About You

9K 986 167
                                    

Mengenalmu lebih dekat, rasa suka ku bertambah. Mengetahui tentangmu lebih banyak, aku semakin tak ingin berpisah.

.

.

.

Deru ombak membuka selimut pagi. Hembusan angin bergoyang-goyang diantara helai daun kelapa menambah nuansa dini hari.

Mark mengerjapkan matanya kala sebersit cahaya menembus tirai putih jendela kamar. Mark menggerakkan kepala beberapa kali ke kiri dan ke kanan. Kemudian ia meraih ponsel di meja nakas sebelah kanannya. Ia mengecek waktu dan menghela nafas pelan ketika mendapati masih pukul 5 pagi.

Sungguh, serajin apapun Mark, ia tidak pernah bangun sepagi ini. Biasanya ia bangun sekitar jam 6. Mungkin karena tidurnya terlalu lenyak sehingga ia pun terbangun lebih cepat.

Merasa ada yang memberati lengan kirinya, Mark menoleh dan menemukan Haechan masih tertidur. Mengingat Haechan, seulas senyuman terukir di bibir tipis Mark.

"Kehadiranmu benar-benar sangat berpengaruh padaku." Mark memposisikan dirinya menyamping ke arah Haechan. Tangan kanannya ia julurkan untuk mengelus rambut coklat madu milik Haechan.

Mark rasa Haechan adalah alasan ia tertidur nyenyak dan terbangun lebih cepat dari pada jam biologisnya.

Tapi Mark tidak keberatan akan hal itu. Sama sekali tidak. Justru ia menyukainya. Jika bisa ia ingin setiap hari Haechan menemaninya tidur.

Mark terkekeh dengan pemikirannya sendiri. Tapi dia serius seandainya Haechan sepemikiran dengannya.

Masih memandangi wajah tidur Haechan, Mark meneliti satu persatu bagian paras bocah yang tertidur pulas. Fokus pertama Mark langsung tertuju pada bibir Haechan.

Garis bibir, bentuk, warna, terlihat begitu indah. Bahkan pada saat teetidur begini pun, bibir Haechan sangat menarik atensi Mark. Celah kecil diantara belah bibir Haechan semakin menarik Mark untuk tidak melepaskan pandangannya.

Perlahan Mark mengelus bibir bawah Haechan. Lembut. Kenyal. Mark tergoda untuk mencicipinya. Namun ia tau jika itu tidak sopan dan salah-salah Haechan bisa marah padanya. Jadi Mark menahan dirinya sebisa mungkin. Tapi dalam hati Mark berjanji suatu saat ia akan mendapatkan bibir itu. 😎

"Izinkan aku mengenalmu lebih lagi, Chan. Lebih dari hanya partner. Bahkan jika bisa lebih dari teman." Bisik Mark dengan suara masih serau.

Mark masih melanjutkan kegiatan mengamati Haechan. Waktu terus berlalu sampai tiba-tiba dering alarm dari belakang Haechan terdengar.

Mark terkaget. Sementara itu Haechan menggeliat perlahan. Bocah populer di sekolahnya itu merenggangkan tangannya ke atas. Kemudian menggeliatkan tubuhnya. Akibatnya kaos yang digunakannya terangkat ke atas, memperlihatkan garis pinggang ramping miliknya. Lekuk tubuh Haechan. Mark tertegun melihat itu.

"Eungghh."

'sialan, kenapa dia melenguh.' batin Mark. Sontak saja kegiatan yang tidak disadari Haechan itu membuat pagi Mark 'up' seketika.

"Aghrrh." Mark berlari ke kamar mandi.

Haechan yang baru setengah sadar terperanjat dan kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Ada apa dengan Mark?" Tanyanya pada diri sendiri.

Sementara dari arah kamar mandi terdengar teriakan Mark yang diakhiri erangan lega. Haechan lagi-lagi kebingungan tidak paham.

.

.

.

Pukul 7 pagi. Mark dan Haechan sudah rapi dengan seragam sekolah. Aura keduanya terpancar, menyilaukan. Padahal mereka hanya mengenakan seragam, tapi memang visual keduanya tidak bisa dibantah.

My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang