Ichi

638 48 4
                                    

Halo semuanya. Mari kita perkenalkan peran utama dicerita ini, namanya adalah Nami dan selamat datang di apartemen mewahnya......

"HA! Atau tidak."Gumam Nami sambil memutar bola matanya malas.

Namipun lalu dengan malas berjalan ke arah apartemennya yang begitu kumuh.

"Aku pulang."Ucap Nami dengan malasnya memasuki kamar apartemennya.

"Hei, Nami. Kau kehabisan roti."Ucap Perona menyambutnya sambil memakan roti yang sebenarnya itu milik Nami.

Namipun langsung melipat kedua tangannya didada dan menatap Perona dengan tatapan kesal.

"Kau juga kehabisan es krim."Ucap Perona dengan watados memberi tahu kalau es krim yang sebenarnya punya Nami juga telah dihabisinya.

Nami semakin memandang Perona dengan kesalnya.

"Tolong lain kali kalau beli es krim yang rasanya strawberry, aku tidak terlalu suka yang rasa jeruk."Ucap Perona yang dengan kurang ajarnya malah memesan.

Nami memandang kesal Perona, dan Perona hanya memandangnya santai dan jenaka.

"Bye."Ucap Perona lagi lalu berjalan pergi dari hadapan Nami.

Nami menghela napasnya untuk mengatur emosinya agar tidak meledak keluar dan ini sangat jarang sekali untuk dilakukan oleh seorang Nami yang selalu emosi.

Kalian mungkin bertanya-tanya bagaimana Nami bisa tinggal ditempat yang kumuh begini.

Itu tadi yang berbicara adalah teman sekamarnya Nami, Perona.

Nami dalam beberapa bulan ini sudah memasuki tahun ketiga kuliahnya dan Nami begitu membencinya.

Tahun ketiga ini memiliki mata kuliah yang semakin sulit dan dirinya hampir menyerah pada kuliah ini.

(Okay, harus diakui yang diatas hanyalah keluhan author yang memang sedang kuliah ditahun ketiga.)

Nami bangkrut dan stres sepanjang waktu, dan kemudian Nami harus tinggal di apartemen jelek ini untuk menghemat uangnya.

Sebenarnya, Nami tidak tertarik untuk kuliah, tetapi orangtuanya begitu memaksanya untuk kuliah.

Tapi yang harus Author katakan sekarang adalah Perona begitu beruntung, karna Nami sampai sekarang belum pernah menghajarnya meskipun terus bersikap menyebalkan seperti itu.

"Aku ingin pulang."Gumam Nami yang sebal dengan tingkah Perona.

Namipun lalu berjalan keluar dari kamar apartemen kumuhnya itu dan kemudian memasuki mobilnya untuk pergi ke rumahnya yang berada di kota East Blue.

Perlu kalian tau, Nami kuliah di kota Grandline dan harus memakan waktu dua jam lamanya untuk perjalanan dari Grandline ke East Blue.

* * *

Sesampainya didepan rumahnya.

Nami langsung turun dari mobilnya.

"Home sweet home."Gumam Nami tersenyum senang.

Rumah Nami itu hanyalah rumah kecil yang begitu sederhana.

"Aku pulang."Teriak Nami sambil berjalan memasuki rumahnya.

Nami mendapati kalau tidak ada siapapun saat dia memasuki rumahnya.

"Halo? Apakah ada orang di rumah?"Teriak Nami.

Lalu Nami melihat mamanya berjalan cepat mendekatinya.

"Oh, hei ma."Sapa Nami pada mamanya.

"Hai, sayang. Senang bertemu denganmu."Ucap mamanya Nami sambil memeluk tubuh Nami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rising StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang