IX. REALITY

1.3K 117 2
                                    

Granada, Spanyol.

Setelah menempuh waktu 20 jam dari Seoul, suga sampai ke Granada. Dia segera menuju mobil hitam mengkilap yang ditunggu oleh pemuda berambut hitam dan kacamata hitam.

"Lama tak jumpa A.D", sapa pemuda itu.

"Yeah, 2 tahun waktu yang cukup lama bukan? J-hope atau kupanggil Jung Hoseok?", Jawab Suga.

"Yeah, kurasa J-hope lebih baik atau mungkin hobie?", Kekeh lelaki itu sambil membukakan pintu untuk si manis dan berganti menuju ke kursi kemudi.

"Sudah lah, aku lelah. Tolong lebih cepat sampai", Taeyong menyahut dengan muka lelah kursi belakang.

Mereka berdua hanya terkekeh lalu menuju Alhambra. Bukan ke istana yang terkenal itu tapi menuju ke salah satu hostel disana.

Selama perjalanan Suga tidak ingin tidur, otaknya tidak menginginkan sebuah istirahat tapi menginginkan kematian. Kematian Park Jimin, dan juga keluarga sialan itu. Sebenarnya ia tidak mau membunuh Jimin. Cinta tumbuh di hatinya saat bertemu secara aneh di kamar mandi malam itu. Tapi logika memutar balikkan fakta bahwa dia adalah mafia yang sedang berpura pura. Ya malam setelah pergumulan itu dia mendengar semuanya, walau dia tahu Jimin seorang mafia saat melihat tatto di punggungnya bukan saat mendengar percakapan Jimin dengan keluarganya tapi tatto itu sengaja ditutupi oleh sesuatu namun saat mereka bercinta tatto muncul entah karena keringat Jimin atau apa. Gambar sebuah tulisan latin J terlihat samar samar muncul dipunggungnya dan itu adalah tatto pemimpin mafia kejam di Seoul. Entah bodoh atau bagaimana Jimin tidak menyadari dia pergi di pagi itu, tapi Suga yakin seorang mafia tidak akan seceroboh itu. Dan Min Yoongi tidak sebodoh itu untuk dikelabui.

Pergumulan malam itu adalah sisi liar Suga, dan bukti dia sungguh mencintai Jimin. Cinta yang tumbuh dengan hal sepele. Suga terlalu mudah jatuh cinta. Dan malam itu juga cintanya tersampaikan begitu pula perpisahan terselip diantara desahan yang mendominasi kamar.

Suga tidak ingin menangis, pergumulan mapam itu sudah cukup baginya. Ya inilah pilihannya.

Hoseok melirik suga yang terdiam melamun memandangi pemandangan, dia tahu Suga tidak melihatnya dengan benar.

Dia hanya menghela nafasnya dan kembali melihat kalau lampu merah sudah kembali berubah.

Perjalanan menuju alhambra dipenuhi kesunyian, tidak ada yang memulai percakapan hanya terdengar lagu dari radio yang diputar hoseok dengan sengaja yang menemani.

"Teman teman kita sudah sampai, aku merubah rute kita karena aku melihat beberapa anak buah mafia berkeliaran"

Suga dan Taeyong membuka mata mereka perlahan dan segera pergi menuju hostel. Hostel yang kecil dengan beberapa rumput dan bunga hias menempeli sisi sisinya. Lampu jalan yang remang remang menambah kesan indah namun juga seram.
Mereka segera masuk dan disambut ramah oleh pemiliknya. Hoseok mengangguk dan menuntun jalan ke lantai atas. Hostel ini tidak ada lift dengan 6 lantai, jadi jalan satu satunya adalah tangga.

"Langsung saja apa rencananya A.D atau suga?" Tanya Taeyong.

"Simple saja kita hanya akan berburu, disini akan memancing lelaki itu dan hap selesai" jawab Suga santai.

"Kurasa tak semudah itu lalu bagaimana dengan keluarga itu?", Hoseok giliran menimpali.

"Keluarga itu akan mati sebentar lagi", Suga acuh melanjutkan membuka cemilan favoritnya.

"Maksudnya? Kurasa, ini sudah terencana sejak lama olehmu", Taeyong berubah serius menegakkan tubuhnya.

"Ya racun itu perlahan menggerogoti tubuh mereka. Dokter pun tidak akan tau karena tidak ada yang curiga kalau makanan itu teracuni. Toh anak mereka yang memasak yaitu aku", Suga terkekeh dengan jawabannya.

"Mereka itu busuk, tertutupi cover keluarga bahagia. Mereka yang merawatku tapi mereka juga yang ingin menghancurkanku. Dia ingin aku menikah dengan mafia itu agar beban mereka hilang. Dan aku lah beban itu. Mereka sudah muak melihatku begitulah kata mereka, jadi untuk apa berbelas kasihan juga." Suga tertawa keras, sampai sudut matanya mengalirkan air mata. Berlanjut dengan tangisan, namun mulutnya terbuka menunjukkan gelak tawa.

"Kau gila", ucap Taeyong sembari menghidupkan rokok dimulutnya. Dan menghisap asap hasil tembakau yang telah terbakar oleh api.

"Aku bahkan sudah gila dari dulu, bahkan dari kecil kau tau itu kan. Dan makin menjadi saat kematian kakakku", Suga kembali tergelak memukul  Hoseok disampingnya.

"Terapimu tidak berhasil kan Yoon? Jangan tanya aku tahu dari mana karena aku mendapatkan informasi itu dari bawahanku. Dan tentang racun yang kau minta, aku tak tau itu akan bereaksi berapa jam setelah diminum. Kau tak harus melakukan ini Yoon", Hoseok berkata dengan memegang tangan Suga yang mulai dingin, basah karena air mata yang entah karena perasaan sedih atau bahagia.

Suga termenung saat itu, Taeyong sudah pergi turun ke bawah membuat mie instan dan tahu diri juga dia bisa menjadi obat nyamuk dalam situasi ini. Suga tahu perasaan Hoseok selama ini. Ya Hoseok jatuh cinta padanya ketika bertemu dengan keadaan Suga yang setengah sekarat di jalan. Dia merawat Suga dan menjaganya dari kematian baik teror maupun kematian yang di sengaja oleh Suga sendiri. Lalu tak lama Hoseok menyatakan perasaan itu dan itu terjadi jauh jauh hari sebelum dia bertemu Jimin. Namun Suga tak pantas dicintai oleh Hoseok, dia gila otaknya tak waras tempramennya juga mulai buruk. Dia tak mau membangun sebuah ikatan lalu nantinya anaknya akan dia perlakukan tidak baik olehnya, dia tidak mau anaknya gila dan menjadi seperti dia.

Suga hanya melepas genggaman tangan hoseok, dan menuju kasur yang lusuh dan memilih tidur.

Di tempat lain..

Pagi setelah Suga meninggalkan Korea dan meninggalkan stick note di kulkas. Rumah keluarga Kim kacau balau, Jimin yang mendumel membawa handgun miliknya sembari menunjuk anak buahnya yang tidak becus mencari kitten miliknya.

Ya Jimin punya tempramen yang buruk, tatto yang tersebar di lengannya dan lehernya muncul lagi karena saat Suga disini dia menyembunyikannya dengan foundation milik mama baek yang dia curi.

"Sialan, kalian kerja atau bermain dengan hidup kalian ha ? Sampah tidak berguna. Kalian mau aku lenyapkan dari dunia ha ?" Jimin membentak para bawahannya sembari terus menunjuk mereka dengan handgunnya.

Jin selaku pemilik rumah mulai kesal, rumahnya menjadi ramai dan berantakan. Dia ingin marah namun dia memilih diam. Dia melirik Namjoon yang duduk menikmati rokok yang terselip dimulutnya dan melihat Jimin marah marah dengan mengumpati para bawahannya. Mereka berdua tidak mau ikut campur, toh selain beresiko juga mereka malas. Menjadi penonton itu cukup menarik, anak mereka Taehyung sudah dia peringatkan juga. Dia sudah mentoleransi kalau dia mencari infomarsi untuk Jimin kemarin malam tapi sampai menjadi membantunya lagi Jin akan menembak kepala bodoh anaknya itu.

Jin tidak akan berbaik hati pada siapa pun, keramahan palsu saat Suga disini membuatnya muak. Kalau bukan rencana Chanyeol dia tidak akan mau, karena tentu saja semua hal ini tidak gratis dia dibayar dengan bayaran yang sepadan dengan semuanya. Skenario tidak bermutu milik Chanyeol benar benar menggelikan.

Lalu dikediaman keluarga Min dikejutkan oleh kematian pemilim rumah dengan keadaan mengenaskan, sang istri meninggal dengan mulut mengeluarkan darah dan sang suami serangan jantung setelah melihat sang istri bersimbah darah.

Para pelayan terkejut dan takut kalau mereka menjadi target selanjutnya.

Kepala pelayan hanya terdiam seakan menunggu sesorang. Lalu muncul 2 lelaki berbaju hitam bersarung tangan karet hitam muncul. Salah satunya memberi kode kepada pemilik pelayan dan dibalas anggukan olehnya.

Dan tak lama drama kematian akan menjadi topik heboh di masyarakat Korea keesokannya. Dan Suga yang ada Granada tertawa lalu menutup halaman web berita tersebut.

"Seperti yang aku bilang semuanya lancar, dan kalian hanya perlu bantu aku buat ngebunuh Jimin doang. Kalian akan membantuku dari belakang jadi.









Mohon bantuannya hobie dan Taeyong. Tinggal satu penyulut api yang harus dibunuh"

Tbc...

Satu chap dan end

Seperti biasa kalau menganggap cerita ini menarik silahkan vote boleh ditambah komennya juga dan kalau cerita membosankan silahkan jadi sider atau tinggalin aja cerita ini. Thanks

KONDOM (minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang