatan serendah ini."

“jangan sekali-kali kau menyentuh tanganku. CEPAT PERGI DARI SINI! AKU TIDAK MEMBUTUHKAN ANAK PEMBUNUH SEPERTIMU! DASAR BITCH!”

"Daddy kecewa sama kamu, Ra."

"Arghhh!" Yura menjongkokkan tubuhnya dan menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangan. Meredam suara tangisnya yang kian semakin menjadi. Kini tidak hanya punggungnya, tapi seluruh tubuhnya bergetar hebat.

Hatinya teramat sakit, seakan tengah menjadi sasaran busur panah yang datang menerkam hati rapuhnya tanpa ampun. Memori itu, umpatan dan kekecewaan dari orang-orang yang ia sayangi, tak kenal lelah menghantuinya untuk sekedar menyiksa batinnya. Ia membenci dirinya! Kenapa tidak dia saja yang terkena luka tusukan itu? Kenapa? Dia tidak suka melihat kakak kesayangannya terluka! Dia juga tidak ingin keluarga yang sangat disayanginya kini begitu membencinya.

Strong Girl and Misteriosly Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang